Dalam dunia trading, level support dan resistance adalah konsep fundamental yang digunakan oleh para trader untuk menganalisis pergerakan harga suatu aset. Support adalah tingkat harga di mana aset cenderung berhenti jatuh dan mulai naik, sedangkan resistance adalah tingkat harga di mana aset cenderung berhenti naik dan mulai turun. Salah satu alat yang populer digunakan untuk menentukan level support dan resistance adalah indikator Pivot Points.
Sebagaimana diketahui, bahwa Pivot Points adalah alat analisis teknikal yang digunakan untuk mengidentifikasi level harga utama yang dapat berfungsi sebagai support atau resistance. Artikel ini akan membahas secara rinci cara menghitung, menggunakan, serta kelebihan dan kekurangan Pivot Points dalam trading. Bagaimana penjelasannya? Berikut ulasan lengkapnya!
Baca Juga: Strategi Pivot Point Dalam Forex: Pengertian, Jenis, Dan Cara Menghitungnya
Apa Itu Indikator Pivot Points?
Definisi
Pivot Points adalah indikator teknikal yang digunakan untuk menentukan level support dan resistance berdasarkan harga tertinggi, harga terendah, dan harga penutupan periode sebelumnya. Indikator ini pertama kali digunakan oleh trader di pasar saham dan kini banyak diterapkan dalam forex serta aset lainnya.
Mengapa Pivot Points Populer?
Pivot Points sangat populer karena:
1. Sederhana dan mudah digunakan – Tidak memerlukan perhitungan kompleks seperti indikator lainnya.
2. Berlaku di berbagai time frame – Cocok untuk trader jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Digunakan oleh banyak trader – Karena banyak yang menggunakannya, level Pivot Points sering menjadi titik psikologis yang berpengaruh pada pergerakan harga.
Cara Menghitung Pivot Points
Pivot Points dihitung berdasarkan data harga sebelumnya. Berikut rumus dasar yang digunakan:
Rumus Pivot Points Standar
Pivot Point utama (PP) dihitung sebagai rata-rata dari harga tertinggi, terendah, dan penutupan sesi sebelumnya:
Pivot Point (PP) = (High + Low + Close) / 3
Dari Pivot Point utama ini, kita bisa menghitung level support dan resistance sebagai berikut:
1. 1 (R1) = (2 x PP) – Low
2. Resistance 2 (R2) = PP + (High – Low)
3. Resistance 3 (R3) = High + 2(PP – Low)
4. Support 1 (S1) = (2 x PP) – High
5. Support 2 (S2) = PP – (High – Low)
6. Support 3 (S3) = Low – 2(High – PP)
Contoh Perhitungan
Misalkan harga tertinggi sesi sebelumnya adalah 1.1500, harga terendah 1.1450, dan harga penutupan 1.1480.
1. PP = (1.1500 + 1.1450 + 1.1480) / 3 = 1.1477
2. R1 = (2 x 1.1477) – 1.1450 = 1.1504
3. R2 = 1.1477 + (1.1500 – 1.1450) = 1.1527
4. R3 = 1.1500 + 2(1.1477 – 1.1450) = 1.1554
5. S1 = (2 x 1.1477) – 1.1500 = 1.1454
6. S2 = 1.1477 – (1.1500 – 1.1450) = 1.1427
7. S3 = 1.1450 – 2(1.1500 – 1.1477) = 1.1404
Dengan perhitungan ini, kita mendapatkan level-level penting yang bisa digunakan dalam trading.
Jenis-Jenis
Selain Pivot Points standar, ada beberapa variasi lain yang digunakan oleh trader:
1. Fibonacci Pivot Points
Menggunakan rasio Fibonacci untuk menentukan level support dan resistance.
2. Camarilla Pivot Points
Lebih cocok untuk day trading karena memberikan lebih banyak level support dan resistance.
3. Woodie’s Pivot Points
Berbeda dengan standar karena memberikan bobot lebih pada harga penutupan terbaru.
4. Demark Pivot Points
Menggunakan metode berbeda dengan mempertimbangkan harga pembukaan sesi saat ini.
Baca Juga: Inilah Cara Menghitung Indikator Pivot Point Forex Secara Manual dan Otomatis
Cara Menggunakan Pivot Points dalam Trading
1. Mengidentifikasi Potensi Titik Pembalikan Harga
Trader bisa melihat apakah harga mendekati level support atau resistance untuk menentukan apakah harga akan berbalik atau menembus level tersebut.
2. Menggunakan Pivot Points sebagai Support dan Resistance Dinamis
Jika harga berada di atas Pivot Point utama, ini bisa menjadi sinyal bullish. Jika harga berada di bawahnya, ini bisa menjadi sinyal bearish.
3. Kombinasi dengan Indikator Lain
Agar lebih akurat, Pivot Points bisa dikombinasikan dengan indikator lain seperti:
1. RSI (Relative Strength Index) untuk mengukur momentum pasar.
2. MACD (Moving Average Convergence Divergence) untuk melihat arah tren.
Strategi Trading dengan Pivot Points
1. Breakout Trading
Trader menunggu harga menembus resistance atau support yang kuat sebelum masuk posisi.
2. Bounce Trading
Jika harga mendekati support dan menunjukkan sinyal pembalikan, trader bisa mengambil posisi beli.
3. Scalping dengan Pivot Points
Trader jangka pendek bisa menggunakan Pivot Points untuk masuk dan keluar pasar dengan cepat.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
1. Sederhana dan objektif – Tidak memerlukan parameter subjektif seperti moving average.
2. Bisa digunakan di berbagai time frame – Cocok untuk intraday, swing, atau long-term trading.
3. Digunakan oleh banyak trader – Membuat level-level Pivot Points lebih relevan.
Kekurangan
1. Tidak selalu akurat – Kadang-kadang harga bisa menembus level Pivot Points dengan mudah.
2. Perlu konfirmasi tambahan – Sebaiknya dikombinasikan dengan indikator lain agar lebih valid.
Kesimpulan
Indikator Pivot Points adalah alat yang sangat berguna dalam trading untuk menentukan level support dan resistance secara objektif. Dengan menggunakan perhitungan sederhana, trader bisa mendapatkan wawasan berharga tentang pergerakan harga dan meningkatkan strategi trading mereka. Namun, penting untuk mengonfirmasi sinyal dari Pivot Points dengan indikator lain agar keputusan trading lebih akurat.
Bagi trader pemula, indikator Pivot Points bisa menjadi titik awal yang baik untuk memahami analisis teknikal. Sementara itu, trader berpengalaman bisa menggunakannya sebagai bagian dari strategi yang lebih kompleks. Semoga artikel ini membantu meningkatkan pemahaman Anda tentang indikator Pivot Points dan bagaimana menggunakannya secara efektif dalam trading!
Baca Juga: Inilah Cara Efektif Menerapkan Strategi Pivot Point dalam Jurnal Trading Anda
- Safe Haven Effect: Mengapa Investor Beralih ke Emas? - April 23, 2025
- Panduan Menjalankan Strategi Trading Pullback dengan Trendline dan Channel - April 22, 2025
- Cara Membaca Indikator Stochastic Forex Berdasarkan Fungsinya - April 21, 2025
