Crypto

5 Dugaan Penyebab Kebangkrutan Bursa Kripto FTX

5 Dugaan Penyebab Kebangkrutan Bursa Kripto FTX

5 Dugaan Penyebab Kebangkrutan Bursa Kripto FTX

Diberitakan sebelumnya, pendiri bursa kripto FTX yakni Sam Bankman-Fried diberitakan telah ditangkap pada hari Senin (12/12/2022) atas perintah jaksa Amerika Serikat (AS). Sebelumnya ia tegas membantah tuduhan telah melakukan penipuan kripto. Namun sehari setelah penangkapan, jaksa federal dan regulator membuka puluhan halaman file yang menuduh ia telah melakukan penipuan sejak lama.

The New York Times melaporkan bahwa Bankman-Fried menghadapi tuduhan penipuan dan pencucian uang. Dalam serangkaian wawancara dan penampilan publik pada akhir November dan Desember, Bankman-Fried mengakui kegagalan manajemen risiko perusahaannya.

Tetapi Bankman-Fried tetap berusaha menjauhkan apapun mengenai dirinya dari tuduhan penipuan. Bahkan dia mengaku tidak pernah dengan sengaja mencampurkan dana pelanggan di FTX dengan dana di perusahaan perdagangan miliknya, Alameda Research.

Dan Reuters melaporkan mengenai hal ini setelah mengutip dua orang yang mengetahui masalah tersebut. Sedikitnya US$ 1 dana nasabah telah lenyap, kata orang-orang. Bankman-Fried mengundurkan diri sebagai chief executive officer FTX pada hari yang sama dengan pengajuan kebangkrutan.

Baca Juga: Inilah Modus Penipuan Kripto Bursa FTX!

Dibebaskan dengan Jaminan Rp 3,9 Triliun

Tidak berselang lama setelah penangkapannya, eks bos bursa kripto FTX Sam Bankman-Fried dibebaskan dari tahanan dengan jaminan US$ 250 juta atau setara Rp 3,9 triliun. Diketahui Bankman-Fried menjalani perkara atas tuduhan kasus penipuan konsumen dan investor dari ambruknya bisnis kripto.

Mengutip dari berbagai sumber, hakim menyetujui paket jaminan tersebut yang diajukan oleh jaksa federal dan pengacara untuk membebaskan Bankman-Fried. Namun, mantan raja kripto tersebut harus memakai gelang kaki elektronik yang memonitor pergerakannya selama menghirup udara di luar penjara.

Runtuhnya perusahaan yang pernah bernilai lebih dari US$ 30 miliar tersebut telah meresahkan industri kripto secara luas. Hal ini kemudian memicu pengajuan kebangkrutan di perusahaan kripto lain dan penurunan lebih lanjut dalam nilai mata uang kripto. Bahkan jaksa penuntut untuk Distrik Selatan New York Damian Williams menyebut jika kasus bursa aset kripto FTX ini merupakan penipuan keuangan terbesar dalam sejarah AS.

Sehari sebelum persidangan atau tepatnya pada hari Rabu (21/12/2022). Dua eksekutif senior yang terkait dengan runtuhnya pertukaran mata uang kripto tersebut telah mengaku bersalah atas berbagai tuduhan kriminal. Gary Wang, salah satu pendiri FTX, dan Caroline Ellison, yang menjabat sebagai CEO dari hedge fund Alameda Research. Mmengaku bersalah atas berbagai tuduhan konspirasi dan penipuan atas peran mereka dalam skema penipuan yang menyebabkan runtuhnya pertukaran mata uang kripto.

Baca Juga: Bangkrutnya Bursa Kripto FTX dan Sosok Caroline Ellison

Dugaan Penyebab Kebangkrutan Bursa Kripto FTX

Dan kini CEO baru FTX John Jay Ray III mengajukan kesaksian tertulis yang menguraikan beberapa praktik manajemen yang dilakukan FTX dan baru terungkap ketika FTX bangkrut. Mengutip dari Yahoo Finance, hari Sabtu (14/1/2023), Ray mengatakan dalam sambutannya yang telah disiapkan. Bahwa kematian FTX disebabkan oleh “konsentrasi kendali mutlak di tangan sekelompok kecil individu yang sangat tidak berpengalaman dan tidak canggih”.

Selain itu, Ray, yang juga memimpin likuidasi Enron, telah mengungkap setidaknya lima hal berbeda yang dilakukan perusahaan. Dengan sebagian dari miliaran yang diperoleh dari investor dan miliaran lainnya dalam aset klien yang disimpan di bursanya. Berikut 5 hal tersebut:

1. Terlibat Perdagangan Margin

Pada sebuah cuitan di Twitter yang sudah dihapus sejak 8 November, Bankman-Fried mengatakan jika aset pelanggan FTX didukung satu banding satu. Namun, ketika ditanya di Twitter Spaces apakah pernyataan ini benar, Bankman-Fried menyebut jika pernyataan tersebut benar tetapi ada sebuah masalah.

2. Miliki Pinjaman dengan Nominal Lebih dari US$ 1 Miliar

Ray menyoroti bagaimana Alameda Research meminjamkan US$ 2,3 miliar kepada perusahaan afiliasi seperti Paper Bird Inc juga US$ satu miliar kepada Bankman-Fried. Serta US$ 543 juta lainnya kepada Mantan Direktur Teknik FTX Nishad Singh, dan US$ 55 juta untuk mantan CEO FTX Digital Markets Ryan Salame.

3. Model Bisnis Alameda Research Dinilai Tidak Aman

Model bisnis Alameda sebagai pembuat pasar mengharuskan penggelaran dana ke berbagai bursa pihak ketiga yang pada dasarnya tidak aman. Dan semakin diperparah oleh perlindungan terbatas yang ditawarkan di yurisdiksi asing tertentu.

4. Aset Pelanggan FTX Digabung dengan Alameda Research

Mantan CEO FTX, Sam Bankman-Fried mengungkapkan terkait pencampuran dana nasabah FTX dengan Alameda Research adalah ketidak sengajaan. Akan tetapi, hal ini menunjukkan bahwa sistem perdagangan margin platform adalah sumber masalahnya. Dan menurut Ray penggabungan dana ini tidak pernah dia lihat sebelumnya dari berbagai pertukaran aset kripto.

5. Lakukan Pesta Belanja pada Akhir 2021 Hingga 2022

Dalam pesta belanja yang dilakukan oleh bursa kripto FTX tersebut, sekitar US$ 5 miliar (Rp 78,3 triliun) dihabiskan untuk membeli segudang bisnis dan investasi. Dan banyak di antaranya mungkin hanya bernilai sebagian kecil dari apa yang dibayarkan untuk mereka.

Baca Juga: Mata Uang Kripto Akan Punah!

Lita Alisyahbana
1 Comment

1 Comment

  1. Pingback: Perusahaan Kripto Genesis Ajukan Kebangkrutan!

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

hadiah trading octafx
To Top