Berita tentang covid-19 terus menjadi headline di banyak media hingga saat ini. Dampaknya yang mempengaruhi terhadap pergerakan pasar keuangan secara global menjadi hal yang tidak bisa dianggap angin lalu begitu saja.
Harga emas dunia pada perdagangan Selasa (17/3/2020) kemarin menguat 0,95 persen, setelah mengalami penurunan dalam lima perdagangan sebelumnya. Dengan begitu harga emas dunia mengalami kemerosotan menyentuh nyaris 10 persen dalam periode tersebut.
Pada perdagangan hari Rabu (18/3/2020) kemarin, harga emas kembali merosot pada angka 2,67 persen ke Rp 1.487,4/troy ons. Pada pukul 17.50 WIB, posisi ini membaik, harganya berada pada level US$ 1.504,5/troy ons atau melemah 1,56 persen di pasar spot.
Ada kejadian yang menarik tentang ini, ketika kemarin saat bursa saham kembali mengalami aksi jual, harga emas justru mengalami penurunan harga. Ketika itu bursa saham Asia juga kembali memerah, indeks Nikkei Jepang dan indeks Shanghai Composite China melemah menjadi lebih dari 1,5 persen, sementara Kospi Korea Selatan dan Hang Seng Hong Kong ambles lebih dari 4 persen.
Emas dianggap sebagai aset aman dan menjadi buruan ketika bursa saham berubah menjadi aset berisiko ketika mengalami aksi jual. Artinya adalah ketika bursa saham sedang merosot tajam, harga emas akan melesat naik.
Tapi kondisi ini menjadi lebih menarik. Bursa saham yang mengalami kemerosotan tajam membuat sekian banyak investor mengalami margin call. Ketika harga emas sudah mencapai level tertinggi, pelaku pasar justru mencairkan keuntungan dari investasi emas dan memasukkan kembali di bursa saham untuk menghindari kekurangan dana, dengan harapan bursa saham akan bangkit ketika virus corona berakhir.
Harga mata uang kripto ikut mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir. Tetapi selang beberapa hari kemudian, harga beberapa token mata uang kripto terpantau melonjak.
Oscar Darmawan -CEO Indodax- mengatakan, bahwa saat ini merupakan momen tepat untuk berinvestasi di aset kripto. Karena selain harga yang sedang turun, momen halving day bitcoin juga akan berlangsung beberapa minggu lagi.
Oscar menambahkan, aset kripto saat ini masih menjadi aset yang menarik diperdagangkan pada saat virus corona. Opsi semi lockdown dengan melakukan work from home, menjadikan perdagangan aset kripto justru melonjak cukup tinggi.
Menurutnya, kondisi aset kripto berbeda dengan produk investasi yang lainnya seperti saham atau reksa dana, yang dipengaruhi oleh pelemahan ekonomi dari kebijakan pemerintah ketika dihantam virus corona. Alasannya, penentuan harga bitcoin dan aset kripto hanya dipengaruhi oleh supply dan demand.
Ia menjelaskan, bahwa corona tidak memberikan dampak langsung kepada penurunan harga bitcoin. Penyebab turunnya harga hanya karena aksi jual dari sekelompok orang yang membutuhkan uang tunai untuk berbelanja dan menyelamatkan usaha mereka.
Oscar melanjutkan, momen halving day akan terjadi pada Mei 2020 nanti. Pada saat itu orang-orang akan kembali berinvestasi di bitcoin dan aset kripto yang lain.
Pencarian sesuai topik:
- nasib uang crypto di tengah krisi covid19
- Bagaimana Cara Membaca Analisa Sentimen Pasar Forex Secara Akurat? - Desember 12, 2024
- Apa Saja Pola Grafik Forex yang Menandai Tren Bullish? - Desember 11, 2024
- 5 Alasan Mengapa Mindset Trading Lebih Penting daripada Strategi dalam Forex - Desember 8, 2024