Pasar mata uang digital tengah mengalami crypto crash. Bahkan terkait dengan kondisi ini, platform pinjaman kripto yakni Celsius pada hari Senin (13/6/2022) menghentikan semua jenis transaksi.
Sekadar informasi, Celsius sendiri merupakan salah satu pemain terbesar di ruang pinjaman kripto. Celsius bahkan diketahui telah memiliki lebih dari USD 8 miliar atau sekitar Rp 117,5 triliun yang dipinjamkan kepada klien dan hampir USD 12 miliar aset yang dikelola pada Mei.
Baca Juga: Staking Crypto, Cara Aman dan Tetap Untung di Investasi Kripto
Pada pengumuman hari Senin tersebut, Celsius menulis sebuah memo yang ditujukan kepada para kliennya. Memo tersebut tertulis bahwa karena kondisi pasar yang ekstrem, pihaknya menghentikan semua penarikan, Swap, dan transfer antar akun.
Tindakan Celcius memicu aksi jual pasar yang lebih luas. Hal ini karena investor kembali mempertanyakan keberlanjutan instrumen kripto dengan imbal hasil yang tinggi setelah kasus runtuhnya Terra Luna.
Apa Itu Crypto Crash?
Jika diartikan, istilah crash diterjemahkan sebagai peristiwa kejatuhan secara luas dianggap dalam keuangan tradisional sebagai penurunan harga lebih dari 10% selama satu hari. Hal ini seringkali dipicu oleh perubahan mendadak yang berdampak di pasar crypto dan menyebabkan banyak investor merasa panik keluar secara massal.
Baca Juga: Tiga Poin Penting Sebelum Investasi Aset Kripto
Tentu ada beberapa faktor teknis yang dapat menyebabkan crypto crash. Diantaranya adalah seperti peristiwa makro ekonomi, pengumuman perusahaan besar, dan perubahan tiba-tiba pada peraturan serta kebijakan internasional.
Crypto Crash dan Nilai yang Anjlok
Mengutip dari Bloomberg di hari yang sama, dilaporkan bahwa pasar kripto merosot setelah pengumuman Celsius. Dengan Bitcoin mengalami penurunan lebih dari 6% ke level US$24.888, level terendah selama 18 bulan. Sementara itu, Ether, aset cryptocurrency terbesar kedua di dunia juga turun lebih dari 8% menjadi $1,303, terendah sejak Maret 2021.
Pasar kripto telah berada di bawah tekanan dalam beberapa bulan terakhir. Selain itu, harga jatuh bersama dengan aset berisiko lainnya karena suku bunga telah meningkat di seluruh dunia.
Penurunan harga juga disebabkan oleh dan berkontribusi pada runtuhnya beberapa proyek kripto. Yang paling menonjol adalah jatuhnya stablecoin TerraUSD, yang bulan lalu mematahkan patok dolarnya dan mengguncang industri kripto.
- Cara Setting Indikator Bollinger Band yang Tepat - Desember 1, 2024
- Memahami Pola Candlestick Outside Bar dalam Analisis Teknikal Forex - November 25, 2024
- Panduan Strategi Trading Harian dengan Spread Forex Kecil - November 20, 2024