Dalam dunia trading, terdapat satu teknik analisa teknikal yang merupakan favorit dan andalan trader. Teknik analisa tersebut adalah analisa chart pattern. Menurut kebanyakan trader, jenis teknik analisa ini memiliki potensi keakuratan yang besar. Jika pada artikel sebelumnya, telah dibahas Continuation Chart Pattern. Maka pada kesempatan kali ini, kami akan mencoba mengulas seri chart pattern lainnya yakni Bilateral Chart Pattern.
Apa dan bagaimana penjelasan lengkapnya? Dan pola apa saja yang termasuk dalam kategori Bilateral Chart Pattern? Untuk dapat mengetahuinya secara lengkap, berikut ulasannya!
Definisi Bilateral Chart Pattern
Dijelaskan bahwa Bilateral Chart Pattern adalah pola yang memiliki dua kemungkinan harga akan berbalik atau justru mengalami penurunan. Untuk memainkan jenis pola chart ini sebaiknya pertimbangkan dua skenario, yaitu upside atau downside breakout.
Yaitu, Anda dapat meletakkan satu order di puncak formasi dan satunya di dasar formasi. Jika salah satu order mulai tereksekusi, Anda dapat membatalkan order satunya. Namun jika salah satu dari order mulai terancam, maka Anda bisa membatalkan order satunya. Meski begitu, Anda juga perlu berhati-hati pada false break jika Anda mengatur entry order terlalu dekat dengan pembentukan top ataupun bottom.
Singkatnya, Bilateral Chart Pattern adalah jenis chart pattern yang lebih rumit dari dua jenis lainnya. Hal ini dikarenakan pola bilateral dapat menunjukan dua kemungkinan yaitu bergerak mengikuti pola sebelumnya atau bergerak melawan tren. Seorang trader dapat menggunakan pola bilateral untuk melakukan transaksi jual dan beli secara dua arah.
Baca Juga: Ada 3 Kategori Chart Patterns Forex yang Harus Diketahui, Apa Saja?
Jenis Bilateral Chart Pattern
Setidaknya terdapat tiga pola yang termasuk dalam kategori Bilateral Chart Pattern ini. Berikut daftar dan penjelasannya!
Descending Chart Pattern
Adalah jenis chart pattern yang berkebalikan dengan pola Ascending Triangle. Di dalam pola ini terbentuk sebuah garis miring dari lower high ke bawah dan garis datar di bawah yang terbentuk dari level support yang kelihatannya sulit untuk ditembus trader penjual.
Pola ini memiliki ciri-ciri, di antaranya yakni garis tren atas turun dan garis tren rendah yang mendatar. Pada pola ini, juga dapat terlihat bahwa penjual lebih agresif daripada pembeli karena harga valas terus menurunkan harga tertinggi. Namun pola Descending Triangle juga bisa berubah menjadi pola reversal jika muncul pada saat uptrend. Dan namanya akan mengalami modifikasi menjadi Descending Triangle Top.
Dalam penjelasannya yang lebih mudah, pola Descending Triangle merupakan sinyal trend turun. Trendline menggabungkan puncak yang menyilang dengan ambang support untuk membentuk segitiga. Di akhir segitiga tersebut, harganya cenderung melewati support dan anjlok.
Pada prakteknya, pola ini dapat digunakan untuk mengetahui bahwa kemungkinan harga masih akan melanjutkan downtrend-nya atau trend turunnya. Dan yang perlu Anda perhatikan adalah, garis support yang membentuk (garis bagian bawah) tidak berupa garis yang miring akan tetapi membentuk garis yang cenderung mendatar.
Ascending Chart Pattern
Merupakan pola grafik yang akan digunakan dalam analisis teknikal. Hal ini diciptakan oleh suatu pergerakan harga yang memungkinkan garis horizontal untuk bisa ditarik di sepanjang swing high dan juga tren naik di sepanjang swing low. Kedua garis tersebut akan membentuk segitiga. Para trader akan sering memperhatikan breakout dari pola segitiga tersebut. Breakout ini bisa terjadi ke atas ataupun ke bawah.
Segitiga naik ini sering disebut juga sebagai pola lanjutan karena harga biasanya yang akan menembus ke arah yang sama dengan suatu tren yang terjadi sesaat sebelum segitiga itu terbentuk. Ascending Triangle ini dapat diperdagangkan karena akan memberikan titik masuk yang jelas, target keuntungan, dan juga level stop-loss.
Baca Juga: 5 Cara Mengenali Perubahan Trend Trading Forex
Symmetrical Chart Pattern
Sesuai dengan namanya, segitiga simetris memiliki garis segitiga yang seimbang, dimana menunjukan bahwa pola tersebut tidak sembarang arah. Pola ini terbentuk ketika garis support-nya semakin lama semakin mendaki dan garis resistance-nya semakin lama semakin menurun hingga membentuk sebuah segitiga simetris. Trader harus memahami bahwa analisa segitiga bukan tentang menemukan pola yang sempurna tetapi lebih banyak tentang memahami apa yang dikomunikasikan pasar, melalui aksi harga.
Biasanya ketika simetris segitiga muncul, sejarah trend yang ada diprediksi dapat terjadi kembali. Perbedaan pola segitiga simetris dengan pola lainnya adalah segitiga simetris merupakan pola netral dan tidak condong ke segala arah. Sementara segitiga itu sendiri netral, namun tetap mendukung arah tren yang ada dan trader mencari penembusan ke arah tren.
Kesimpulan
Itulah penjelasan lengkap mengenai panduan memahami Bilateral Chart Pattern dalam forex. Secara praktek, analisa teknikal menggunakan chart pattern mungkin terlihat rumit. Terlebih karena banyaknya pola yang masing-masingnya memiliki arti tersendiri. Namun, bukan berarti analisa teknikal ini tidak bisa dipelajari. Dengan memahami analisa ini, akan lebih mudah bagi Anda untuk memahami kondisi pasar, menginterpretasikannya sebagai peluang, serta meminimalisir kerugian.
Baca Juga: Apa Itu Analisa Sentimen Pasar Forex?
- Cara Setting Indikator Bollinger Band yang Tepat - Desember 1, 2024
- Memahami Pola Candlestick Outside Bar dalam Analisis Teknikal Forex - November 25, 2024
- Panduan Strategi Trading Harian dengan Spread Forex Kecil - November 20, 2024