Dalam kabar yang terbaru, perusahaan kripto Belanda Bitvavo mengatakan jika pihaknya memiliki US$ 297 juta (Rp 4,6 triliun) yang terjebak di platform Digital Currency Group (DCG). Dimana pihak Bitvavo menjelaskan bahwa dana tersebut dikelola dalam deposito dan aset lainnya. Mengutip dari Decrycpt pada hari Senin (19/12/2022), pihak Bitvavo mengungkapkan kepada pelanggan bahwa situasi tersebut tidak berdampak apa pun pada platform Bitvavo.
Namun dalam keterangan yang lain, Bitvavo mengklaim dalam postingan blog DCG mengalami masalah likuiditas. Hal ini terjadi karena guncangan yang terjadi di pasar kripto saat ini dan bahwa DCG telah menangguhkan pembayaran sampai masalah likuiditas ini diselesaikan.
Tetapi di sisi lain, juru bicara DCG mengatakan Reuters bahwa dana tersebut dipegang oleh platform kripto Genesis dan bukan DCG. Meski begitu, pihak Btivavo membalas kepada Reuters bahwa DCG bertanggung jawab atas dana yang tidak dapat diakses.
Sekadar informasi, Genesis membekukan penarikan pada lengan pinjamannya satu bulan yang lalu dan belum mencairkannya. Masalah yang terjadi di Genesis telah membuat keuangan DCG dipertanyakan. Pada tanggal 22 November, Silbert memberi tahu para pemegang saham DCG berutang kepada Genesis USD 575 juta. Akan tetapi pada 3 Desember lalu, Financial Times melaporkan DCG berutang Genesis USD 1,7 miliar.
Baca Juga: Mata Uang Kripto Akan Punah!
Sejumlah Perusahaan Kripto Alami Bangkrut
Dalam sebuah catatan di sepanjang tahun 2022 ini, setidaknya sudah terdapat lima perusahaan kripto yang mengalami kebangkrutan. Dimana diketahui, bahwa bisnis kripto dianggap tidak memiliki kestabilan yang pasti. Selain itu, market crypto juga rentan terhadap sentimen makro ekonomi dan fase crypto winter.
Yang pertama menyerah pada volatilitas pasar adalah platform kripto Amerika Serikat (AS) yakni Voyager Digital. Bahkan pada hari Rabu (6/7/2022) lali, pihak Voyager mengumumkan terkait pengajuan kebangkrutan. Dengan demikian, Voyager menjadi tambahan korban dari penurunan harga yang terus mengguncang di sektor cryptocurrency.
Di bulan Juli 2022 lalu, perusahaan kripto Celsius mengajukan bangkrut dengan menggunakan UU Kepailitan AS Bab 11. Artinya, perusahaan ingin meminta perlindungan untuk tetap beroperasi meski berstatus pailit. Dalam pernyataannya, Celsius menyatakan akan berupaya menstabilkan bisnisnya dengan restrukturisasi melalui cara yang memaksimalkan nilai bagi semua pemangku kepentingan.
Di urutan ketiga adalah, perusahaan kripto asal Amerika Serikat, Three Arrows Capital (3AC) juga umumkan resmi bangkrut. Sebelumnya CEO Su Zhu mendadak hilang dari media sosial dan menghapus sejumlah informasi aset kripto di akun miliknya.
Kebangkrutan platform kripto yang fenomenal adalah mengenai bursa FTX. Bursa kripto FTX sendiri mengajukan perlindungan kebangkrutan kepada otoritas Amerika Serikat (AS) pada Jumat (11/11/2022) waktu setempat. Bahkan Sam Bankman-Fried yang merupakan CEO FTX mengundurkan diri dari jabatannya terkait masalah ini.
Imbas dari FTX yang mengalami kebangkrutan, kini bursa kripto BlockFi juga mengalami nasib yang sama. Diketahui, BlockFi tengah mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada hari Senin (28/11/2022) kemarin. Pengajukan ini sendiri ditujukan kepada Pengadilan Kebangkrutan Amerika Serikat untuk Distrik New Jersey.
Baca Juga: Black Swan: Pengertian dan Efeknya Pada Cryptocurrency
Miliader Kripto yang Kini Berharta Nol
Sementara itu, tercatat terdapat 3 daftar bos kripto yang awalnya berharta fantastis namun bersisa nol. Misalnya, Sam Bankman-Fried yang merupakan CEO FTX. Diketahui bahwa Bankman-Fried digadang-gadang sebagai calon pahlawan kripto. Sebutan itu karena dia mau menyelamatkan industri kripto di tengah masalah sepanjang tahun 2022. Namun kini, Sam Bakman-Fried harus kehilangan kekayaannya mencapai Rp 232 triliun dalam 24 jam saja.
Kebangkrutan yang dialami perusahaan kripto Three Arrows Capital juga berdampak pada pemiliknya. Bahkan dua founder 3AC yakni Zhu Su dan Kyle Davis harus bersembunyi dari kreditur yang marah. Dimana para kreditur tersebut berusaha untuk menarik sebagian dana guna untuk menutupi kerugian yang mereka alami.
Diberitakan bahwa kekayaan Do Kwon (pendiri Terraform) berkurang drastis hanya berselang beberapa bulan ia dinobatkan sebagai miliader. Dan harga aset kripto Terra Luna anjlok yang terjun bebas hingga 98% hanya dalam waktu sepekan saja membuat ia kehilangan segalanya. Selain itu, Do Kwon sempat menjadi buronan setelah disebut kabur dari Korea Selatan ke Singapura pada Mei 2022 lalu.
Baca Juga: Inilah Panduan Menghindari Skema Pump And Dump Pada Aset Kripto
- 5 Alasan Mengapa Mindset Trading Lebih Penting daripada Strategi dalam Forex - Desember 8, 2024
- Averaging Trading Forex: Strategi Menambah Profit dan Mengurangi Kerugian - Desember 6, 2024
- Bagaimana Cara Mendeteksi Money Game Berkedok Forex? - Desember 5, 2024