Dunia trading forex kini benar-benar menjadi semakin populer, hal ini tidak bisa dilepaskan dari kemajuan internet yang semakin pesat. Potensi luar biasa yang ditawarkan oleh bisnis trading forex berhasil membuat banyak orang tergiur untuk mencobanya. Namun dibalik hingar bingar profit yang fantastis, banyak pula orang yang tidak menyadari bahwa trading forex tidak hanya mengenai tingkat kecerdasan, tetapi juga mengenai cara mengendalikan pikiran, dalam hal ini adalah emosi.
Seperti yang diketahui, salah satu kesalahan yang umum dilakukan trader pemula adalah trading dengan emosi. Baik emosi negatif maupun positif, semuanya saling berhubungan dalam trading forex. Dan jika tidak dikontrol, emosi dapat berpengaruh buruk terhadap rencana trading berikutnya. Banyak trader yang melakukan tradingnya dikendalikan dengan emosi, seperti terburu-buru melakukan exit trading padahal belum mencapai profit yang maksimal. Atau membiarkan trading merugi berlama-lama hingga tidak bisa dikendalikan lagi.
Mengetahui bagaimana mengendalikan emosi saat trading dapat membuktikan perbedaan antara kesuksesan dan kegagalan. Kondisi mental Anda memiliki dampak signifikan pada keputusan yang Anda buat, terutama jika Anda baru dalam trading, dan menjaga sikap tenang penting untuk perdagangan yang konsisten.
Pengalaman Emosi Trader Paling Umum
1. Takut/Gugup
Penyebab umum ketakutan adalah perdagangan yang terlalu besar. Perdagangan dengan ukuran yang tidak tepat memperbesar volatilitas secara tidak perlu dan menyebabkan Anda membuat kesalahan yang biasanya tidak akan Anda lakukan jika Anda tidak berada di bawah tekanan risiko kerugian yang lebih besar dari biasanya. Selain itu, ketakutan dalam forex juga dipicu oleh rasa gugup Anda karena merasa berada dalam perdagangan yang salah, yang berarti perdagangan yang tidak sesuai dengan rencana perdagangan Anda.
2. Ekspektasi yang Terlalu Tinggi
Para pemula seringkali memulai trading dengan menggunakan demo account. Pada prakteknya demo account berjalan dengan baik, dimana seorang pemula bisa menghasilkan profit virtual yang besar. Setelah merasa berhasil dalam demo account, seorang pemula biasanya memiliki ekspektasi yang sangat tinggi. Padahal ketika trader pemula memulai trading di real account, itu artinya ia telah menempatkan modalnya (real money) berhadapan langsung dengan pasar. Kemudian trader pemula baru sadar bahwa trading forex ternyata lebih kompleks daripada yang dibayangkannya.
3. Keserakahaan (Greed)
Semua trader pastinya sangat mengenal jenis emosi yang satu ini, yaitu sebuah keinginan untuk memperoleh profit sebesar mungkin dalam waktu yang sangat singkat dan tidak memikirkan resiko yang didapatkan kelak. Biasanya trader akan memperbesar rasio-resiko dan melipatgandakan lot tradingnya. Rasa serakah ini akan timbul, ketika trader memiliki rasa percaya diri yang tinggi setelah mendapatkan keuntungan berkal-kali. Sehingga trader akan terus mengulangi tradingnya tanpa perencanaan yang terstruktur dan terkesan sembarangan. Untuk menghindarinya, Anda harus mencoba untuk mengukur secara obyektif di mana sebaiknya Anda merealisasikan keuntungan.
4. Penyesalan (Regret)
Emosi ini biasanya muncul jika trader melakukan sebuah kesalahan atau kehilangan kesempatan saat melakukan entry/exit ataupun mengalami kerugian yang cukup besar. Biasanya trader akan menyalahkan dirinya sendiri dan strategi yang digunakan. Penyesalan yang terus menerus ini, hanya akan menghancurkan trading secara perlahan. Jika tidak segera diatasi, emosi penyesalan ini akan dapat membuat trader berhenti trading secara tiba-tiba.
Dari keempat point di atas, dapat digarisbawahi bahwa seorang trader tetaplah manusia yang tak sempurna. Itulah sebabnya mengapa tidak ada kesempurnaan juga dalam trading forex. Meski begitu, trading memang tidak membutuhkan kesempurnaan. Namun yang dibutuhkan adalah mengendalikan resiko dan mengoptimalkan peluang yang ada dengan menjalankan trading plan dengan baik.
Sebagai trader, tidak hanya ada satu cara untuk menghasilkan keuntungan. Ada banyak strategi dan pendekatan yang dapat membantu trader mencapai tujuan. Namun, apa pun yang akan membuat rencananya berhasil adalah merupakan pendekatan yang pasti dan sistematis, bukan berdasarkan firasat.
Lantas, bagaimana cara mengendalikan emosi?
Ada beberapa tips yang dapat dipakai untuk mengatasi emosi dalam bertrading forex, di antaranya adalah:
1. Berdamai dengan kerugian.
2. Disiplin dan berkomitmen mematuhi aturan trading yang sudah dibuat.
3. Mematuhi money management yang sudah dibuat.
4. Jangan mengambil risiko dengan memasang semua keuntungan.
5. Sediakan waktu untuk menganalisis dan review.
Itulah bahasan mengenai pengendalian emosi pada trading forex. Setelah membaca artikel ini hingga tuntas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian emosi pada trading forex adalah sangat mutlak diperlukan.
Semoga menginspirasi!
- Teknik Forex Hit and Hide dalam Strategi Scalping - April 25, 2025
- Perbedaan Sell Limit dan Sell Stop Forex yang Wajib Dipahami Trader - April 24, 2025
- Leverage dan Margin Forex: Halal atau Haram? - April 16, 2025

Pingback: 4 Pola Candlestick Yang Jarang Diketahui Trader Forex
Pingback: Sindrom King Kong pada Forex dan Cara Menghindarinya
Pingback: Analisa Teknikal Forex dan Kesalahan Para Trader
Pingback: Cara Menghentikan Overthinking dalam Forex
Pingback: 5 Tips Money Management Forex dengan Modal $100
Pingback: Bagaimana Disposisi Forex Mempengaruhi Kesuksesan Trader?
Pingback: Mechanical Trading System: konsep, komponen, strategi
Pingback: Revenge Trading: Definisi, Tanda-Tanda, dan Cara Menghindari
Pingback: Self Control Trading Forex: Strategi untuk Hindari Kerugian