Seperti yang diketahui, pada bulan lalu harga emas di pasar spot dunia sempat mencapai nilai tertingginya. Bahkan harga logam mulia tersebut tembus di US$ 2.000.
Lantas muncul pertanyaan mengenai kenaikan harga emas ini, berapa pasokan logam mulia di dunia? Apakah akan habis?
Khalayak tentu sepakat bahwa emas adalah investasi yang paling diminati oleh kebanyakan orang di dunia. Logam mulia itu juga menjadi komponen di sejumlah produk elektronik dan menjadi simbol status di masyarakat.
Namun, emas adalah sumber daya yang terbatas dan ada kondisi di mana logam mulia tersebut akhirnya akan habis dan tak bisa lagi ditambang.
Untuk diketahui, produksi tambang emas pada setahun yang lalu mencapai angka 3.531 ton. Jumlah ini turun 1 persen jika dibandingkan produksi emas pada tahun 2018. Hal ini adalah merupakan penurunan produksi pertama emas yang terjadi sejak tahun 2008.
Hannah Brandstaetter -Juru Bicara Dewan Emas Dunia- mengatakan, bahwa pasokan emas melambat dan produksi menurun di tahun mendatang.
Mengutip dari bbc.co.uk pada hari Jumat (25/9/2020) ini, Hannah menjelaskan, “Karena cadangan emas yang ada saat ini mulai habis, penemuan ladang yang baru semakin langka. Ini menunjukkan produksi sudah mencapai puncak”.
Para ahli juga menyebut bahwa jika produksi emas ini akan terjadi secara bertahap. Volume cadangan emas ini diperkirakan oleh Survei Geologi Amerika Serikat (AS) sekitar 50.000 ton. Sebagai perbandingan ada sekitar 190.000 ton emas yang sudah ditambang di seluruh dunia.
Dalam hitungan kasar, masih terdapat sekitar 20 persen lagi emas yang harus ditambang. Namun angka ini masih dinamis dan akan terus bergerak. Teknologi baru yang dikembangkan memungkinkan untuk perusahaan melakukan ekstraksi di sejumlah cadangan.
Misalnya inovasi terbaru seperti big data, AI, dan smart data mining bisa mengoptimalkan proses dan efisiensi biaya.
Namun, pada bulan Juli lalu dunia sempat geger tentang kabar mengenai emas.
Pasalnya, di China ditemukan skandal pemalsuan emas terbesar dalam sejarah, bahwa cadangan emas resmi di negara itu dengan lebih dari 4 persen kemungkinan adalah palsu.
Pada bulan Juni, perusahaan Wuhan Kingold Jewerly Inc menyimpan 83 ton emas murni yang disinyalir palsu. Padahal jumlah emas tersebut digunakan untuk mendukung 16 miliar yuan pinjaman atau setara dengan 22 persen produksi emas tahunan dan 4,2 persen dari cadangan emas China pada tahun 2019. Angka tersebut jika dihitung dengan kurs rupiah maka ditemukan jumlah yang spektakuler, yaitu Rp 32,2 triliun.
Cerita bermula dari 5 tahun terakhir terdapat lebih dari selusin lembaga keuangan China yang meminjamkan 20 miliar yuan atau setara dengan Rp 40,2 triliun ke Kingold, dengan jaminan dan polis asuransi untuk menutup kerugian adalah emas murni. Namun dalam kenyataannya, emas-emas yang digunakan sebagai agunan ternyata bukan emas asli, tetapi adalah tembaga yang berlapis emas.
- Menggunakan Pola Quasimodo Forex untuk Trading Reversal - Desember 10, 2024
- Cara Membaca Pola Impulsif dan Korektif dalam Pola Elliott Wave Forex - Desember 4, 2024
- Inilah 5 Cara Mendapatkan Rebate Forex Secara Maksimal! - Desember 3, 2024