Bitcoin adalah cryptocurrency yang paling terkenal, namun mata uang digital itu juga paling mendebarkan. Pada minggu yang lalu, nilai Bitcoin menembus angka US$ 20.000 dan mencatat kenaikan 170 persen pada tahun ini.
Bitcoin sekarang diperdagangkan di sejumlah bursa independen non-terpusat, seperti Coinbase. Mata uang tersebut juga dapat dibeli dan dijual melalui pialang-pialang. Mungkin ada perbedaan harga di antara bursa yang berbeda, yang dapat mengarah pada peluang arbitrase di bursa yang berbeda. Kurangnya pertukaran cryptocurrency terpusat membuat sulit untuk memastikan harga yang seragam.
Bukan rahasia umum bila harga Bitcoin kerap naik-turun bak rollercoaster. Meski sudah ditemukan sejak 2008, Bitcoin baru benar-benar mulai lepas landas pada 2013. Mata uang digital itu memulai perdagangan tahun tersebut sekitar US$ 13,50 per Bitcoin. Kemudian harganya naik pada awal April 2013.
Dalam sebuah survey yang dilakukan oleh Fidelity terhadap 800 investor dan institusi besar di AS dan Eropa. Ditemukan bahwa lebih dari seperempatnya menyimpan Bitcoin.
Fidelity sendiri, yang mengelola aset sebesar 3,3 triliun dolar AS, bulan Agustus mengatakan akan meluncurkan dana investasi Bitcoin pertamanya. Padahal sebelumnya banyak manajer investasi yang menyebut Bitcoin hanya uang mainan saja.
Seperti yang diketahui, pandemi Corona sempat memukul bisnis Bitcoin, yang nilainya anjlok 40% hanya dalam satu hari pada bulan Maret. Namun belakangan, mata uang kripto itu nilainya bergerak dari rekor ke rekor.
Perubahan harga yang sangat besar menunjukkan bahwa Bitcoin memang masih jauh dari aset matang untuk menjadi investasi. Tapi di mata penggemarnya, Bitcoin tetap merupakan primadona, terutama karena tidak ada otoritas yang bisa mengatur nilai tukarnya.
Menurut konsultan pasar uang Bloomberg, pergerakan harian Bitcoin rata-rata menunjukkan kenaikan 2,7% tahun ini, masih lebih tinggi daripada harga emas yang mencatat kenaikan rata-rata harian 0,9%.
Bitcoin sering dibandingkan dengan emas, sebagai simpanan klasik untuk melindungi diri dari pengaruh inflasi. Tetapi para pengamat menilai, pergerakan naik Bitcoin saat ini tidak terlalu berkaitan dengan kekhawatiran inflasi, melainkan lebih karena aksi spekulasi para pemburunya, yang mengharapkan lonjakan nilainya pada tahun depan.
Nilai mata uang digital Bitcoin makin gila-gilaan. Mata uang kripto itu oleh analis dari Citibank diprediksi akan tembus menyentuh level US$ 300.000 atau setara dengan Rp 4,2 miliar pada bulan Desember tahun 2021.
Dalam catatan analis Citibank tersebut, Bitcoin direpresentasikan sebagai instrumen safe haven abad ke-21, menggantikan emas.
Mengutip dari Forbes pada hari Jumat (20/11/2020), Tom Fitzpatrick -Global Gead of CitiFX Technicals Citibank- mengatakan, “Seluruh karakteristik Bitcoin telah ditunjukan oleh penguatan yang tidak pernah terpikirkan, diikuti oleh koreksi yang menyakitkan, menunjukan pola yang menopang tren jangka panjang”.
- 7 Alternatif Indikator Forex Jangka Panjang yang Patut Anda Coba! - Oktober 3, 2024
- 5 Dampak Debt Ceiling Terhadap Forex yang Wajib Dipahami Trader - Oktober 2, 2024
- Penerapan Indikator Overlay Forex untuk Tingkatan Akurasi Prediksi Harga - September 24, 2024
Pingback: Investasi Bitcoin dan Prediksinya di 2021