Imbas dari FTX yang mengalami kebangkrutan, kini bursa kripto BlockFi juga mengalami nasib yang sama. Diketahui, BlockFi tengah mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada hari Senin (28/11/2022) kemarin. Pengajukan ini sendiri ditujukan kepada Pengadilan Kebangkrutan Amerika Serikat untuk Distrik New Jersey. Dalam pengajuannya, perusahaan mengindikasikan mereka memiliki lebih dari 100.000 kreditur. Dengan kewajiban dan aset mulai dari USD 1 miliar (Rp 15,7 triliun) hingga USD 10 miliar (Rp 157,5 triliun).
Mengutip dari The New York Times, dilaporkan bahwa BlockFi telah menghentikan sebagian besar aktivitas di platform-nya, dengan alasan paparan signifikan terhadap FTX. Perusahaan mengatakan bahwa sedang mencari perlindungan pengadilan untuk merestrukturisasi, melunasi utangnya, dan memulihkan uang untuk investor.
Sekadar informasi, BlockFi juga menerima kesepakatan penyelamatan dari FTX awal tahun ini karena nilai aset kripto anjlok. Tapi FTX mengalami masalah sendiri, karena krisis likuidasi yang disebabkan banyak orang bergegas menarik uang dari platform di tengah keraguan tentang finansial perusahaan.
“Perusahaan mengatakan sedang mengajukan kepailitan memanfaatkan Bab 11 dalam undang-undang kepailitan AS. Langkah ini ditempuh dengan harapan dapat merestrukturisasi keuangan mereka,” tulis coindesk, hari Selasa (29/11/2022).
Baca Juga: Mata Uang Kripto Akan Punah!
Siapa Bursa Kripto BlockFi?
Dikutip dari berbagai sumber, dijelaskan bahwa BlockFi berbasis di Jersey City, Amerika Serikat. Perusahaan yang bergerak di bidang mata uang kripto ini diketahui memasarkan dirinya terutama kepada investor kecil. Sekaligus menawarkan kepada investor mengenai pinjaman yang didukung oleh aset kripto.
Dalam usahanya, para investor BlockFi dapat menerima pinjaman dalam hitungan menit dan tanpa pemeriksaan kredit. Serta akun yang membayar bunga tinggi atas simpanan kripto. Bahkan hingga tahun lalu, BlockFi mengklaim memiliki lebih dari 450 ribu klien ritel. Dan di laman resminya, BlockFi menyebut sebagai bursa kirpto yang memperdagangkan lebih dari 40 jenis aset cryptocurrency.
Namun pada 7 November lalu, BlockFi menangguhkan penarikan dan aktivitas terbatas pada platform-nya. Pihak BlockFi menyebutkan, jika tidak dapat menjalankan bisnis seperti biasa karena ketidakpastian tentang FTX. Eksekutif BlockFi memperkirakan, perusahaan memiliki 100 ribu kreditur. Yang terbesar antara lain West Realm Shires Inc, nama resmi untuk FTX yang beroperasi di AS. Nilai pendanaannya sekitar USD 257 juta atau setara Rp 4 triliun.
Kreditur lainnya adalah Securities and Exchange Commission (SEC) dan Ankura Trust Company. Ankura punya pendanaan tanpa jaminan di BlockFi sebesar USD 730 juta atau sebesar Rp 11,5 triliun. Sedangkan aset dan liabilitas bursa aset kripto itu ditaksir bisa mencapai USD 10 miliar atau sekitar Rp 15 triliun. Sementara dana kas perusahaan hanya sebesar USD 257 juta atau Rp 4 triliun.
Baca Juga: Warrent Buffet dan Prediksi Kehancuran Aset Kripto
Binance Siapkan Dana Rp 30 T Untuk Bertahan
Sementara itu dalam laporannya, bursa kripto Binance berkomitmen dalam usahanya dengan menyiapkan dana pemulihan sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 15 triliun. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk memulihkan industri aset kripto akibat kebangkrutan yang dialami oleh FTX.
Namun, dalam kabar yang terbaru jumlah dana yang disiapkan oleh Binance dapat meningkat dua kali lipat. Artinya, dana tersebut dapat berubah menjadi US$ 2 miliar atau sekitar Rp 30 triliun jika diperlukan di masa depan.
Diketahui, CEO Binance Changpeng Zhao dinilai muncul sebagai penyelamat untuk mengisi celah yang ditinggalkan oleh Bankman-Fried dan hadir sebagai penyelamat di pasar kripto. Dia memperkirakan program ini akan berlangsung sekitar enam bulan, dan menerima aplikasi dari investor untuk menyumbangkan dana tambahan. Bahkan dirinya juga menekankan hal ini dijalankan secara “fleksibel pada struktur investasi” dan menerima kontribusi dalam bentuk token, uang tunai, dan hutang.
Binance sendiri mengungkapkan jika sudah ada sekitar 150 perusahaan yang telah mengajukan dana dukungan tersebut. Namun, pasar kripto tidak menunjukkan perubahan yang signifikan terkait kabar ini. Dan bahkan, diperkirakan volume perdagangan yang tipis akan terjadi di AS saat orang Amerika merayakan liburan Thanksgiving.
Baca Juga: Bill Gates: Aset Kripto dan NFT Hanyalah Teori Kebodohan
- Cara Setting Indikator Bollinger Band yang Tepat - Desember 1, 2024
- Memahami Pola Candlestick Outside Bar dalam Analisis Teknikal Forex - November 25, 2024
- Panduan Strategi Trading Harian dengan Spread Forex Kecil - November 20, 2024