Imbas Dolar Rapuh, Harga Emas Siap ke US$ 2.000/Oz?
Pada perdagangan di hari Selasa (15/9/2020) harga logam mulia emas alami penguatan. Hal ini imbas dari nilai dolar AS yang alami pelemahan.
Jika melihat di perdagangan pada pukul 09.00 WIB, harga emas dunia di pasar spot alami kenaikan hingga 0,2 persen ke US$ 1.961,4 per troy ons. Untuk diketahui, pada saat yang sama indeks dolar AS alami pelemahan yang tipis.
Seperti yang diketahui, emas sebagai komoditas yang dihargai dengan hitungan dolar AS, logam kuning tersebut mendapat dukungan dari pelemahan mata uang negeri Donald Trump tersebut.
Mengutip dari Reuters, kepala strategi pasar di Blue Garis Berjangka di Chicago –Phillip Streible– mengatakan, “Emas naik karena dolar berada di bawah tekanan. Kami juga melihat Steven Mnuchin menunjukkan bahwa mereka menginginkan semacam kesepakatan stimulus fiskal dilakukan, sehingga akan semakin melemahkan dolar”.
Nilai indeks dolar yang melemah akan membuat emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain sehingga bisa meningkatkan minat beli terhadap bullion.
The Fed dan beberapa bank sentral global yang lainnya, akan mengumumkan mengenai kebijakan moneternya sebagai otoritas moneter yang paling berpengaruh di dunia.
The Fed akan mengumumkan kebijakannya pada hari Rabu ini, sementara Bank of England (BoE) dan Bank of Japan (BoJ) selisih satu hari setelahnya.

Imbas Dolar Rapuh, Harga Emas Siap ke US$ 2.000/Oz?
Untuk diketahui, kebijakan dari bank sentral yang ultra akomodatif ini untuk menahan perekonomian dari kejatuhan lebih lanjut akibat dari pandemi virus corona yang terjadi hampir di sepanjang tahun ini, dan hal tersebut telah membuat harga emas dunia meningkat hingga menjadi 29 persen.
Mengutip dari sumber yang sama, Streible juga menjelaskan, “The Fed diperkirakan akan mempertahankan tingkat target inflasi, pada sasaran 2 persen untuk beberapa waktu dan mereka akan meningkatkan Pelonggaran Kuantitatif (QE), sehingga akan tetap mendukung emas”.
Prediksi mengenai harga emas datang dari berbagai kalangan. Goldman Sachs sempat meramal bahwa emas akan mencapai level US$ 2.000.
Tidak hanya itu, Bank of America (BoA) juga memprediksi bahwa harga logam mulia itu akan bisa mencapai US$ 3.000 per troy ons. Kepala ahli strategi komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen juga memproyeksikan bahwa emas akan berada di level US$ 4.000.
Ramalan mengenai harga emas yang lebih fantastis muncul dari pendiri Myrmikan Capital, Dan Oliver. Ia memprediksi emas akan tembus di harga US$ 10.000 per troy ons. Namun dalam prediksinya ini, Oliver tidak menyebut dalam rentang waktu kapan harga emas sesuai dengan yang ia ramalkan.
Prediksi Dan Oliver mengenai harga emas mungkin memang terlihat fantastis, namun kini muncul prediksi yang lebih spektakuler. Harga emas diprediksi akan mencapai level US$ 15.000.
Adalah penulis buku best seller, Jim Rickards dan CEO Euro Pasific Capital, Peter Schiff yang berpendapat bahwa reli emas akan terus terjadi dan belum berakhir dan akan mencapai level US$ 15.000 tersebut.
- Inilah Cara Menghitung Indikator Pivot Point Forex Secara Manual dan Otomatis - Februari 17, 2025
- Bagaimana Trader Dapat Memanfaatkan Informasi Suku Bunga dalam Strategi Trading? - Februari 10, 2025
- Stop Loss Forex vs Take Profit: Definisi, Perbedaan, dan Strategi Penggunaannya - Februari 6, 2025

Pingback: Harga Emas Diramal Tembus US$ 2.300 di Akhir Tahun