Finansial

Indonesia Terbitkan Surat Utang Dolar AS Terbesar Sepanjang Sejarah

Sri Mulyani Indrawati -Menteri Keuangan- menyatakan, bahwa pemerintah baru saja telah menerbitkan obligasi global atau surat utang global dengan nilai US$ 4,3 miliar atau setara dengan Rp 68,8 triliun (kurs Rp 16.000). Surat utang ini adalah merupakan surat utang denominasi dolar Amerika Serikat (AS) terbesar sepanjang sejarah yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia.

Sri Mulyani menjelaskan, bahwa surat utang ini terdiri dari tiga jenis: Yang pertama, RI 1030 dengan tenor 10,5 tahun dengan nilai US$ 1,65 miliar dengan yield 3,90 persen. Kedua, RI 1050 bertenor 30,5 tahun dengan nilai US$ 1,65 miliar. Obligasi ini memiliki yield 4,2 persen. Ketiga, RI 0470 dengan jatuh tempo 50 tahun. Nilai yang diterbitkan US$ 1 miliar dengan yield 4,50 persen.

Dari tiga macam surat utang ini, Sri Mulyani mengatakan bahwa terdapat surat utang dengan tenor 50 tahun. Ini adalah jenis surat utang baru yang diterbitkan oleh pemerintah.

Dalam penjelasannya, mantan direktur bank dunia itu memaparkan, bahwa penerbitan tenor 50 tahun yang pertama kali dilakukan Republik Indonesia juga merupakan tenor terpanjang yang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini secara implisit menunjukan bahwa kepercayaan investor terhadap track record dari kondisi ekonomi dan pengelolaan keuangan negara.

Pada Selasa (7/4/2020) kemarin, ia mengatakan bahwa ini adalah penerbitan terbesar di dalam sejarah penerbitan US dolar bond oleh pemerintah Republik Indonesia. Bendahara negara ini menuturkan, bahwa obligasi ini merupakan yang pertama diterbitkan sejak virus corona diumumkan.

Indonesia Terbitkan Surat Utang Dolar AS Terbesar Sepanjang Sejarah

Indonesia Terbitkan Surat Utang Dolar AS Terbesar Sepanjang Sejarah

Ia juga mengungkapkan, bahwa Indonesia adalah negara pertama yang menerbitkan sovereign bond sejak pandemi virus Covid-19 terjadi. Untuk diketahui bahwa sejak pandemi diumumkan bulan Februari sampai dengan bulan Maret, tidak ada satu negara pun di Asia yang masuk global bond karena volatilitas dan gejolak yang besar.

Dengan penerbitan surat utang ini disebut akan membantu pemerintah untuk pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan juga membantu untuk meningkatkan jumlah cadangan devisa.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut, bahwa pada periode Maret 2020 cadangan devisa Indonesia tercatat mengalami penurunan US$ 9,4 miliar menjadi US$ 121 miliar dari sebelumnya US$ 130,4 miliar.

Angka ini masih cukup untuk memenuhi kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah serta kebutuhan stabilisasi nilai tukar rupiah. Cadangan devisa ini masih setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

BI akan terus menjaga kecukupan cadangan devisa guna mendukung ketahanan eksternal dan stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan. Apalagi dalam situasi saat ini yang sedang tidak stabil karena imbas dari pandemi virus corona.

Lita Alisyahbana
1 Comment

1 Comment

  1. Pingback: Pemerintah Kembali Terbitkan Surat Utang SBN Rp 697,3 T

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top