Crypto

Pencurian Bitcoin Senilai Rp 50 Triliun Terbongkar!

Pencurian Bitcoin Senilai Rp 50 Triliun Terbongkar!

Pencurian Bitcoin Senilai Rp 50 Triliun Terbongkar!

Dalam kabar yang terbaru, Departemen Kehakiman (DOJ) Amerika Serikat (AS), berhasil membongkar kasus pencurian Bitcoin dengan nilai US$ 3,36 miliar atau lebih dari Rp 51,41 triliun. Penegak hukum dan pakar analitik jaringan Blockchain berhasil memulihkan lebih dari 50 ribu Bitcoin. Dan menemukan kripto yang dicuri tersebut tersimpan dalam sebuah komputer di lemari kamar mandi.

Guardian melaporkan, James Zhong pada hari Jumat (4/11/2022) mengaku bersalah meretas uang kripto (cryptocurrency) pada 2012 dari platform ilegal “Silk Road“. Pihak berwenang AS mengatakan penyitaan itu adalah yang terbesar kedua dalam sejarah Departemen Kehakiman AS. Penggerebekan polisi di rumah Zhong di Georgia dilakukan pada November 2021, tetapi baru terungkap sekarang menurut laporan BBC pada Senin (7/11/2022).

Sebagai informasi, James Zhong merupakan pendiri dan CEO JZ Capital LLC. Terdaftar di Georgia tahun 2014, berdasarkan laman LinkedIn disebutkan pekerjaannya berfokus pada investasi dan venture capital. Dan dalam perkara ini, Jamez Zhong dinyatakan bersalah atas penipuan online pada pekan lalu. Dia harus menghadapi tuntutan penjara maksimal 20 tahun.

Baca Juga: Pelaku Penipuan Kripto Tertangkap, Terancam Hukuman Penjara 40.000 Tahun

Mengenal Platform Silk Road

Dikutip dari berbagai sumber, dijelaskan bahwa Silk Road adalah pasar darknet pertama, yang beroperasi dari sekitar 2011 hingga 2013. Platform Silk Road kerap digunakan oleh pengedar narkoba dan vendor ilegal lainnya untuk mendistribusikan sejumlah besar obat-obatan terlarang dan barang serta jasa terlarang.

Sekadar informasi, istilah darknet adalah bagian dari internet yang hanya dapat diakses menggunakan perangkat lunak khusus. Oleh pengadilan AS pada 2015, pendiri Silk Road, Ross Ulbricht, dihukum karena menjalankan platform itu dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Awal mula pendapatan situs ini ternyata sangat sulit karena kerumitan dalam memverifikasi transaksi anonim. Untuk mempertahankan arus pendapatan yang stabil, Ulbricht mulai meningkatkan pengawasan dengan memastikan biaya transaksi rendah. Untuk melakukan ini, dia menambahkan langkah-langkah untuk memastikan kepercayaan dengan penerapan sistem pembayaran escrow dan sistem peninjauan secara otomatis.

Pada bulan Mei 2013, Silk Road pernah down untuk waktu yang singkat akibat serangan DDoS yang berkelanjutan. Sedangkan pada tanggal 23 Juni 2013, untuk pertama kalinya dalam sejarah, DEA berhasil menyita 11,02 Bitcoin, yang nilainya pada saat itu mencapai $ 814 atau sekitar 10 jutaan. FBI telah mengklaim bahwa alamat IP sebenarnya dari server Silk Road ditemukan melalui data yang bocor dari situs CAPTCHA.

Pada bulan Oktober 2013, FBI menutup situs Silk Road tersebut dan menangkap Ross William Ulbricht (pendiri). Namun pada tanggal 6 November 2013, Silk Road 2.0 kembali diluncurkan secara online dan dijalankan oleh mantan administrator Silk Road. Dan ternyata, situs ini juga ditutup, dan operatornya ditangkap pada tanggal 6 November 2014 sebagai bagian dari apa yang disebut “Operasi Onymous“.

Baca Juga: Waspadai Pig Butchering, Modus Baru Penipuan Kripto

Kasus Pencurian Bitcoin Dalam 10 Tahun Pencarian

Dalam kasus ini, pihak berwenang setempat mengatakan jika James Zhong mencuri Bitcoin dari marketplace ilegal bernama Silk Road. Ini adalah darknet yang menjual obat-obatan dan produk terlarang lain menggunakan aset cryptocurrency sebagai alat bayar.

“Selama hampir 10 tahun, keberadaan sebagian besar Bitcoin yang hilang misterius ini telah menggelembung (nilainya) menjadi lebih dari US$3,3 miliar”, ujar Jaksa AS Damian Williams.

Spesial Agen dari Internal Revenue Service, Tyler Hatcher menyebut James Zhong menggunakan “skema yang rumit” untuk mencuri Bitcoin dari Silk Road. Hasil pelacakan pada September 2012, James Zhong membuat 9 akun penipuan di Silk Road dan mendanainya dengan 200 hingga 2.000 Bitcoin per akun.

Terdapat lebih dari 140 transaksi secara beruntun dengan menipu sistem pemrosesan penarikan pasar untuk melepas 50 ribu Bitcoin ke akunnya. Berikutnya James Zhong mengirimkan Bitcoin pada beberapa alamat dompet digitalnya.

Baca Juga: Marak Pencurian Kripto, Apa yang Perlu Dilakukan oleh Investor?

Benny SR
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
To Top