Pada hari ini Selasa (17/3/2020), harga emas dunia di pasar spot turun pada 0,19% ke level US$ 1.510,9/troy ons. Saat ini harga emas adalah harga di akhir tahun lalu. Semenjak mencapai level tertingginya pada Senin (9/3/2020) pekan lalu di US$ 1.679,6/troy ons, harga si logam mulia kini harus rela menukik turun tajam.
Kini logam mulia emas mulai pudar kilauannya setelah harganya turun terjun bebas dari level tertingginya dalam tujuh tahun. Saat ini harga emas harus kembali ke level di mana ia berada di awal tahun. Kondisi ini adalah akibat dari virus corona.
Hingga kemarin Senin (16/3/2020) harga emas telah anjlok 9,86% sejak mencetak rekor tertingginya. Padahal saat ini kondisi ekonomi global masih diliputi ketidakpastian akibat pandemi virus corona. Asumsi dari banyak orang mulai muncul dan merasa ragu apakah emas memang benar-benar investasi yang safe haven.
Investasi emas biasanya berbanding terbalik dengan kondisi ekonomi. Jika situasi ekonomi cenderung buruk, seharusnya harga emas meroket tajam. Begitu juga sebaliknya. Jika kondisi ekonomi stabil, maka harga emas pun tidak berubah dan naik turun secara signifikan. Tapi kali ini kenyataannya berbeda. Ketika kondisi pasar sedang kacau balau, justru emas saat ini hanya lebih berperan sebagai source of liquidity.
Aksi jual yang masif mewarnai bursa saham global. Bahkan ketika bank sentral AS, The Fed memangkas suku bunga hingga ke kisaran angka 0-0,25% dan memulai program pembelian aset-aset finansial atau yang dikenal dengan Quantitative Easing, pasar saham Amerika Serikat pun masih babak belur.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok paling dalam hingga 12,9% dan merupakan koreksi harian terdalam sejak Black Monday yang terjadi pada tahun 1987. Pagi ini indeks S&P 500 dan yang lain ditutup terjun bebas dengan koreksi nyaris 13%.
Panic selling terjadi di mana-mana. Wall Street jatuh dan diikuti oleh pasar-pasar saham di berbagai negara di dunia. Kerugian yang diderita akhirnya memaksa emas yang sudah berkilau dilikuidasi untuk mengimbangi kerugian pada investasi lain serta menutup margin calls.
Suki Cooper -analis Standard Chartered Bank- mengatakan, bahwa ketika pasar saham berada dalam tekanan dan ada dorongan kebutuhan likuiditas di setiap pasar, tidak menutup kemungkinan bahwa emas juga akan mendapat tekanan jual.
Analis pasar di CMC Margaret Yang Yan menjelaskan, kepanikan di pasar membuat investor jadi bingung. Sekarang yang sedang diburu tidak lain dan tidak bukan adalah uang tunai.
Dampak tentang virus corona yang tidak hanya mengancam kesehatan manusia tapi juga berdampak pada perekonomian, mungkin memang benar-benar akan menjadi kenyataan. Dengan jumlah kasus infeksi corona yang sudah menjangkiti lebih dari separuh negara di dunia dengan pasien yang sudah melampaui 180.000 orang.
Beberapa negara sudah mengeluarkan larangan adanya wisatawan asing, dan bahkan ada negara-negara yang sudah memberlakukan lockdown. Jumlah orang yang terjangkit virus ini terus bertambah, bahkan melebihi jumlah kasus kumulatif di China. Kondisi ini ditaksir akan menjadi semakin tidak kondusif.
- Psikologi Trading Pada Konsep Dasar Support dan Resistance - Januari 15, 2025
- Inilah 5 Tips Penting Menentukan Ukuran Posisi Forex yang Tepat! - Januari 14, 2025
- Strategi Risk Management dalam Money Management Forex - Januari 13, 2025