Crypto

Aset NFT Mulai Sepi Peminat, Pasar Terus Merosot

Aset NFT Mulai Sepi Peminat, Pasar Terus Merosot

Aset NFT Mulai Sepi Peminat, Pasar Terus Merosot

Pasar aset NFT atau Non Fungible Token diberitakan mulai sepi peminat. Dikabarkan bahwa penurunan volume perdagangan dan harga aset kripto termasuk NFT menunjukkan harga terendah dan telah anjlok.

Menurut laporan DappRadar yang dikutip dari Cointelegraph, penurunan ini didominasi oleh amblesnya harga dasar NFT Bored Ape Yacht Club sebanyak 53 persen menjadi 72,5 ETH. Kemudian disusul koleksi CryptoPunks yang harganya jatuh sebanyak hampir 20 persen menjadi 83,72 ETH.

Dari laporan Cointelegraph diungkapkan bahwa goncangan pasar NFT ini terjadi karena sejumlah faktor. Misalnya, ada kekhawatiran akan adanya gelombang pasar NFT. Selain itu, penurunan pasar NFT ini terjadi tidak terlepas dari fluktuasi harga Ethereum (ETH). Harga NFT memang dikutip dalam mata uang asli Blockchain tempat mereka diluncurkan. Jadi, harga NFT akan turun dalam penilaian pasar ETH.

Baca Juga: Memahami Staking NFT dan Panduan Cara Kerjanya

Sedangkan, pasar ETH yang sedang bearish menjadi salah satu pendorong utama di balik statistik NFT yang buruk. Harga 1 ETH telah turun dari US$4.950 pada November 2021 menjadi di bawah US$1.500 pada Agustus 2022.

Penurunan aset kripto telah membuat banyak investor ritel terguncang. Studi dari Pew Research Center menemukan, 46 persen orang AS mengaku investasi mereka jauh dari harapan. Meskipun kripto cukup populer setahun terakhir, Pew menemukan hanya 16 persen orang dewasa AS yang berinvestasi di aset tersebut.

Pengertian NFT

Untuk informasi, NFT adalah aset digital yang mewakili objek dunia nyata seperti seni, musik, item dalam game, hingga video. NFT bisa dibeli dan dijual secara online, seringkali dengan aset cryptocurrency atau mata uang kripto dan umumnya dikodekan dengan software.

Mengutip Forbes, NFT sudah ada sejak tahun 2014 dan sempat menjadi terkenal karena menjadi cara yang populer untuk membeli atau menjual karya seni digital. Dan NFT sendiri juga umumnya satu dari jenis, atau setidaknya salah satu dari proses yang sangat terbatas, dan memiliki kode pengenal yang unik.

Dengan Non Fungible Token, karya seni dapat ‘ditokenisasi’ untuk membuat sertifikat kepemilikan digital yang dapat dibeli dan dijual. Seperti kripto, catatan tentang siapa yang memilikinya akan disimpan di buku besar bersama yang dikenal sebagai Blockchain.

Catatan itu tidak dapat dipalsukan karena buku besar dikelola oleh ribuan komputer di seluruh dunia. Oleh karena itu, sebuah karya seni NFT selalu unik dan dapat diautentikasi dengan teknologi Blockchain melalui sertifikat keaslian dan kepemilikan yang tidak dapat diubah. Pembeli dapat melacak kembali kepemilikan dari sebuah NFT ke pencipta tanpa perantara atau rumah lelang untuk mengkonfirmasi.

Baca Juga: Sejumlah Risiko Dibalik Cuan NFT

Transaksi Aset NFT di OpenSea Turun 99 Persen

Volume transaksi aset NFT di marketplace populer OpenSea tengah lesu, seiring dengan rontoknya harga Ethereum. Pasalnya, setelah sempat mencetak rekor tertinggi, volume perdagangan harian NFT di OpenSea dilaporkan menurun hingga 99 persen bila dibandingkan dengan 1 Mei 2022.

Padahal pada 1 Mei, OpenSea tercatat mencetak rekor volume perdagangan harian tertinggi sebesar 405,75 juta dollar AS atau setara Rp 6 triliun. Namun, pada 28 Agustus lalu, volume transaksi NFT harian di OpenSea anjlok ke kisaran angka 5 juta dollar AS saja (sekitar Rp 74,2 miliar).

Penurunan besar-besaran dalam volume transaksi harian NFT di OpenSea ini juga diikuti oleh penurunan drastis pada aspek jumlah pengguna dan harga NFT di OpenSea. Dari segi pengguna, DappRadar mencatat terdapat 24.020 pengguna pada 28 Agustus 2022. Angka tersebut sepertiga lebih sedikit daripada jumlah pengguna NFT pada 1 Mei lalu.

Juru bicara OpenSea mengatakan bahwa perusahaan tidak khawatir tentang penurunan volume perdagangan ini.

“Kami memainkan permainan panjang karena kami melihat apa yang mungkin terjadi. Jadi, kami tidak terlalu khawatir dengan volatilitas jangka pendek”, dikutip dari Fortune.com pada Rabu (31/8/2022).

Baca Juga: Biaya-biaya Lain Dibalik Penjualan NFT

Serupa dengan OpenSea, platform jual beli NFT BendDAO dilaporkan tengah mengalami krisis likuiditas akibat aksi penjualan NFT secara massal selama beberapa bulan terakhir. Kondisi tersebut bahkan membuat BendDAO gagal membayar pinjaman dalam mata uang dolar. Demi mengantisipasi terjadinya pembengkakan lebih lanjut akibat memudarnya popularitas NFT, BendDAO terpaksa mengubah ambang batas likuidasi NFT mereka dari 95 persen menjadi 70 persen.

William Adhiwangsa
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
To Top