Crypto

Bitcoin Halving 2024 Jadi Solusi Crypto Winter

Bitcoin Halving 2024 Jadi Solusi Crypto Winter

Bitcoin Halving 2024 Jadi Solusi Crypto Winter

Dalam sebuah laporan penelitian dari bank investasi multinasional asal Hamburg, Berenberg. Dikatakan bahwa aset Bitcoin (BTC) akhirnya dapat meninggalkan musim dingin crypto dan mengungguli pasar dalam beberapa bulan mendatang. Dituliskan juga bahwa momen Bitcoin Halving di tahun 2024 akan menjadi solusi dari pasar yang telah lesu dan merosot tajam dari angka All-Time High (ATH).

Laporan yang ditulis oleh Mark Palmer tersebut menilai kebangkitan mata uang digital utama bakal disokong oleh sifat terdesentralisasinya dan Bitcoin Halving di tahun 2024 mendatang. Bitcoin praktis satu-satunya aset digital yang dicirikan sebagai komoditas daripada sekuritas oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Sifat terdesentralisasi dari protokol blockchain-nya, serta Halving Bitcoin yang akan datang akan melihat tingkat di mana koin baru diproduksi dan dirilis ke dalam sirkulasi dipotong setengahnya.

Dalam sejarahnya, Bitcoin Halving telah membawa dorongan kenaikan yang kuat untuk harga BTC. Dan laporan tersebut melihat hal serupa akan tetap terjadi setelah halving terbaru di tahun 2024. Dan laporan Berenberg juga melihat bahwa Bitcoin Halving 2024 dapat menjadi sebuah katalis dengan esktensi untuk saham MicroStrategy, perusahaan pemegang BTC terbanyak sekitar 140.000 BTC.

“Jika sejarah adalah panduan, maka kami yakin harga Bitcoin dapat naik menjelang dan setelah halving yang sangat dinanti-nantikan ini. Dengan saham MicroStrategy yang menawarkan sarana pengungkit di mana investor dapat memanfaatkan peristiwa itu”, ungkap laporan tersebut.

Baca Juga: 4 Fakta yang Membuat Bitcoin Jadi Kripto Paling Populer

Pengertian Bitcoin Halving

Dikutip dari berbagai sumber, dijelaskan bahwa Bitcoin Halving merupakan peristiwa penting yang terjadi tiap empat tahun. Di mana pada kesempatan ini, jaringan Bitcoin merilis koin baru di pasar melalui proses penambangan. Proses penambangan tersebut berjalan dengan verifikasi blok Bitcoin atau kelompok transaksi.

Bitcoin sendiri memiliki berbagai fitur penting sebagai aset kripto pertama di dunia. Salah satu fitur penting tersebut adalah halving, yakni pemotongan imbalan terhadap penambang atau miner hingga setengah dari jumlah awal. Penambang atau miner adalah seseorang atau kelompok yang menambah blok baru dalam sistem Blockchain.

Hal ini sudah dituliskan dalam kode yang mendasari Bitcoin untuk menjaga inflasi. Selama proses halving, pasokan Bitcoin yang masuk ke pasar akan dikurangi sehingga membuat harga menjadi melesat. Jika mau melihat ke beberapa tahun yang lalu, proses halving juga pernah dilakukan pada bulan Agustus 2012. Dalam empat minggu setelah halving, harga Bitcoin mengalami peningkatan 34 persen. Dimulai dari US$ 9,5 menjadi US$ 12,5/koin.

Hal yang sama juga dilakukan lagi pada bulan Juni di empat tahun berikutnya. Bitcoin mengalami kenaikan hingga 45 persen dan diperdagangkan di US$ 660/koin sebelum halving. Tapi yang terjadi setelah proses halving malah kebalikannya, harganya justru turun menjadi 30 persen menjadi US$ 465/koin.

Enam bulan setelah proses halving di tahun 2016 itu, harga Bitcoin mencetak rekor baru yakni US$ 1.160/koin. Setelah periode ini, Bitcoin terus menanjak dan mencetak harga tertinggi sepanjang sejarah pada bulan Desember tahun 2017. Ketika itu harga Bitcoin mencapai US$ 20.000/koin.

Meski sejarah menunjukkan hal yang berubah-ubah, hal ini dapat memberikan wawasan tentang perilaku yang memungkinkan dari kedua aset dan pasar. Dan proses halving tidak bisa dihindari dan begitu juga mengenai konsekuensinya.

Baca Juga: Benarkah Kejayaan Bitcoin Hanya Bertahan Hingga di 2024?

Definisi Crytpo Winter

Dalam penjelasannya, istilah crypto winter adalah kondisi yang terjadi ketika nilai aset kripto mengalami penurunan drastis di bawah nilai tren bullish normal. Hal ini dapat dicontohkan misalnya pada bulan Juni tahun 2021 lalu. Dimana lima aset kripto terkemuka di dunia nyaris mengalami penurunan dalam waktu seminggu. Akibatnya, sejumlah trader berspekulasi bahwa akan terjadi musim dingin bagi aset kripto, alias crypto winter.

Saat itu, Bitcoin yang merupakan aset kripto tersohor dengan kapitalisasi pasar saat itu mencapai 611 miliar dolar AS, selama sepekan turun sebesar 7,5 persen. Ethereum juga nilainya merosot sebesar 14,5 persen. Kemudian, Binance Coin anjlok sebesar 14,6 dan Tether nilainya nyaris stagnan. Terakhir, Cardano (ADA) yang berada di urutan ketiga situs CoinMarketCap juga anjlok sebesar 6,4 persen.

Ketakutan para trader atau investor pada saat itu nampaknya tidak terbukti. Pasalnya, Bitcoin tidak mengalami penurunan hingga menyentuh nilai 20 ribu dolar AS sebagaimana yang dijelaskan oleh Peter Hank, analis di DailyFX. Dikutip dari CNBC Indonesia, musim dingin bagi aset kripto dapat terjadi apabila nilainya masuk ke level 20 ribu dolar AS. Sementara berdasarkan grafik harga Bitcoin di situs CoinMarketCap, pada 30 Juni, nilai Bitcoin berada di nilai 35 ribu dolar AS.

Baca Juga: Harga Bitcoin Akan Selalu Terkoreksi Tajam Setiap Empat Tahun Sekali

Efek Bitcoin Halving Terhadap Pasar Kripto dan Para Penambang

Pada dasarnya, Bitcoin Halving sangat penting, karena dapat meningkatkan harga Bitcoin ketika jumlah koin yang dirilis turun. Jadi, jumlah koin yang beredar akan dipotong setiap empat tahun sekali. Akibatnya, nilai koin akan mengalami peningkatan, karena adanya penurunan pasokan atau kekurangan yang akhirnya meningkatkan permintaan koin.

Sejatinya, jumlah rilis pasokan koin BTC juga dibatasi pada angka 21 juta dolar AS. Dimana ini memungkinkan adanya pasokan koin yang beredar selama periode waktu yang berbeda. Kendati begitu, terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan dari Bitcoin Halving kepada para penambang. Salah satunya adalah hadiah untuk setiap proses mining sendiri akan mengalami pengurangan.

Sehingga para penambang kecil atau mereka yang tidak memiliki alat canggih untuk mining Bitcoin harus bisa bertahan di dalam ekosistem ini. Hal ini dikarenakan, mereka harus bersaing dengan penambang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Yakni seperti kartu grafis mining Bitcoin yang lebih kuat, sistem komputer mining Bitcoin yang lebih baik, atau anggaran lebih untuk jasa cloud mining.

Baca Juga: Bagaimana Jika Bitcoin Telah Habis Ditambang?

Benny SR
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top