Crypto

Bisakah Bitcoin Mampu Menjadi Aset Melawan Inflasi?

Bisakah Bitcoin Mampu Menjadi Aset Melawan Inflasi?

Bisakah Bitcoin Mampu Menjadi Aset Melawan Inflasi?

Di tengah naik turunnya harga Bitcoin, muncul satu pertanyaan penting, yakni bisakah Bitcoin mampu menjadi aset untuk melawan inflasi? Seperti yang diketahui, bahwa pasar aset cryptocurrency kini sedang tumbuh dengan pesat. Dan mata uang digital Bitcoin, merupakan pencetus awal dari perkembangan kripto.

Untuk informasi, inflasi diterjemahkan sebagai suatu keadaan ekonomi di suatu negara dimana uang yang beredar sangat tinggi sehingga nilai mata uang menjadi turun. Istilah inflasi sendiri juga dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang maupun jasa dalam waktu yang panjang. Sebenarnya banyak hal yang dilakukan terkait upaya untuk menekan inflasi tersebut tetapi upaya-upaya tersebut hanya sebatas pengendalian inflasinya saja.

Baca Juga: Inflasi: Pengertian, Penyebab, Jenis, Dampak Negatif dan Positifnya

Kembali pada pertanyaan di atas, bisakah Bitcoin mampu menjadi aset untuk melawan inflasi? Sekadar tambahan informasi, jumlah persediaan Bitcoin adalah tetap, yakni sekitar 21 juta koin. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa harga Bitcoin dapat bergerak naik turun. Tentunya hal ini tergantung kepada jumlah permintaan dan jumlah uang yang beredar di perekonomian suatu negara.

Inflasi dan Investasi

Kondisi inflasi pada prakteknya dapat berpengaruh tekait daya beli masyarakat dunia. Hal ini juga terjadi pada sebagian warga di Inggris misalnya. Dimana biaya hidup yang melonjak, membuat sebagian warga Inggris memilih untuk berjudi dan berinvestasi di mata uang kripto sebagai upaya mencukupi kebutuhan.

Masyarakat di Inggris, salah satu dari tujuh negara maju dalam G7, tengah menghadapi tingginya angka inflasi yang mencapai 9,1 persen pada Mei. Angka tersebut merupakan rekor tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Bank sentral Inggris, Bank of England, telah memperingatkan bahwa inflasi dapat menembus angka 11 persen pada Oktober.

Orang-orang Inggris yang membeli Bitcoin dengan poundsterling enam bulan lalu dan berharap bisa memenuhi kebutuhan hidup. Kini dilaporkan bahwa telah kehilangan 55 persen dari investasi mereka hingga hari Kamis (23/6/2022) lalu.

Sementara itu, berdasarkan laporan Time, Brandon Neal, Chief Operating Officer (COO) di protokol pinjaman DeFi Euler turut berkomentar. Sebagamana diketahui, Nela pada waktu ini tengah menyoroti skenario Bitcoin sebagai lindung nilai inflasi.

Baca Juga: Bitcoin Disebut Gelembung Spekulatif

Menurut Neal, Bitcoin sebagai lindung nilai inflasi sampai saat ini hanyalah sebuah kebetulan belaka. Pasalnya data 13 tahun berada di periode suku bunga yang rendah.

“Bitcoin telah menciptakan ilusi lindung nilai sejak pertama kali diluncurkan pada 2009… Bitcoin hanya terlihat seperti lindung nilai inflasi yang baik”, katanya.

Dan meski bergelut di bidang DeFi, Neal sendiri tidak yakin jika kripto dan DeFi akan dapat menggantikan peran uang fiat dalam perekonomian global. Lebih ke arah hidup berdampingan.

Bagaimana Nasib Bitcoin?

Secara pasti, Bitcoin tidak dapat diandalkan sebagai aset berfaedah dalam melawan inflasi tinggi, ditambah ketika The Fed justru menaikkan suku bunga. Faktanya Bitcoin rontok lebih dari 70% sejak November 2021 dengan kapitalisasi pasar kripto menguap lebih dari 2 triliun di rentang waktu serupa.

Satu-satunya situasi yang dapat membalikkan situasi tersebut adalah suku bunga rendah dan terjadinya resesi seperti Maret 2020 lalu. The Fed sendiri akan menaikkan suku bunga bertahap hingga tahun depan hingga inflasi bisa ditekan menjadi 2%.

Baca Juga: Mengapa Suku Bunga Berpengaruh pada Trading Forex?

Tingginya inflasi mendorong bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bp) dan diperkirakan mengulanginya pada Juli depan. Akibatnya, resesi diprediksi bakal terjadi.

Meski begitu, sebagian ahli menilai bahwa Bitcoin masih dapat menjadi aset untuk melawan inflasi dengan menjadi bagian dari diversifikasi portofolio. Dengan membagi portofolio ke kripto, saham, emas, obligasi atau reksadana, diversifikasi tetap menjadi cara terbaik untuk melawan inflasi, menjadi upaya lindung nilai yang sebenarnya.

William Adhiwangsa
1 Comment

1 Comment

  1. Pingback: Harga Bitcoin Tembus Rp 15,36 Miliar pada 17 Juni 2023

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top