Hacker dilaporkan berhasil mencuri mata uang kripto senilai total US$ 625 juta atau Rp 8,8 triliun dari Ronin Network. Untuk informasi, Ronin Network adalah blockchain yang menjalankan game NFT populer Axie Infinity.
Operator Ronin dan Axie Infinity, Sky Mavis, mengungkapkan pembobolan ini pada hari Selasa, 29 Maret lalu. Ronin menyebutkan, peretas menggunakan private keys curian (password yang diperlukan untuk mengakses dana kripto) dan kabur dengan uang tersebut.
Melansir dari The Verge, Sky Mavis telah membekukan transaksi di jembatan Ronin, memungkinkan penyetoran dan penarikan dana dari blockchain perusahaannya. Sky mavis juga menyebut tengah bekerja sama dengan badan penegak hukum untuk memulihkan sebanyak 173.600 Ethereum dan US$ 25,5 juta dari pelaku pembobolan.
“Peretasan ini terjadi karena rekayasa sosial, bukan kesalahan teknis,” kata Aleksander Larsen, kepala operasi dan salah satu pendiri Sky Mavis.
Aleksander mengatakan, Sky Mavis berkomitmen untuk memastikan semua dana yang dicuri akan diganti. Setelah aksi peretasan ini, pengembang telah meningkatkan validator dari lima menjadi delapan dan berkomunikasi secara intensif dengan tim keamanan di bursa utama.
Namun, Sky Mavis memastikan kalau token ‘axie‘ yang dibutuhkan untuk mengakses Axie Infinity tidak ikut terdampak dari aksi peretasan ini. Begitu juga dengan mata uang dalam game tersebut, yaitu SLP dan AXS, yang dipakai untuk bertarung dan mengembangbiakkan karakter axolotls yang mirip Pokemon itu.
“Seperti yang kita lihat, Ronin tidak kebal terhadap eksploitasi dan serangan ini semakin memperlihatkan pentingnya memprioritaskan keamanan, tetap waspada, dan memitigasi semua ancaman,” tulis Sky Mavis dalam pernyataannya.
“Kami tahu kepercayaan perlu diperoleh dan kami menggunakan semua sumber daya yang ada untuk membuat keamanan paling canggih dan mencegah terjadinya serangan semacam ini di masa depan,” tambahnya
Untuk informasi, asus yang dialami Ronin Network sendiri merupakan yang terbesar saat ini. Rekor sebelumnya dipegang terjadi Poly Network pada Agustus 2021, dengan dengan kerugian mencapai 600 juta dolar AS (sekitar Rp 8,6 triliun). Namun sang peretas secara sukarela mengembalikan kripto curiannya.
Mengutip dari CNBC pada hari Rabu (11/8/2021), peretas mengeksploitasi kerentanan sistem di Poly Network. Poly Network sendiri adalah sebuah platform yang menghubungkan berbagai blockchain. Situs itu juga mengaku ribuan token digital berhasil diambil salah satunya adalah Ether.
- Menggunakan Indikator DiNapoli Stochastic untuk Sinyal Trading yang Akurat - September 30, 2024
- Apa Saja Manfaat Penting Watchlist Trading Forex Bagi Trader? - September 27, 2024
- Self Control Trading Forex: Strategi untuk Hindari Kerugian - September 26, 2024