Forex

Closing Market Forex: Apa Pair yang Paling Potensial untuk Ditradingkan?

Closing Market Forex: Apa Pair yang Paling Potensial untuk Ditradingkan?

Closing Market Forex: Apa Pair yang Paling Potensial untuk Ditradingkan?

Banyak trader pemula hanya fokus pada momen open market tanpa memperhatikan apa yang terjadi ketika pasar forex akan menutup. Padahal, fase closing market forex sering menyimpan peluang trading yang tidak kalah menarik dibandingkan pembukaan pasar.

Pada saat penutupan pasar, volume transaksi biasanya menurun, likuiditas bisa menyempit, tetapi justru inilah momen yang kadang menghasilkan pola candlestick penting. Banyak trader profesional menggunakan sinyal akhir hari (daily close) atau akhir minggu (weekly close) untuk menentukan arah pergerakan berikutnya.

Artikel ini akan membahas secara lengkap apa itu closing market forex dan bagaimana karakteristik pergerakan harga saat menjelang penutupan pasar. Juga faktor-faktor yang memengaruhinya, hingga daftar pair forex paling potensial untuk ditradingkan saat closing market forex.

Baca Juga: Sesi Penutupan Bisa Menjadi Waktu Trading Terbaik?

Memahami Closing Market Forex

Definisi Closing Market

Closing market adalah momen ketika sesi perdagangan forex berakhir, baik dalam skala harian (daily closing), mingguan (weekly closing), maupun bulanan (monthly closing).

1. Daily closing → biasanya merujuk pada tutupnya sesi New York (sekitar pukul 04.00 WIB).
2. Weekly closing → tutupnya pasar forex pada akhir pekan, yaitu Sabtu dini hari WIB.
3. Monthly closing → penutupan perdagangan pada akhir bulan kalender.

Ketiganya sama-sama penting karena sering digunakan trader untuk melihat pola teknikal seperti support-resistance, candlestick pattern, hingga menentukan tren jangka menengah.

Jam Tutup Pasar Forex Global

Forex adalah pasar 24 jam yang terbagi dalam 4 sesi utama:

1. Sydney: buka 05.00 – 14.00 WIB
2. Tokyo: buka 07.00 – 16.00 WIB
3. London: buka 14.00 – 23.00 WIB
4. New York: buka 20.00 – 05.00 WIB

Sesi New York adalah yang paling penting untuk diperhatikan karena menjadi penentu daily closing. Trader global, termasuk bank-bank besar, melihat harga penutupan New York sebagai acuan untuk analisa teknikal keesokan harinya.

Pentingnya Perbedaan Zona Waktu

Zona waktu memengaruhi kapan likuiditas tinggi atau rendah. Trader Asia biasanya lebih aktif di sesi Tokyo, sementara trader Eropa lebih dominan di sesi London. Oleh karena itu, menjelang closing market New York, terjadi pergeseran volume yang mencerminkan kondisi global secara keseluruhan.

Karakteristik Pasar Saat Closing

1. Likuiditas Berkurang

Menjelang penutupan pasar, volume transaksi cenderung menurun. Trader institusi biasanya sudah menutup posisi untuk menghindari risiko akhir pekan, sementara retail trader lebih selektif membuka posisi baru.

2. Volatilitas Tidak Menentu

Kadang volatilitas turun drastis, tetapi ada juga kondisi ketika menjelang closing market forex justru terjadi pergerakan besar akibat profit-taking atau keluarnya berita penting.

3. Pola Candlestick yang Sering Muncul

Beberapa pola candlestick sering terlihat di closing market:

1. Doji → tanda keragu-raguan pasar.
2. Pin Bar → potensi reversal jika muncul di area support/resistance.
3. Engulfing → konfirmasi arah tren berikutnya.

4. Dampak Profit-Taking

Banyak trader menutup posisi menjelang akhir hari atau akhir pekan untuk mengamankan keuntungan. Hal ini bisa menyebabkan pergerakan harga yang tiba-tiba.

Faktor yang Mempengaruhi Potensi Pair di Closing Market

1. Rilis Berita Ekonomi Besar
Data seperti Non-Farm Payrolls (NFP), klaim pengangguran AS, atau inflasi CPI sering keluar menjelang penutupan sesi New York.

2. Volume Trading Antar Sesi
Pergerakan di sesi London biasanya terbawa ke sesi New York, lalu menjelang penutupan pasar terlihat lebih jelas tren dominannya.

3. Sentimen Pasar Harian vs Mingguan
Jika tren kuat di satu arah, closing market bisa menjadi konfirmasi akhir.

4. Dominasi USD
Karena USD adalah mata uang cadangan dunia, hampir semua major pair bergerak signifikan menjelang closing market.

Baca Juga: Cara Menentukan Waktu Trading Forex Terbaik

Pair Forex Paling Potensial untuk Trading Saat Closing Market

1. EUR/USD

Mengapa potensial?
EUR/USD adalah pasangan dengan likuiditas terbesar di dunia. Spread ketat membuatnya tetap menarik bahkan menjelang penutupan pasar.

Kapan menarik?
Biasanya saat mendekati penutupan sesi New York karena volume dari Eropa sudah berakhir, sehingga pergerakan lebih “bersih”.

2. GBP/USD

Karakteristik: pergerakannya lebih liar daripada EUR/USD.
Potensi saat closing: sering membentuk pola candlestick kuat menjelang tutup pasar, khususnya jika ada berita dari Inggris atau AS.

3. USD/JPY

Mengapa dipilih?
Karena perbedaan waktu Asia–Amerika, USD/JPY sering bergerak aktif saat sesi New York akan menutup dan pasar Tokyo bersiap buka.

Kondisi khusus: jika ada intervensi bank sentral Jepang, volatilitas bisa meningkat drastis.

4. XAU/USD (Emas vs Dolar)

Potensi: emas sering menjadi pelarian investor menjelang akhir pekan jika ada ketidakpastian geopolitik.
Strategi: scalping di timeframe kecil atau mencari reversal dengan pola candlestick di akhir sesi.

5. Cross Pair (EUR/GBP, AUD/JPY, dll.)

Cross pair bisa menarik jika salah satu mata uang utama rilis berita besar.
Namun perlu hati-hati karena spread cenderung melebar menjelang penutupan pasar.

Strategi Trading di Closing Market

1. Scalping

1. Fokus pada timeframe M5–M15.
2. Cari pola candlestick yang sering muncul di area support/resistance.

2. Swing Trading

Gunakan daily close atau weekly close sebagai acuan entry besoknya.
Contoh: jika daily close membentuk bullish engulfing di area support, kemungkinan besar tren naik akan berlanjut.

3. Analisa Teknikal

1. Indikator yang efektif: Moving Average, Bollinger Bands, RSI.
2. Konfirmasi dengan candlestick di akhir sesi.

4. Analisa Fundamental

1. Periksa kalender ekonomi menjelang penutupan pasar.
2. Hindari entry besar jika ada rilis data berdampak tinggi.

Risiko Trading Saat Closing Market

1. Spread Melebar
Broker sering memperlebar spread ketika volume rendah.

2. Slippage Order
Order bisa tereksekusi pada harga berbeda dari yang diinginkan.

3. Fakeout
Breakout palsu sering muncul sebelum pasar tutup.

Solusi:

1. Gunakan lot kecil.
2. Pasang stop loss ketat.
3. Hindari pair eksotis dengan spread lebar.

Tips Memilih Pair Closing Market yang Tepat

1. Fokus pada Major Pair: EUR/USD, GBP/USD, USD/JPY.
2. Hindari Exotic Pair: USD/TRY, USD/ZAR, karena spread bisa sangat lebar.
3. Gunakan Timeframe H1 atau H4 untuk mengurangi noise.
4. Periksa Kalender Ekonomi agar tidak terjebak volatilitas berita.

Baca Juga: Peran Time Frame Forex dalam Memilih Waktu Terbaik untuk Trading

Kesimpulan

Closing market forex adalah momen penting yang sering diabaikan trader pemula. Dengan memahami likuiditas, volatilitas, serta pola candlestick menjelang penutupan pasar, trader bisa menemukan peluang profit tambahan. Dari berbagai pasangan mata uang, EUR/USD, GBP/USD, USD/JPY, dan XAU/USD adalah yang paling potensial untuk diperdagangkan menjelang closing market. Namun, tetap ingat bahwa risiko juga lebih tinggi karena spread melebar dan potensi slippage.

Kombinasikan analisa teknikal, fundamental, serta manajemen risiko yang disiplin agar bisa memaksimalkan peluang di closing market forex. Jika digunakan dengan bijak, fase penutupan pasar bisa menjadi kunci sukses dalam strategi trading jangka panjang.

Lita Alisyahbana
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

hadiah trading octafx
To Top