Forex

Ada 14 Level Psikologi dalam Trading Forex, Dimanakah Posisi Anda?

Pada perjalanannya, psikologi trading sangat diperlukan para trader karena menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam trading forex. Dalam prakteknya, kesulitan dalam mengatur psikologi membuat trader forex akan merasa terus gagal ke depannya. Akibatnya, hal ini bukannya mendapatkan keuntungan, namun justru akan mendapatkan kerugian.

Perlu diingat bahwa rasa panik, khawatir dan pikiran yang negatif akan sering ada jika kita memulai sebuah usaha. Tapi hal-hal itu jika dikelola dengan baik justru akan menghasilkan sesuatu yang positif. Inilah arti penting dari psikologi trading.

Seorang trader pasti sudah memiliki rencana khusus terkait trading yang dilakukannya. Namun sayangnya, trader kadang melakukan hal yang tidak sesuai rencana. Alasannya karena kabar ekonomi yang kurang baik atau hambatan lainnya. Hal-hal tersebut sebenarnya bisa diatasi jika Anda menerapkan psikologi trading.

Pengertian Psikologi dalam Trading Forex

Psikologi trading adalah istilah luas yang mencakup semua emosi dan perasaan yang akan ditemui oleh trader pada umumnya ketika melakukan trading. Beberapa dari emosi ini membantu dan harus dipelihara, antara lain yakni seperti ketakutan, keserakahan, kegugupan, dan kecemasan. Psikologi trading sendiri adalah rumit dan membutuhkan waktu untuk sepenuhnya dapat dikuasai.

Seorang trader pasti sudah memiliki rencana khusus terkait trading yang dilakukannya. Namun sayangnya, trader kadang melakukan hal yang tidak sesuai rencana. Alasannya karena kabar ekonomi yang kurang baik atau hambatan lainnya. Ketakutan-ketakutan tersebut sebenarnya bisa diatasi jika anda menerapkan psikologi trading.

Jenis Psikologi dalam Trading Forex

1. Optimisme

Di level pertama ini, diawali dengan kondisi pasar kondusif, dan merasa optimis bahwa market akan terus naik seiring waktu. Pada level ini, Anda juga akan berpikir bahwa mencari profit di market adalah sesuatu hal yang sangat mungkin dilakukan.

2. Semangat

Level ini seringkali ditandai dengan kondisi chart market yang cenderung didominasi warna hijau. Biasanya, hal yang sama pun terjadi dengan portofolio Anda sendiri. Pada tingkatan ini, harapan Anda akan semakin tumbuh, pikiran yang semula berpikir “mungkin” mendapat untung, berubah menjadi “mudah” mencari profit di market forex.

3. Thrill

Pada tingkatan ini, yang biasanya terjadi adalah nilai portofolio atau akun yang Anda miliki menjadi meningkat. Sekaligus membuat Anda merasa tidak percaya dengan hasil yang telah Anda raih. Pasalnya, profit yang berhasil Anda raih melebihi dari ekspetasi yang pernah Anda bayangkan sebelumnya.

4. Euphoria

Jika Anda berada pada posisi ini, hal tersebut dapat diartikan sebagai sebuah kondisi dimana Anda memiliki kepercayaan diri sangat positif. Selain itu, Anda juga diliputi oleh rasa optimis yang tinggi pula yang kemudian membuat Anda akan menghilangkan sikap kewaspadaan. Ini artinya, Anda tidak menyadari telah berada di posisi dengan risiko yang besar dan tanpa sadar telah melakukan kesalahan besar.

5. Kecemasan

Untuk diketahui, setelah melewati level euphoria, selanjutnya Anda masuk pada level kecemasan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai kondisi dimana Anda akan merasa bahwa pasar tidak lagi bergerak sesuai dengan prediksi sekaligus analisa yang Anda lakukan. Selain itu, pada titik ini Anda akan sering melakukan kesalahan dan merugi.

6. Denial

Jika dapat melewati level kecemasan, trader dapat bangkit dan merasa bahwa harga akan kembali naik (rebound). Namun, bagi trader yang tidak bisa melewati level kecemasan, ia akan berada pada level denial. Level ini dapat diartikan sebagai kondisi dimana menolak percaya pada sinyal rebound. Tindakan selanjutnya, trader yang berada di level ini akan bertrading dengan asal-asalan.

7. Ketakutan

Penting bagi Anda pahami, bahwa level denial juga berdampak langsung pada level ketakutan. Hal ini dapat diartikan bahwa trader akan merasa bingung terhadap market forex yang sesungguhnya. Pada kondisi ini, Anda akan kebingungan dalam menentukan langkah dan strategi yang harus dilakukan. Di tingkatan ini, Anda akan dibuat merasa ingin cepat selesai melewati fase ini. Namun, yang perlu Anda lakukan adalah menenangkan diri secara emosi.

8. Desperation

Pada level ini, hal yang terjadi adalah kebuntuan. Anda bisa merasa bahwa keuntungan yang sudah didapat menghilang. Pada titik ini, Anda mungkin akan berpikir bisa saja Anda mundur dalam satu kali kekalahan. Namun, perlu Anda ingatkan diri Anda bahwa rugi sudah jadi bagian dari proses trading itu sendiri.

9. Kepanikan

Level ini dapat dikatakan sebagai level terendah. Pada titik ini Anda akan merasa tidak tahu harus berbuat apa lagi. Semakin Anda tidak dapat mengontrol diri dan tidak memiliki rencana cadangan yang dapat membawa keluar dari masalah, itu artinya profit dan portofolio yang Anda miliki akan terus merosot.

10. Capitulation

Setelah Anda merasa mengalami nilai kerugian dengan jumlah yang sangat besar, Anda kemudian hanya akan pasrah dan keluar dari market. Namun, ada hal yang tidak Anda sadari dari kondisi ini, yakni kerap kali situasi tersebut justru menjadi titik awal bagi Anda lagi karena market seringkali mengalami titik balik yang positif dan berlanjut. Jika Anda berada pada kondisi ini, tidak ada hal yang dapat Anda lakukan selain berusaha memulai kembali dan menerapkan strategi yang baru.

11. Despondency

Seringkali, bagi para trader yang keluar dari market, akan berada pada level psikologi despondency ini. Jika Anda berada pada level ini, yang dapat Anda lakukan adalah mengistirahatkan kondisi, baik itu secara emosional ataupun finansial. Level ini bukanlah sebuah keadaan yang cukup buruk, namun di sisi sebaliknya kondisi ini dapat membuat Anda merasa jauh lebih baik sebelum benar-benar kembali ke market.

12. Depression

Pada tahap ini, Anda sudah mulai tidak ingin lagi menyentuh market, namun Anda tetap mencoba memulai lagi analisa-analisa dan mengevaluasi kegagalan trading. Sekaligus masuk ke market dengan nominal yang sedikit-sedikit. Jika Anda berada pada level ini, yang perlu dilakukan adalah beristirahat secara emosional dan finansial.

13. Hope

Level ini mengajarkan kepada Anda untuk memahami pengertian dari harapan. Hal ini dapat diartikan bahwa Anda harus bangkit dari sebuah kegagalan. Pada titik ini, seharusnya membuat Anda menjadi berpikir dengan lebih jernih, teliti dan hati-hati ketika melihat peluang baru yang muncul di market.

14. Relief

Jika Anda berada pada level ini, itu artinya Anda akan memperolah rasa semangat yang tinggi dalam berusaha memperoleh profit. Hal ini dapat dikatakan bahwa rasa optimis yang tinggi tersebut dapat mempengaruhi langkah-langkah Anda dalam mengambil keputusan dalam bertrading.

Itulah ulasan mengenai 14 level psikologi yang terdapat pada trading forex. Penting untuk pahami, bahwa keempat belas level yang telah dijelaskan di atas, bukan tidak mungkin dapat berulang. Untuk itu, penting bagi Anda untuk menguasai psikologi sekaligus menyiapkan strategi yang terbaik.

Salam sukses!

Pencarian sesuai topik:

  • 14 level psikologi tradi g
William Adhiwangsa
6 Comments

6 Comments

  1. Pingback: Psikologi Trading Forex yang Salah Kaprah

  2. Pingback: 4 Jebakan Psikologi Trading yang Dapat Hancurkan Akun Forex!

  3. Pingback: Psikologi Trading: Fokus pada Profit, Jangan pada Pair

  4. Pingback: Psikologi Trading: Cara Mengatasi Sifat Greed dan Fear

  5. Pingback: Mengelola Psikologi Trading: Panduan untuk Trader Pemula

  6. Pingback: Psikologi Trading: 5 Cara Efektif Menjaga Emosi Tetap Stabil

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top