Dalam prakteknya, istilah overbought dan oversold akan kerap kali muncul ketika Anda melakukan analisa pada trading forex. Dua istilah tersebut pada dasarnya menjadi sesuatu yang penting untuk dipahami. Pasalnya, overbought dan oversold dapat membantu Anda sebagai trader dalam mendefinisikan kondisi harga saat ini juga langkah yang harus Anda lakukan selanjutnya.
Artikel kali ini secara lebih dalam akan membahas mengenai cara identifikasi overbought dan oversold dengan indikator Relative Strength Index (RSI). Tentu saja, ulasan ini akan menjadi salah satu hal penting bagi Anda sebagai trader forex. Untuk itu, tidak ada saran lain kecuali membaca ulasannya hingga tuntas. Berikut ulasan lengkapnya!
Apa Itu Overbought dan Oversold?
Secara umum istilah overbought merupakan gabungan dari kata “over” dan “bought“. Over sendiri diartikan sebagai sangat, bought adalah beli. Dapat dikatakan, istilah overbought atau yang sering disingkat (OB) merupakan sesuatu kondisi ataupun keadaan dimana harga telah hadapi jenuh beli. Dalam artian ini, jenuh beli yang diartikan merupakan, secara universal harga telah sangat mahal dipasaran, serta logis bila harga nantinya hendak diturunkan.
Baca Juga: Bagaimana Cara Bertrading Dalam Volatilitas Forex Yang Rendah?
Kondisi overbought sendiri dipicu oleh pergerakan uptrend yang sangat signifikan. Setelah kenaikan harga dirasa cukup, para trader dan investor yang sebelumnya mendorong harga dengan membuka order buy akan menutup posisi untuk mengambil profitnya. Di titik inilah harga dikatakan mengalami kondisi overbought.
Karena banyak pelaku pasar menutup posisi long dan melakukan profit taking, harga akan melemah setelah melalui level overbought. Semakin banyak trader dan investor yang mengakhiri order buy-nya, semakin tajam pula penurunan harga yang terjadi setelah level overbought terlewati.
Sementara itu, sama seperti overbought, kata oversold juga terdiri dari dua kata yakni “over” adalah sangat dan “sold” yang berarti jual. Maka oversold dapat dikatakan sebagai sesuatu kondisi ataupun keadaan dimana harga telah hadapi jenuh beli. Maksudnya harga telah dirasa sangat murah serta wajib diangkat.
Semacam halnya keadaan overbought, oversold pula dapat mencerminkan keadaan pasar di kala itu, ialah para penjual telah merendahkan biayanya sangat rendah setelah itu datanglah para pembeli. Perihal ini yang membuat harga bergerak naik sehabis pasar telah dirasa oversold ataupun jenuh jual.
Pada prakteknya, kondisi oversold kerap kali diawali oleh pergerakan downtrend yang tajam. Dan oversold bisa terjadi karena sebelumnya ada dorongan sell dari para trader dan investor yang sangat besar. Ketika penurunan harga sudah dianggap terlalu ekstrim dan para pelaku pasar mengambil keuntungan dengan menutup posisi sell, di situlah oversold terjadi.
Baca Juga: 3 Tips Jitu Hadapi Ketidakpastian pada Market Forex
Apa Itu Indikator Relative Strength Index?
Dalam trading forex, RSI merupakan indikator momentum yang sangat populer yang telah ditampilkan dalam sejumlah artikel, wawancara, dan buku selama bertahun-tahun. RSI sendiri merupakan indikator yang dirancang oleh seorang analis teknikal bernama J. Welles Wilder dalam bukunya yang berjudul ‘New Concepts in Technical Trading Systems’.
Indikator RSI memiliki kegunaan hampir sama dengan indikator Stochastic yaitu menunjukkan kondisi pasar yang sedang overbought atau oversold. Indikator RSI memiliki satu garis yang membantu untuk menentukan kekuatan dari tren yang sedang berlangsung pada suatu instrument trading (sekuritas) dan juga kemungkinan titik reversal-nya.
RSI membandingkan nilai absolut dari pertumbuhan harga pasangan mata uang yang sedang diperdagangkan selama periode waktu tertentu dengan level jatuhnya pada periode waktu yang sama. Dan RSI tidak seagresif Stochastic. Selain itu, RSI termasuk indikator yang jarang memunculkan sinyal buy atau sell. Oleh sebab itu RSI mungkin tidak cocok bagi trader yang agresif, yaitu trader yang ingin melakukan transaksi sebanyak dan sesering mungkin.
Cara Identifikasi Overbought dan Oversold Dengan Indikator RSI
Pada penggunaannya, indikator RSI diskalakan dari 0 hingga 100. Angka RSI 30 atau lebih rendah menunjukkan kondisi oversold dan kemungkinan akan ada penguatan harga (naik). Dapat dimaksudkan bahwa mata uang yang oversold adalah indikasi bahwa tren turun cenderung berbalik naik, yang berarti ini merupakan peluang untuk membeli atau mengambil posisi buy.
Angka RSI 70 atau lebih tinggi menunjukkan kondisi overbought dan kemungkinan akan menyebabkan pelemahan harga (turun). Dapat diartikan bahwa mata uang yang overbought adalah indikasi bahwa tren kenaikan harga kemungkinan akan berbalik, yang berarti ini merupakan peluang untuk menjual atau mengambil posisi sell.
Karena mencerminkan suatu kondisi jenuh beli, overbought merupakan sinyal penting yang mengisyaratkan potensi reversal bearish. Sebaliknya, oversold yang merupakan kondisi jenuh jual diartikan sebagai penanda reversal bullish. Untuk itu, crossing sinyal RSI dari level overbought dan oversold sering diantisipasi untuk mengambil posisi berdasarkan strategi trend reversal.
Baca Juga: 2 Tips Efektif Penggunaan Indikator RSI pada Trading Forex
Banyak trader juga kerap menggunakan indikator RSI untuk menentukan trend pada market forex. Untuk membacanya Anda cukup melihat RSI dengan memperhatikan apakah pergerakan indikator RSI berada di atas atau di bawah 50. Jika Anda melihat RSI di atas 50, maka kemungkinan besar adalah uptrend. Sedangkan jika Anda melihat RSI di bawah 50, maka kemungkinan besar adalah downtrend.
Untuk Anda ketahui, bahwa dalam menggunakan indikator RSI pada MetaTrader 4 sangatlah mudah. Anda sebagai trader hanya perlu memahami pergerakan harga yang tercantum di dalam indikator RSI. Setelah mengaplikasikan di dalam chart, periode yang digunakan dalam indikator RSI ini biasanya menggunakan periode 14. Dan Anda dapat memasang indikator tersebut dengan cara: Buka menu Insert > Indicators > Oscillators >Pilih RSI >OK.
Kesimpulan
Itulah ulasan mengenai cara identifikasi overbought dan oversold dengan indikator RSI. Namun, sekalipun sering diandalkan dalam trading forex dengan strategi trend reversal, overbought dan oversold tetap memiliki sejumlah risiko. Dan konsep yang sama berkaitan dengan sinyal overbought atau oversold yang membutuhkan alat bantu untuk memperkuat sinyal, dan pada akhirnya memungkinkan trader untuk membuat keputusan perdagangan yang baik.
- Averaging Trading Forex: Strategi Menambah Profit dan Mengurangi Kerugian - Desember 6, 2024
- Bagaimana Cara Mendeteksi Money Game Berkedok Forex? - Desember 5, 2024
- Indikator Teknikal Forex yang Cocok untuk Strategi Day Trading - November 29, 2024
Pingback: 2 Strategi Trading Forex yang Dapat Diandalkan Oleh Pemula
Pingback: Penggunaan Indikator Relative Strength Index pada Forex