Menjelang berakhirnya tahun 2021 ini, harga Bitcoin terpantau turun hingga mencapai dibawah level US$ 50.000. Melansir laporan Bloomberg pada hari Selasa (28/12/2021), mata uang digital paling populer itu mengalami penurunan sebesar 4,5 persen ke level US$ 49.000 pada perdagangan di Singapura. Kekhawatiran pasar terkait mulai surutnya insentif yang diberikan bank sentral dan dampaknya terhadap pasar keuangan, menjadi salah satu faktor yang memicu penurunan Bitcoin.
Harga Bitcoin diketahui memang bergejolak di sepanjang tahun 2021. Aset kripto tersebut akan menyelesaikan 2021 dengan kenaikan signifikan daripada saat aset kripto tersebut memulai perdagangannya. Tak dipungkiri kripto telah menjadi arus utama. Dengan total keseluruhan aset kripto lebih dari USD 2,2 triliun atau Rp 31,3 kuadriliun. Bitcoin menyumbang setidaknya senilai USD 920 miliar atau setara Rp 13,1 kuadriliun. Lantas, bagaimana nasibnya di tahun 2022 mendatang?
Pada tahun 2022, Bitcoin nilainya diprediksi akan lebih tinggi karena berbagai faktor. Misalnya dukungan semakin besar, seperti dari sosok pendiri Twitter, Jack Dorsey, yang diprediksi akan sepenuhnya terjun ke industri kripto. Seperti yang diketahui, Jack Dorsey mengundurkan diri dari perannya sebagai CEO Twitter dan mengubah nama Square menjadi Block dalam upaya untuk fokus pada pengembangan produk yang berpusat pada Bitcoin.
Bahkan beberapa pakar memperkirakan nilai Bitcoin akan tembus USD 100 ribu atau lebih dari Rp 1 miliar. Akuntan spesialis kripto, Kate Waltman mengatakan, “Beberapa orang paling berpengetahuan di sektor ini memprediksi Bitcoin tembus USD 100 ribu di kuartal pertama 2022”.
Sementara itu, mengutip dari CNBC pada hari Kamis (23/12/2021) lalu, Professor of Finance Sussex University Carol Alexander memprediksi, Bitcoin masih akan melanjutkan pelemahan sekitar 10.000 dollar AS pada tahun 2022.
“Jika saya investor, saya akan mempertimbangkan untuk keluar dari Bitcoin secepatnya. Sebab, harga aset digital itu berpotensi anjlok tahun depan”, katanya.
Dalam penjelasannya, Carol mengingatkan bahwa adanya potensi pengulangan sejarah. Di mana pada penghujung 2018 harga Bitcoin anjlok di level 3.000 dollar AS per keping, padahal beberapa bulan sebelumnya sempat mencapai level 20.000 dollar AS per keping.
Namun, pandangannya tersebut sebenarnya sering kali dibantah oleh investor atau pendukung kripto. Mereka menilai, bahwa saat ini aset kripto memiliki fundamental yang lebih baik, sehingga hal tersebut tidak mungkin kembali terjadi.
Bagaimanapun, akan menarik untuk melihat bagaimana kinerja Bitcoin di tahun baru mendatang.
- 7 Alternatif Indikator Forex Jangka Panjang yang Patut Anda Coba! - Oktober 3, 2024
- 5 Dampak Debt Ceiling Terhadap Forex yang Wajib Dipahami Trader - Oktober 2, 2024
- Penerapan Indikator Overlay Forex untuk Tingkatan Akurasi Prediksi Harga - September 24, 2024