Industri perbankan Amerika Serikat (AS) selama beberapa dekade terakhir telah menjadi kekuatan utama dalam ekonomi global. Namun, dengan munculnya teknologi baru seperti blockchain dan cryptocurrency, beberapa orang khawatir bahwa industri perbankan AS bisa berada dalam bahaya. Lantas, mengapa runtuhnya perbankan di AS bisa menjadi nasib baik bagi industri kripto?
Diberitakan sebelumnya, isu mengenai runtuhnya bank besar di dunia yakni Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank (SNY) menjadi pembicaraan yang hangat di kalangan para investor. Salah satu tokoh yang mengeluarkan pernyataan keras terkait hal ini adalah Robert Kiyosaki, seorang pakar keuangan dan penulis buku terkenal yang berjudul “Rich Dad, Poor Dad“. Menurutnya, runtuhnya kedua bank ini akan berdampak besar terhadap perekonomian dunia, terutama negara-negara yang tergantung pada kinerja keuangan dari kedua bank ini.
Saat pandemi Covid-19 melanda AS misalnya, bank-bank besar dilaporkan mengalami penurunan laba dan meningkatnya jumlah kredit bermasalah. Selain itu, bank-bank besar di AS telah didenda miliaran dolar oleh pemerintah AS dalam beberapa tahun terakhir karena pelanggaran hukum. Bahkan beberapa bankir top di AS telah memperingatkan tentang bahaya yang dihadapi oleh industri perbankan AS. Salah satu bankir terkemuka, Jamie Dimon dari JPMorgan, telah menyebutkan bahwa teknologi blockchain adalah ancaman bagi bisnis perbankan tradisional.
Baca Juga: Teknologi Blockchain dan Ancaman Bug Berbahaya dalam Cryptocurrency
Kenapa Runtuhnya Perbankan Jadi Nasib Baik Untuk Industri Kripto?
Ada beberapa alasan mengapa runtuhnya perbankan di AS bisa menjadi nasib baik bagi industri kripto.
1. Kripto sebagai Alternatif
Seiring dengan kekhawatiran di sektor perbankan tradisional, banyak konsumen di AS telah mulai beralih ke cryptocurrency sebagai alternatif untuk menyimpan dan memindahkan uang mereka. Hal ini membuka peluang besar bagi industri kripto.
2. Keamanan
Cryptocurrency seperti Bitcoin dan Ethereum, dikembangkan dengan teknologi blockchain yang sangat aman. Sementara perbankan tradisional masih mengalami pelanggaran keamanan data, kripto menawarkan sistem yang lebih aman dan terpercaya.
3. Desentralisasi
Salah satu keuntungan utama dari cryptocurrency adalah desentralisasi. Ini berarti bahwa tidak ada satu entitas yang mengontrol mata uang digital, dan keamanan jaringan tidak bergantung pada satu entitas. Hal ini memungkinkan penggunaan kripto di seluruh dunia tanpa terikat pada satu lembaga atau pemerintah.
4. Potensi Pertumbuhan
Dengan banyaknya orang yang beralih ke cryptocurrency, ada potensi pertumbuhan yang besar bagi industri ini. Banyak perusahaan baru telah muncul dan mulai menawarkan layanan dan produk yang berkaitan dengan cryptocurrency. Bahkan, beberapa perusahaan besar seperti PayPal dan Tesla telah memulai untuk mengadopsi kripto sebagai bentuk pembayaran.
5. Tantangan Bagi Kripto
Namun, meskipun ada banyak potensi pertumbuhan, industri kripto juga menghadapi banyak tantangan. Beberapa tantangan utama termasuk keamanan, regulasi, dan stabilitas harga. Selain itu, banyak orang masih merasa skeptis tentang cryptocurrency dan teknologi blockchain.
Baca Juga: Panduan Cara Investasi Kripto Jangka Panjang
Memicu Hiperinflasi
Sementara itu, mengutip dari Liputan6.com, Public Relations Tokocrypto, Bianda Ludwianto mengatakan runtuhnya bank merupakan sentimen positif untuk aset kripto, terutama Bitcoin (BTC). BTC dikembangkan dengan tujuan sebagai layanan peer-to-peer transaksi dan lahir dari ketidakpercayaan Satoshi Nakamoto terhadap krisis bank-bank pada 2009.
“Krisis terhadap bank-bank besar bisa menimbulkan efek domino ke market kripo, baik itu positif maupun negatif. Hal positif adalah tingginya ketidakpercayaan masyarakat terhadap bank akan menguntungkan aset kripto sebagai tempat penyimpanan aset mereka. Ini akan meningkatkan akumulasi dan pembelian aset yang mendorong market kripto reli”, katanya.
Bianda juga menambahkan, bahwa krisis perbankan AS akan juga akan memicu skenario hiperinflasi. Apabila suku bunga mengalami penguatan maka aset-aset berisiko akan mengalami pelemahan. Begitu juga sebaliknya. Dengan pelemahan suku bunga acuan, maka para investor akan mencoba untuk mengalihkan sebagian asetnya ke aset lebih beresiko atau banyak trader yang menunggu suku bunga acuan bank mulai menurun.
Baca Juga: 5 Strategi Trading Crypto Terbaik Bagi Pemula
- Menggunakan Pola Quasimodo Forex untuk Trading Reversal - Desember 10, 2024
- Cara Membaca Pola Impulsif dan Korektif dalam Pola Elliott Wave Forex - Desember 4, 2024
- Inilah 5 Cara Mendapatkan Rebate Forex Secara Maksimal! - Desember 3, 2024
Pingback: Pasar Crypto Terdampak Kebijakan Dedolarisasi?