Crypto

Strategi Dollar Cost Averaging untuk Hadapi Fase Crypto Winter

Strategi Dollar Cost Averaging untuk Hadapi Fase Crypto Winter

Strategi Dollar Cost Averaging untuk Hadapi Fase Crypto Winter

Seperti yang diketahui, hingga menjelang akhir tahun 2022, pasar kripto disebut berada di fase crypto winter. Sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap naik turunnya harga kripto. Dan di tahun 2023 ini, beberapa pihak mengatakan jika salah satu strategi mengakumulasikan kripto untuk investasi jangka panjang adalah melalui strategi Dollar Cost Averaging.

Untuk informasi, istilah crypto winter adalah kondisi yang terjadi ketika nilai aset kripto mengalami penurunan drastis di bawah nilai tren bullish normal. Hal ini dapat dicontohkan misalnya pada bulan Juni tahun 2021 lalu. Dimana lima aset kripto terkemuka di dunia nyaris mengalami penurunan dalam waktu seminggu.

Saat itu, Bitcoin yang merupakan aset kripto tersohor dengan kapitalisasi pasar saat itu mencapai US$ 611 miliar, selama sepekan turun sebesar 7,5 persen. Ethereum juga nilainya merosot sebesar 14,5 persen. Kemudian, Binance Coin anjlok sebesar 14,6 dan Tether nilainya nyaris stagnan. Terakhir, Cardano (ADA) yang berada di urutan ketiga situs CoinMarketCap juga anjlok sebesar 6,4 persen.

Mengenai market yang mengalami fase bearish di tahun 2022. Jika dilihat secara historikal, momen kripto sedang turun adalah masa masa yang tepat untuk mengakumulasikan kripto dan untuk dijual nantinya ketika harga naik. Dan para trader kripto dapat untuk mulai mengakumulasi kripto dengan Dollar Cost Averaging di masa sebelum halving. Diketahui, hal ini sebagai waktu paling tepat untuk membeli kripto karena ada potensi kenaikan setelah Bitcoin Halving yang akan terjadi di awal 2024.

Baca Juga: Bitcoin Halving: Pengertian dan Efek Terhadap Pasar Kripto

Apa Itu Strategi Dollar Cost Averaging?

Dijelaskan bahwa Dollar Cost Averaging (DCA), adalah sebuah strategi berinvestasi secara rutin pada aset yang sama dalam jangka waktu tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Ini merupakan strategi diversifikasi waktu. Metode ini dapat dipakai pada jenis investasi yang dinilai sebagai investasi jangka panjang yang menguntungkan.

Strategi DCA sendiri digadang-gadang sebagai salah satu strategi investasi yang sering digunakan oleh para investor untuk bisa meraih profit yang menjanjikan. Selain itu, DCA juga dianggap sebagai salah satu bentuk investasi yang mudah dilakukan atau dipelajari oleh para investor pemula.

Dan strategi ini berjalan atas dasar bahwa pasar selalu fluktuatif, terkadang naik dan turun. Jika Anda berinvestasi secara besar sekaligus, maka ketika pasar turun, tidak ada yang tersisa dari nilai investasi Anda. Sebaliknya, jika Anda berinvestasi secara bertahap, saat pasar turun, nilai investasi Anda memang turun. Tapi, Anda masih bisa menambah investasi baru dengan modal yang lebih murah.

Dalam prakteknya, tentunya setiap strategi investasi menguntungkan, serta masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Meski Dollar Cost Averaging terlihat mudah, namun jangan menganggap bahwa semua kemudahan ini tanpa resiko. Dan pada intinya, Anda sebagai investor tidak boleh untuk terlalu menggampangkan instrument investasi. Tentunya pilihan strategi investasi tetap berada pada tangan Anda.

Dapat Hindarkan Investor dari FOMO

Sementara itu, menurut CEO Indodax Oscar Darmawan, strategi DCA merupakan cara yang terbilang cukup bagus untuk terhindar dari kerugian. Selain itu, investor juga dapat terhindar dari FOMO, tidak impulsif, investasi sesuai plan, dan lebih bijak dalam mengatur pengeluaran.

Secara singkat, FOMO memiliki kepanjangan yakni “Fear of Misssing Out”. Namun jika dijelaskan secara garis besar, FOMO dapat dipahami takut tertinggal momen dalam mengikuti kondisi pasar kripto. Pasar kripto yang dapat berubah dengan cepat dan drastis mengakibatkan munculnya perasaan takut bagi investor pemula. Tentunya mereka akan mempunyai perasaan takut melewatkan peluang yang menguntungkan atau takut mengalami kerugian.

Mengutip siaran pers-nya hari Kamis (12//1/2023), Oscar mengatakan, “Dengan metode Dollar Cost Averaging ini, investor akan cenderung lebih beruntung dalam beberapa momen tertentu”.

Oscar juga menambahkan, meski ketika menggunakan strategi DCA ini pertumbuhan profitnya tidak terlalu besar dan cenderung lambat. Tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah karena hakikat investasi adalah sebagai tempat lindung nilai tidak semata mata mencari profit dalam jumlah besar.

“Metode Dollar Cost Averaging, kenaikan profit memang tidak terlalu besar. Namun jika kita melihat secara kacamata jangka panjang, ini berpotensi menghasilkan nilai aset yang lebih tinggi”, jelasnya lagi.

Baca Juga: Mengenal FOMO pada Kripto dan Bahaya Besarnya

Benny SR
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top