Saham

5 Kebiasaan Buruk dalam Investasi Saham yang Harus Dihindari

Ketika membahas mengenai saham, ternyata masih banyak masyarakat di Tanah Air yang masih awam terhadap investasi ini. Seperti yang diketahui, praktik investasi saham yang salah atau keliru rasanya kian marak belakangan ini. Orang-orang berbondong-bondong berinvestasi hanya karena iming-iming keuntungan tinggi. Padahal, saham juga merupakan instrumen investasi dengan risiko paling tinggi.

Berinvestasi karena iming-iming hasilnya bukan mendapat untung, tetapi tidak sedikit orang yang justru buntung.

Lantas apa itu saham? Dan apa kebiasaan buruk dalam berinvestasi saham?

Pengertian:

Saham adalah bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan atau bukti penyertaan modal. Pemilik saham juga memiliki hak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Dengan memegang saham, maka individu maupun badan dapat mengeklaim kepemilikan pada suatu perusahaan terbuka. Artinya, pemegang saham berapa pun jumlah lembar yang dimilikinya berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Saham juga merupakan jenis investasi yang high risk dan high return. Skala perbandingan risiko baik untuk kerugian atau keuntungannya adalah tidaklah jauh berbeda. Selain itu, terkait turun dan naiknya nilai saham dapat berubah tidak lagi dalam hitungan hari bahkan bisa dalam hitungan jam.

Inilah 5 kebiasaan buruk dalam Investasi Saham yang Harus Dihindari:

1. Berinvestasi dengan dana pinjaman

Di beberapa waktu lalu lini sosial media sempat ramai oleh keluhan dari para investor yang nekat berusaha membeli saham menggunakan uang panas, mulai dari uang hasil pinjaman online, bahkan hingga menggadaikan surat tanah dan BPKB mobil.

Fenomena mengenai pembelian saham menggunakan uang panas, ditaksir terjadi karena efek sosial media yang booming membahas mengenai bursa saham. Seharusnya, dana untuk investasi saham berasal dari dana pribadi bukan pinjaman.

2. Finansial yang kurang baik

Seperti yang diketahui, tidak semua orang paham mengenai kesehatan finansial sebelum terjun ke dalam dunia pasar modal. Maka ada banyak ahli investasi yang menyarankan untuk membenahi rencana keuangan terlebih dahulu sebelum mulai terjun ke dunia investasi.

Sebelum berinvestasi, seharusnya seseorang sudah memiliki dana darurat yang cukup dan juga dana proteksi kesehatan yang memadai. Hal ini menjadi penting, karena jangan sampai pos dana darurat justru digunakan untuk berinvestasi saham seluruhnya.

5 Kebiasaan Buruk dalam Investasi Saham yang Harus Dihindari

5 Kebiasaan Buruk dalam Investasi Saham yang Harus Dihindari

3. Terjebak saham harga murah

Dalam ilmu bisnis, siapapun akan sepakat untuk mendapatkan harga murah dan menjual saat harga mencapai nilai yang tinggi. Pada investasi saham, banyak investor pemula yang tergiur saham murah padahal saham tersebut berasal dari perusahaan yang tidak bagus.

Banyak investor pemula yang terjebak dalam investasi saham yang tidak benar karena hanya fokus pada keuntungan besar. Untuk diketahui, peluang lebih besar untuk mendapatkan keuntungan dapat didapatkan apabila membeli sedikit saham unggul daripada membeli ribuan saham yang nilainya recehan.

4. Tak paham soal sisi fundamental

Sisi analisa fundamental dari sebuah perusahaan seharusnya menjadi analisis mendasar sebelum mengambil keputusan untuk membeli sebuah saham. Namun, seringkali banyak investor yang mengabaikan hal ini.

Untuk diketahui, berinvestasi saham yang mengandalkan emosi tanpa menghitung sisi fundamental hanya akan dibayangi ancaman risiko. Saham sendiri lebih cocok digunakan untuk tujuan keuangan di atas lima tahun daripada untuk jangka pendek.

5. Tidak peduli portofolio

Portofolio adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan kala berinvestasi saham. Secara umum, portofolio saham dapat diartikan sebagai kumpulan saham yang dimiliki oleh investor. Portofolio memiliki fungsi penting bagi seorang investor.

Berapapun portofolio yang dimiliki, penting untuk terus memonitor secara berkala. Hal ini bertujuan agar jika saham perusahaan yang kita miliki semakin bagus kinerjanya, maka bisa untuk menambah portofolio sehingga potensi keuntungan semakin baik. Atau sebaliknya, jika sahamnya turun kita tidak terlambat dalam mengambil keputusan untuk menjualnya.

Tanpa memahami risiko saham dengan tepat, mustahil bisa sukses berinvestasi di pasar modal. Dengan demikian, penting untuk mempersiapkan diri sebelum mulai berinvestasi.

Lita Alisyahbana
4 Comments

4 Comments

  1. Pingback: Suspensi Saham: Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya

  2. Pingback: Investasi Saham dan 6 Inspirasi dari Lo Kheng Hong

  3. Pingback: Perbedaan Saham Syariah dan Saham Konvensional

  4. Pingback: Window Dressing Saham: Pengertian dan Cara Kerjanya

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top