Ada banyak spekulasi yang berkembang tentang kehancuran ekonomi global di masa yang akan datang. Dan tentunya gejolak ekonomi ini membawa dampak yang tidak dapat dihindarkan. Sejumalh ekonom paling terkenal di seluruh dunia menyebut kondisi ini sebagai resesi ekonomi.
Dan tentunya, nama Nouriel Roubini bukan nama yang asing di dunia ekonomi. Pada kondisi resesi yang diramal akan terjadi ini, ia bahkan juga telah memprediksi hal-hal yang lebih buruk dapat terjadi. Bagaimana penjelasannya? Berikut ulasan lengkapnya!
Pengertian Resesi Ekonomi
Secara sederhana, resesi ekonomi adalah kelesuan atau penurunan yang terjadi pada aktifitas ekonomi di suatu negara. Sedikit lebih meningkat bahwa resesi adalah ketika ekonomi mengalami selisih yang mencolok dalam aktivitas ekonomi. Jadi ada perbedaan yang signifikan dalam hal pengeluaran serta pemasukan.
Baca Juga: Resesi Ekonomi Global Pengertian dan Faktornya
Efek berbahaya dari resesi ekonomi adalah sifatnya yang domino. Karena resesi ini mencakup lima faktor besar ekonomi yakni tenaga kerja, investasi, pendapatan, daya beli masyarakat, dan keuntungan perusahaan. Apabila semua lima faktor besar itu mengalami penurunan, maka akan berimbas pada harga. Lalu nantinya harga tersebut akan berimbas terhadap pendapatan GDP yang menurun.
Dan ketika resensi ekonomi ini terjadi secara global, maka akan ada banyak investasi yang mengalami sebuah penurunan. Hal tersebut berdampak pada sebuah pemutusan hubungan kerja yang berakibat pada adanya pengangguran. Hal ini dikarenakan daya beli masyarakat yang juga menurun dan berimbas pada perusahaan yang ada.
Siapa Nouriel Roubini?
Diketahui dari berbagai sumber, Nouriel Roubini adalah Profesor ekonomi yang juga dikenal dengan julukan Dr. Doom. Julukan itu ia peroleh setelah pada tahun 2006 ia memprediksi akan terjadi crash di pasar perumahan yang bubble dan memicu krisis. Prediksinya tepat, pada tahun 2008 terjadi krisis finansial global akibat bubble pasar perumahan di Amerika Serikat (AS).
Roubini sendiri merupakan seorang ekonom berdarah Yahudi-Iran. Ia lahir di Turki dan sempat dibesarkan di Italia. Saat ini ia aktif menjadi konsultan ekonomi dan juga pengajar di Sekolah Bisnis Stern Universitas New York. Sekadar informasi, Roubini juga sangat dikenal dengan sikapnya yang skeptis terhadap Bitcoin.
Dalam laman opini tulisannya yang dipublikasi Financial Times, ia menyebut bahwa Bitcoin tidak dapat dipegang menjadi aset. Hal tersebut lantaran volatilitas harganya yang cukup tidak stabil. Ia juga membantah klaim Elon Musk yang menyebut bila memegang Bitcoin jauh lebih baik daripada memegang cash. Ia meminta publik untuk menahan diri dan tidak mengikuti langkah pendiri Tesla itu untuk beralih ke Bitcoin.
Dengan reputasinya di Wall Street sebagai ekonom yang sangat pesimistis karena kerap memprediksi hal-hal buruk mengenai perekonomian dunia. Tentunya apa yang dikatakan Roubini patut didengar. Apalagi prediksi-prediksinya mengenai ekonomi suram sering kali kejadian.
Baca Juga: Memahami Istilah Fenomena Bubble Economy
Apa Prediksinya?
Dalam analisisnya di Time yang diterbitkan pada hari Kamis pekan lalu, misalnya. Roubini mengatakan bahwa kombinasi ekonomi beracun dari pertumbuhan rendah dan inflasi tinggi akan menyebabkan kepailitan dan krisis keuangan besar-besaran di seluruh dunia di tahun-tahun mendatang.
Argumennya tersebut didasarkan pada gagasan bahwa dunia tengah memasuki era baru ekonomi global. Setelah terjadi hiper-globalisasi, stabilitas geopolitik relatif, dan inovasi teknologi membantu menjaga inflasi sejak Perang Dingin.
Dia juga memperingatkan bahwa pejabat bank sentral tidak dapat memutuskan untuk berhenti menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Jika tidak, inflasi akan menjadi masalah yang akan terjadi terus-menerus di seluruh dunia. Pada dasarnya, Roubini percaya bank sentral terjebak pada situasi yang sulit karena lingkungan inflasi yang terjadi saat ini.
Namun dalam tulisan prediksinya tersebut, Roubini juga menyinggung dua investasi yang perlu dihindari ketika dalam kondisi ekonomi tidak stabil. Yaitu saham dan obligasi jangka panjang.
“Investor perlu menemukan aset yang akan melindungi mereka dari inflasi, risiko politik dan geopolitik, dan kerusakan lingkungan. Ini termasuk obligasi pemerintah jangka pendek dan obligasi indeks inflasi, emas dan logam mulia lainnya, dan real estat yang tahan terhadap kerusakan lingkungan”, katanya.
Baca Juga: Apa Pengaruh Resesi Terhadap Forex?
- Cara Mudah Melakukan Strategi Scale In dalam Forex - April 17, 2024
- Mengoptimalkan Grid Trading Robot Untuk Meraup Profit Fantastis - April 16, 2024
- Bitcoin Halving 2024 dan Perkiraan Masa Depan Aset Kripto - Maret 31, 2024