Seperti yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, dijelaskan bahwa strategi Pivot Point banyak sekali manfaatnya khususnya untuk trader jangka pendek yang mengincar pergerakan kecil. Teknik ini telah menjadi tujuan para trader selama beberapa dekade.
Pivot Point sendiri adalah indikator teknikal yang digunakan trader forex sebagai pengukur tingkat harga untuk potensi pergerakan pasar di masa depan. Indikator Pivot digunakan untuk menentukan bias tren serta level support dan resistance, yang pada gilirannya dapat digunakan sebagai target profit, stop loss, entry dan exit.
Namun, tahukah Anda bahwa Pivot Point tidak hanya bertipe standar? Tetapi teknik ini ternyata memiliki beberapa macam. Di antaranya adalah: Woodie, Camarilla dan Fibonacci. Mari kita bahas ketiga jenis Pivot Point tersebut!
Penjelasan:
1. Woodie Pivot Point
Menyediakan sebuah pendekatan unik untuk menghitung level utama support dan resistance jangka pendek serta semacam intraday dan day trader yang terkenal. Trading dengan strategi ini agaknya sama dengan jenis Pivot Point lainnya. Namun, memahami seluk beluk perbedaan yang melekat pada Woodies Pivot Point merupakan kunci dalam mengembangkan keunggulan dari trading.
Dengan kerangka waktu yang lebih pendek, Pivot Woodie sering membuat zona atau rentang di mana harga cenderung diperdagangkan lebih sering dari pada tidak. Trader yang ingin mengambil keuntungan dari pergerakan harga dalam kisaran akan mencari untuk membeli di bagian bawah rentang dan menjual di bagian atas rentang.
Woodie Pivot Point menggunakan rumus sebagai berikut:
R3= H + 2* (PP – L)
R2 = PP + (H – L)
R1 = (2 x PP)-L
PP = (H + L + 2C)/4
S1 = (2 x PP)-H
S2 = PP – (R1 – S1)
S3= L – 2* (H – PP)
C: Closing Price, H: High, L: Low
2. Camarilla Pivot Point
Merupakan salah satu turunan strategi Pivot Point. Strategi ini mirip dengan Pivot Point itu sendiri, namun Camarila menawarkan sesuatu yang lebih komplit untuk dipergunakan sebagai sebuah strategi.
Teknik ini ditemukan oleh Nick Scott pada tahun 1989, konsep utama dari strategi ini didasarkan pada gagasan bahwa harga memiliki kecenderungan untuk kembali ke level penutupan pada periode sebelumnya. Karena itu, rekomendasi tradingnya adalah dengan melakukan aksi buy di S3 atau sell saat harga mencapai R3.
Camarilla Pivot Point menggunakan rumus sebagai berikut:
PP = (H + L + C) / 3
R4 = C + ((H – L) x 1.1/2)
R3 = C + ((H – L) x 1.1/4)
R2 = C + ((H – L) x 1.1/6)
R1 = C + ((H – L) x 1.1/12)
S1 = C – ((H – L) x 1.1/12)
S2 = C – ((H – L) x 1.1/6)
S3 = C – ((H – L) x 1.1/4)
S4 = C – ((H – L) x 1.1/2)
C: Closing Price, H: High, L: Low
3. Fibonacci Pivot Point
Untuk menghitung semua level support dan resistance pada jenis Pivot Point ini, perlu ditentukan dulu Pivot Point tengah melalui cara perhitungan seperti di metode standar.
Teori deret angka Fibonacci sangat umum digunakan dalam pasar forex, Pivot Points pun menggunakannya. Menurut metode ini, level dari resistance dan support ditentukan dengan mengalikan Range (R) dengan angka Fibonacci yang sesuai.
Fibonacci Pivot Point menggunakan rumus sebagai berikut:
PP = (H + L + C) / 3
R3 = PP + ((H – L) x 1.000)
R2 = PP + ((H – L) x .618)
R1 = PP + ((H – L) x .382)
S1 = PP – (( – L) x .382)
S2 = PP – ((H – L) x .618)
S3 = PP – ((H – L) x 1.000)
C: Closing Price, H: High, L: Low
Itulah tiga jenis dari teknik Pivot Point dalam trading forex. Namun, setelah rampung membaca penjelasan di atas, tentu akan muncul pertanyaan: Pivot Point manakah yang dapat menjadi indikator terbaik?
Dari pertanyaan tersebut, jawabannya adalah bahwa tidak Pivot Point terbaik yang dapat Anda gunakan untuk trading karena Anda harus menggunakannya dengan indikator lainnya untuk mendapatkan konfirmasi trading forex yang terbaik.
Pencarian sesuai topik:
- Cara trading dengan pivot point fibonacci
- indicator yang sangat mirip dengan pivot poin
- pivot point fibonacci
- Menggunakan Pola Quasimodo Forex untuk Trading Reversal - Desember 10, 2024
- Cara Membaca Pola Impulsif dan Korektif dalam Pola Elliott Wave Forex - Desember 4, 2024
- Inilah 5 Cara Mendapatkan Rebate Forex Secara Maksimal! - Desember 3, 2024
Pingback: Inilah Penggunaan Indikator Pivot Point yang Tepat