
Apakah Perbedaan Crash dan Koresksi dalam Trading Crypto?
Apakah perbedaan crash dan koresksi dalam trading crypto? Kerap kali, dua istilah antara crash dan koreksi tidak dipahami dengan baik. Pasalnya dua istilah tersebut masih terdengar asing oleh sebagian besar investor. Seperti yang diketahui, hingga hari ini demam investasi kripto masih melanda di kalangan banyak orang.
Untuk informasi saja, aset cryptocurrency sendiri dikembangkan menggunakan teknologi enkripsi. Mata uang kripto ini hanya berlaku untuk transaksi-transaksi digital dengan sistem peer to peer.
Baca Juga: 10 Istilah Cryptocurrency yang Harus Pemula Ketahui
Pada kesempatan kali ini, mari membahas dua istilah dalam trading crypto yakni crash dan koreksi. Serta membahas pula perbedaan dari keduannya. Diharapkan, setelah membaca ulasan ini, wawasan Anda terkait istilah trading crypto akan semakin bertambah luas.
Apa Itu Crash pada Trading Crypto?
Jika diartikan, istilah crash diterjemahkan sebagai peristiwa kejatuhan secara luas dianggap dalam keuangan tradisional sebagai penurunan harga lebih dari 10% selama satu hari. Hal ini seringkali dipicu oleh perubahan mendadak yang berdampak di pasar crypto dan menyebabkan banyak investor merasa panik keluar secara massal.
Untuk mudah memahaminya, berikut contoh dari crash pada trading crypto. Yakni misalnya ketika Anda membeli koin crypto hari ini dengan harga Rp 50.000. Namun di hari yang sama harga dari koin crypto yang Anda beli tersebut turun drastis alias langsung anjlok.
Kondisi di atas dapat saja terjadi secara tiba-tiba. Penting untuk Anda pahami, bahwa harga koin crypto dapat berubah drastis karena beberapa hal. Di antaranya adalah rumor-rumor dan kebijakan pemerintah.
Baca Juga: Aset Kripto Layak Menjadi Investasi Masa Depan?
Apa Itu Koreksi pada Trading Crypto?
Dalam penjelasannya, istilah koreksi pada trading crypto diartikan sebagai sebuah kondisi penurunan harga koin crypto lebih dari 10% selama beberapa hari. Koreksi seringkali terjadi ketika mayoritas trader telah membeli aset dasar dan tidak ada lagi trader baru yang muncul untuk mendukung tren naik. Kondisi koreksi ini biasanya menunjukkan bahwa pedagang bullish telah kelelahan dan perlu waktu untuk memulihkannya.
Koreksi dapat dipengaruhi oleh peristiwa kecil namun cenderung disebabkan oleh faktor teknis. Misalnya, seperti pembeli yang mengalami level resistensi yang kuat, atau menipisnya volume perdagangan.
Antara crash dan koreksi memang terlihat serupa. Namun ketika Anda mampu membaca faktor penyebabnya, dapat dipastikan Anda memahami dengan baik perbedaan dari keduanya.
Baca Juga: Tiga Poin Penting Sebelum Investasi Aset Kripto
Kesimpulan
Itulah ulasan singkat mengenai perbedaan antara isitlah crash dan koreksi yang terdapat pada trading crypto. Seperti yang dijelaskan di awal hingga hari ini demam investasi kripto masih melanda di kalangan banyak orang. Tentu setiap investasi memiliki risiko masing-masing, termasuk trading crypto. Bagaimana, apakah Anda juga tertarik terjun ke dunia trading crypto?
- Memilih Pair Forex yang Cocok untuk Trading Jangka Panjang - Oktober 24, 2025
- Cara Review Trading Plan Setelah Stop Loss - Oktober 22, 2025
- Bagaimana Cara Menentukan Arah Trend Setelah Rilis Data Non-Farm Payrolls? - Oktober 21, 2025





Pingback: Benarkah PHK di Exchange Crypto Karena Harga Hancur?
Pingback: Harga Bitcoin Diprediksi Akan Merosot Tajam