Topik mengenai investasi memang sedang gencar-gencarnya saat ini. Banyak artikel, seminar, dan buku yang membahas mengenai investasi dan berbagai manfaatnya. Dan banyak pula masyarakat yang tergiur dengan keuntungan aktive income yang dapat menjadikan kita cepat kaya.

Motivasi semacam itu sebenarnya tidak salah. Karena memang sudah banyak tokoh-tokoh yang berhasil dan menjadi kaya raya karena berinvestasi. Bahkan, mantan wakil presiden Yusuf Kalla pun mendorong masyarakat untuk menabung saham untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Namun, sayangnya, keinginan untuk menjadi cepat kaya tersebut tidak diimbangi dengan financial literacy yang memadai, sehingga justru banyak orang yang rugi dalam berinvestasi.

Lalu, bagaimana seseorang bisa cepat kaya dengan berinvestasi?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, perlu kita ketahui bahwa dalam investasi terdapat prinsip high risk high return, yang artinya semakin tinggi risiko yang diambil, maka akan semakin besar pula pengembalian atau keuntungan yang akan didapat.

Dalam investasi, ada yang namanya volatilitas atau pergerakan naik-turun saham. Pergerakan naik-turun ini menggambarkan potensi risiko dan keuntungan yang akan Anda dapat. Semakin tajam pergerakan, maka semakin tinggi pula resiko dan keuntungannya. Jika pergerakan naik ke atas, Anda akan mendapatkan keuntungan besar, sebaliknya jika turun ke bawah Anda akan mendapatkan kerugian yang besar pula.

Jadi, jika Anda ingin kaya, maka Anda juga harus siap jika harus mengalami kerugian besar. Kalau belum siap, masih ada nilai investasi dengan risiko menengah dan rendah. Keduanya dinilai lebih aman untuk menjaga kekayaan yang Anda miliki. Anda juga akan mendapatkan profit, hanya saja mungkin tidak akan membuat kaya dalam sekejap.

Apabila Anda masih keukeuh ingin cepat kaya dengan berinvestasi, ada hal lain yang perlu Anda pertimbangkan. Sudahkah punya modal yang besar?

Lho, kok modal? Ya, tentu saja. Sebab besarnya profit yang akan didapat berbanding lurus dengan modal yang Anda tanamkan.

Kita ambil contoh kasus sederhananya. Misalkan Anda berinvestasi dengan profit sebesar 20 persen per tahun. Anda ingin dua tahun kemudian mendapatkan profit sebesar 100 juta. Maka, paling tidak Anda harus menyiapkan modal sebesar 250 juta untuk mendapatkan 100 juta dua tahun ke depan.

Itupun masih banyak faktor yang belum diperhitungkan. Namun, paling tidak contoh tersebut menggambarkan bahwa jika Anda ingin mendapatkan keuntungan yang besar, Anda juga perlu modal yang besar pula. Lalu sudahkan Anda memiliki modal tersebut?

Meskipun begitu, bukan berarti saya mengatakan bahwa kita harus kaya dulu baru berivestasi. Tentu saja kita bisa mulai investasi kapan saja dengan modal yang kecil. Kita bisa menyisihkan gaji per bulan untuk diinvestasikan. Dari investasi tersebut, kita akan mendapatkan keuntungan, tapi tentu saja tidak bisa langsung meroket. Tapi tenang saja, masih ada harapan untuk Anda yang memulai dengan modal kecil agar bisa kaya suatu hari nanti. Caranya bagaimana?

Konsistentalah dalam berinvestasi, bekerja keraslah untuk mengumpulkan banyak modal. Maka profit dari hasil investasi yang Anda dapat akan bertambah seiring berjalannya waktu. Semakin lama, pertumbuhan profit tidak lagi bergerak linear, melainkan eksponensial.

Nah, ini dia yang mau saya tekankan. Untuk berhasil dalam berinvestasi juga dibutuhkan waktu yang lama. Semakin lama periode investasi, maka semakin besar pula profit yang didapat. Berapa lama? Bisa 7 tahun, 10 tahun, 20 tahun, dst.

Jadi, apabila Anda saat ini adalah seseorang dengan penghasilan pas-pasan, sebaiknya jangan jadikan investasi sebagai jalan menuju kaya raya, melainkan sebagai jalan untuk menabung dan menyiapkan masa depan. Dan jangan lupa, belajarlah lebih banyak mengenai pengetahuan investasi untuk menghindari kesalahan-kesalahan minor yang biasanya dilakukan oleh pemula.