
Mengapa Broker Menaikkan Spread Forex Saat Rilis Berita Ekonomi Penting?
Bagi seorang trader forex, memahami dinamika biaya transaksi adalah hal yang wajib. Salah satu biaya utama dalam aktivitas trading adalah spread forex, yaitu selisih harga jual (bid) dan harga beli (ask) dari suatu pasangan mata uang. Spread inilah yang menjadi “jalan hidup” broker, karena sebagian besar keuntungan mereka diperoleh dari selisih tersebut.
Namun, banyak trader sering terkejut ketika melihat spread melebar secara signifikan, terutama pada saat rilis berita ekonomi penting. Misalnya, ketika Non-Farm Payrolls (NFP) AS, CPI (inflasi), atau keputusan suku bunga The Fed diumumkan, grafik harga sering melonjak dengan cepat, dan spread yang biasanya hanya beberapa poin bisa melebar menjadi puluhan, bahkan ratusan poin.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: mengapa broker menaikkan spread forex saat rilis berita ekonomi penting? Apakah ini bentuk manipulasi broker? Atau memang bagian wajar dari mekanisme pasar? Artikel ini akan membahas secara mendalam alasan di balik fenomena tersebut, dampaknya bagi trader, dan strategi untuk menghadapinya.
Baca Juga: Memahami Efek Kompetisi Pasar dalam Nilai Spread Forex dan Eksekusi Order
Pengertian Spread Forex dan Jenis-Jenisnya
Apa Itu Spread?
Secara sederhana, spread adalah selisih antara harga bid dan ask pada suatu instrumen forex. Misalnya, jika EUR/USD memiliki bid di 1.1000 dan ask di 1.1002, maka spread adalah 2 pips. Spread ini menjadi biaya transaksi yang otomatis dibebankan kepada trader setiap kali membuka posisi.
Jenis-Jenis Spread
1. Fixed Spread (Spread Tetap)
1. Tidak berubah meski volatilitas pasar naik.
2. Biasanya ditawarkan oleh broker market maker.
3. Cocok untuk pemula karena lebih mudah diprediksi.
2. Floating Spread (Spread Mengambang)
1. Berubah-ubah sesuai kondisi pasar.
2. Ditawarkan oleh broker ECN/STP yang langsung terhubung dengan likuiditas global.
3. Bisa sangat kecil pada kondisi pasar normal, tetapi melebar saat volatilitas tinggi.
Spread Sebagai Sumber Keuntungan Broker
Broker forex mendapatkan keuntungan dari spread. Pada broker market maker, spread adalah “komisi” langsung. Sementara broker ECN/STP biasanya memberikan spread tipis, lalu menambahkan komisi per lot sebagai biaya layanan. Jadi, setiap kali spread melebar, biaya transaksi trader juga ikut naik.
Mengapa Spread Bisa Naik Saat Rilis Berita?
Saat berita ekonomi penting dirilis, pasar forex biasanya mengalami lonjakan volatilitas. Pergerakan harga menjadi liar, likuiditas menipis, dan ketidakpastian meningkat. Dalam kondisi ini, broker cenderung menaikkan spread sebagai bentuk perlindungan. Berikut penjelasannya:
1. Volatilitas Ekstrem
Rilis data besar, seperti NFP atau keputusan suku bunga, sering menyebabkan harga melonjak dalam hitungan detik. Pergerakan yang cepat membuat risiko harga berubah drastis sebelum order dieksekusi (slippage) meningkat. Untuk menutupi risiko tersebut, broker memperlebar spread.
2. Likuiditas Menurun
Banyak bank besar dan penyedia likuiditas (liquidity provider) mengurangi penawaran harga menjelang rilis berita karena risiko tinggi. Akibatnya, order book menipis, sehingga harga yang tersedia menjadi terbatas. Broker pun tidak punya banyak pilihan selain menaikkan spread.
3. Risiko Broker
Broker berfungsi sebagai perantara antara trader dan pasar. Jika mereka tidak menaikkan spread saat volatilitas tinggi, potensi kerugian justru bisa menimpa broker sendiri. Dengan memperlebar spread, broker menyeimbangkan risiko dan memastikan tetap bisa menyediakan likuiditas.
Faktor Utama Kenaikan Spread
1. Faktor Volatilitas
1. Ketika berita ekonomi dirilis, harga bisa melonjak ratusan pips dalam hitungan menit.
2. Contoh: Rilis NFP AS sering memicu EUR/USD atau GBP/USD bergerak sangat tajam.
3. Broker memperlebar spread untuk mengantisipasi lonjakan mendadak agar tetap bisa mengeksekusi order.
2. Faktor Likuiditas
1. Dalam kondisi normal, banyak bank dan penyedia likuiditas menampilkan harga di pasar.
2. Saat news besar, mereka menarik order untuk mengurangi risiko.
3. Akibatnya, likuiditas “kering” dan spread melebar secara otomatis.
3. Faktor Risiko Broker
1. Broker harus memastikan bahwa eksekusi order trader tidak merugikan mereka secara besar-besaran.
2. Dengan spread lebar, broker punya “bantalan” untuk menutupi risiko slippage, requote, atau bahkan gap harga.
Baca Juga: Bagaimana Nilai Spread Forex Mempengaruhi Profit Anda?
4. Model Bisnis Broker
1. Broker Market Maker: sering menahan order di internal, sehingga lebih fleksibel dalam mengatur spread.
2. Broker ECN/STP: hanya meneruskan harga dari penyedia likuiditas. Jika penyedia menaikkan spread, otomatis trader juga akan merasakannya.
Dampak Kenaikan Spread bagi Trader
1. Biaya Transaksi Meningkat
Trader harus membayar lebih mahal saat masuk posisi karena selisih bid-ask yang lebih besar.
2. Stop Loss Lebih Mudah Tersentuh
Spread yang melebar bisa “memakan” level stop loss, meskipun arah pasar sebenarnya belum menyentuh titik tersebut.
3. Risiko Lebih Tinggi untuk Scalper dan News Trader
Strategi scalping yang mengandalkan spread kecil akan sulit dijalankan. Begitu juga news trader yang mencoba masuk tepat saat rilis data bisa langsung terkena spread lebar.
4. Trader Jangka Menengah-Panjang Lebih Aman
Bagi swing trader atau position trader, kenaikan spread sementara biasanya tidak terlalu berpengaruh karena target profit lebih besar dibanding biaya spread.
Strategi Menghadapi Kenaikan Spread
1. Hindari Entry Saat News Besar
Banyak trader profesional memilih tidak entry beberapa menit sebelum dan sesudah rilis berita penting untuk menghindari spread melebar.
2. Perhatikan Kalender Ekonomi
Gunakan kalender ekonomi seperti Forex Factory atau Investing.com untuk mengetahui jadwal news berisiko tinggi.
3. Gunakan Money Management Konservatif
Sesuaikan lot agar kerugian tetap terkendali jika terkena spread lebar atau slippage.
4. Pilih Broker Transparan
Cari broker yang secara jelas menginformasikan kebijakan spread mereka saat news. Broker ECN/STP biasanya lebih transparan karena mengikuti kondisi pasar nyata.
5. Manfaatkan Strategi Alternatif
1. Trading sebelum news dengan analisa teknikal (anticipatory trade).
2. Menunggu kondisi pasar stabil kembali setelah berita (post-news trading).
3. Menggunakan pending order jauh dari harga saat ini, tetapi dengan perhitungan risiko yang matang.
Kesimpulan
Naiknya spread forex saat rilis berita ekonomi penting adalah fenomena yang normal dan wajar dalam mekanisme pasar. Broker tidak serta-merta melakukan manipulasi, melainkan menyesuaikan kondisi pasar yang penuh ketidakpastian.
Volatilitas tinggi, berkurangnya likuiditas, dan meningkatnya risiko eksekusi adalah alasan utama mengapa spread melebar. Dampaknya bisa merugikan trader, terutama scalper dan news trader, namun trader jangka panjang biasanya lebih terlindungi.
Oleh karena itu, trader perlu memahami:
1. Spread melebar bukanlah “jebakan broker”, melainkan refleksi dari kondisi pasar.
2. Dengan manajemen risiko, pemilihan broker yang tepat, serta strategi yang disesuaikan, trader tetap bisa menghindari kerugian besar.
Dan pada akhirnya, memahami mengapa spread naik saat rilis berita akan membuat trader lebih siap menghadapi dinamika pasar forex yang penuh kejutan.
Baca Juga: Apa Saja Perbedaan Spread Forex Tetap dan Spread Forex Mengambang?
- Bagaimana Cara Menentukan Ukuran Lot Forex yang Tepat Sebelum Open Posisi? - September 23, 2025
- Mengapa Broker Menaikkan Spread Forex Saat Rilis Berita Ekonomi Penting? - September 22, 2025
- Panduan Menggunakan Strategi Forex Kombinasi Moving Average dan Relative Strength Index - September 19, 2025
