Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva membenarkan jika secara bertahap dolar Amerika Serikat (AS) kehilangan statusnya sebagai mata uang cadangan utama dunia. Benarkah dedolarisasi akan benar-benar terjadi? Seperti yang diketahui, gonjang-ganjing AS tak hanya soal potensi gagal bayar utang yang bisa melanda di 1 Juni nanti. Tapi juga soal greenback atau mata uang dolar negara itu.
“Ada pergeseran bertahap dari dolar, dulunya 70% dari cadangan, sekarang sedikit di bawah 60%”, tegasnya di acara Global Milken Institute 2023 dikutip hari Rabu (3/5/2023). Meski belum bisa tergantikan dalam waktu dekat, menurut Kristalina, pesaing AS terbesar sudah bermunculan. Ini antara euro, dengan potensi paling massif. Ada pula pound Inggris, yen Jepang dan yuan China.
Stephen Jen, CEO dan co-CIO Eurizon SLJ Capital juga mengatakan hal yang sama. Dirinya melihat bahwa pangsa dolar AS di cadangan devisa global 2022 anjlok 10 kali lebih cepat dari rata-rata dalam 20 tahun terakhir.
“Dolar AS menderita keruntuhan yang menakjubkan pada 2022 dalam pangsanya sebagai mata uang cadangan devisa. Mungkin karena penerapan sanksi yang sangat tegas (ke Rusia)” tulis Jen sebagaimana dikutip Kitco, Sabtu (29/4/2023).
Jika melihat data Currency Composition of Official Foreign Exchange Reserve (COVER) dari IMF, nilai dolar AS dalam cadangan devisa global memang mengalami penurunan drastis. Pada kuartal IV-2021, nilainya mencapai US$ 7.085,01 miliar, sementara pada kuartal IV-2022 sebesar US$ 6.471,28 miliar. Secara pangsa, pada 2021 sebesar 54,8%, sedangkan pada 2022 turun menjadi 54%.
Baca Juga: Aksi ‘Buang Dolar’ Akan Jadi Tren Ke Depan
Pengertian Dedolarisasi
Dijelaskan, bahwa dedolarisasi adalah suatu proses ketika suatu negara atau wilayah mengurangi penggunaan dolar AS sebagai mata uang utama dalam transaksi ekonominya. Hal ini terjadi ketika negara tersebut merasa terlalu bergantung pada mata uang asing. Atau ketika negara tersebut ingin menciptakan mata uang sendiri untuk mengurangi inflasi atau untuk alasan politik lainnya. Ketika negara tersebut melakukan dedolarisasi, maka mata uang asing yang digunakan sebagai pengganti dolar AS dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu dan bergantung pada kebijakan pemerintah.
Seperti yang diketahui, dolar AS telah lama menjadi mata uang cadangan dunia, yang berarti banyak negara menggunakan dolar AS sebagai cadangan mata uang mereka. Akan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, beberapa negara telah mempertimbangkan alternatif pengganti dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia. Dimana hal ini berpengaruh terhadap posisi dolar AS di pasar internasional.
Sekadar informasi, mata uang cadangan dunia adalah mata uang yang digunakan oleh negara lain sebagai cadangan mata uang mereka. Ini berarti bahwa negara lain menyimpan sejumlah besar uang dalam mata uang yang menjadi mata uang cadangan dunia yang sebagian besar adalah dolar AS saat ini. Dan dolar AS sendiri menjadi mata uang cadangan dunia karena stabilitasnya dan status ekonomi dan politik Amerika Serikat yang kuat.
Tapi, keuntungan dan kerugian memiliki mata uang cadangan dunia harus dipertimbangkan. Keuntungan dari memiliki mata uang cadangan dunia adalah stabilitas dan likuiditas mata uang yang digunakan. Sementara kerugian termasuk terlalu tergantung pada mata uang yang menjadi cadangan dan tidak dapat menanggung risiko mata uang yang tidak stabil.
Baca Juga: Morgan Stanley Ramal Ekonomi Asia Salip AS dan Eropa
Mempertimbangkan Alternatif Pengganti Dolar AS
Diberitakan sebelumnya, akhir Maret lalu, negara-negara yang tergabung dalam BRICS (Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan) menyatakan tengah menggodok mata yang sendiri. Dikutip dari media India, Livemint, sebuah laporan mengindikasikan bahwa mata uang baru akan diamankan dengan emas dan komoditas lain termasuk elemen tanah jarang. Tapi detil yang dipakai belum diungkap jelas.
Diketahui, pada akhir Maret, Presiden Rusia Vladimir Putin mengadopsi kebijakan luar negeri baru yang menempatkan India dan China di garis depan. Pengumuman itu muncul hanya beberapa hari setelah Presiden China Xi Jinping mengunjungi Moskow untuk lebih memperkuat kemitraan pada Maret. Dan Babakov mengatakan bahwa BRICS akan mempresentasikan perkembangan persiapan mata uang baru pada pertemuan puncak para pemimpin BRICS tahun ini.
Tak hanya BRICS, Arab Saudi juga sempat dilaporkan Wall Street Journal akan menggunakan yuan sebagai mata uang dalam perdagangan minyak dengan China. Dari petrodolar, alat tukar akan berganti petroyuan. India telah mengeluarkan kebijakan baru untuk semakin meningkatkan penggunaan rupee dalam perdagangan mereka sejak April 2023. Salah satunya dengan Malaysia dan Uni Emirat Arab (UEA).
Di sisi lain, negara-negara yang selama ini bergantung pada dolar AS dan tak memiliki hubungan harmonis dengan Negeri Paman Sam. Dan mulai berpikir untuk mencari alternatif mata uang lain untuk transaksi global.
Baca Juga: Ramai-Ramai Mempertimbangkan Alternatif Pengganti Dolar AS
- Cara Membaca Pola Impulsif dan Korektif dalam Pola Elliott Wave Forex - Desember 4, 2024
- Inilah 5 Cara Mendapatkan Rebate Forex Secara Maksimal! - Desember 3, 2024
- Bagaimana Nilai Spread Forex Mempengaruhi Profit Anda? - November 22, 2024