Finansial

Berinvestasi dengan Dollar Cost Averaging, Apa Itu?

Dalam ilmu keuangan khususnya dunia investasi, diketahui memang memiliki beragam strategi yang coba ditawarkan bagi para calon investor. Dari mulai investasi dengan strategi yang sederhana, bahkan hingga daftar investasi yang memiliki sekian rumus yang sangat kompleks. Namun, tahukah Anda bahwa terdapat satu jenis investasi yang disebut dengan Dollar Cost Averaging (DCA)?

DCA sendiri digadang-gadang sebagai salah satu strategi investasi di pasar modal yang sering digunakan oleh para investor untuk bisa meraih profit yang menjanjikan. Selain itu, DCA juga dianggap sebagai salah satu bentuk investasi yang mudah dilakukan atau dipelajari oleh para investor pemula. Lalu, apa itu Dollar Cost Averaging? Dan mengapa strategi investasi tersebut terlihat menarik? Simak penjelasannya pada artikel berikut!

Apa Itu Dollar Cost Averaging?

Dollar Cost Averaging atau yang kerap disingkat dengan DCA, adalah sebuah strategi berinvestasi secara rutin pada aset yang sama dalam jangka waktu tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Ini merupakan strategi diversifikasi waktu. Metode ini dapat dipakai pada saham yang dinilai sebagai investasi jangka panjang yang menguntungkan.

Seperti yang diketahui, bahwa pasar modal terlihat sangat sulit untuk diprediksi dan terkesan rumit bagi para pemula yang akan mencoba memulai investasi. Dan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, strategi investasi DCA dapat dianggap sebagai solusi bagi para investor pemula. Ini artinya, alih-alih menunggu waktu yang tepat untuk melakukan investasi, Dollar Cost Averaging adalah cara bagi investor pemula untuk memulai dengan menabung secara rutin.

Strategi ini berjalan atas dasar bahwa pasar selalu fluktuatif, terkadang naik dan turun. Jika Anda berinvestasi secara besar sekaligus, maka ketika pasar turun, tak ada yang tersisa dari nilai investasi Anda. Sebaliknya, jika Anda berinvestasi secara bertahap, saat pasar turun, nilai investasi Anda memang turun. Tapi, Anda masih bisa menambah investasi baru dengan modal yang lebih murah.

Berinvestasi Dollar Cost Averaging, Apa Itu?

Berinvestasi Dollar Cost Averaging, Apa Itu?

Bagaimana Cara Kerja dari Dollar Cost Averaging?

Sebagai contoh panduan bagi Anda untuk memahami strategi Dollar Cost Averaging adalah dengan melihat pada kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun 2008 saat terjadi krisis global. Saat itu, IHSG memberi imbal hasil -50,64%.

Ketika itu jika investor membeli unit reksa dana langsung dengan nominal Rp 100 juta di awal tahun, maka pada akhir tahun investasinya hanya tinggal Rp 49,36 juta. Namun, hasil yang berbeda akan didapatkan oleh investor yang menggunakan strategi Dollar Cost Averaging dengan menyetor dana Rp 8,33 juta per bulan (total Rp 100 juta setahun). Dengan strategi tersebut, dapat diartikan bahwa investor hanya merugi sebesar 33,72% dan total dana investasi pada akhir tahun adalah menjadi Rp 66,27 juta.

Sementara itu, Forbes menjelaskan, bahwa melalui strategi Dollar Cost Averaging, investor dapat menghilangkan emosi dari investasi dengan membeli sejumlah kecil aset dalam jumlah yang sama secara teratur, misalnya secara bulanan atau mingguan. Namun sebagai catatan penting, bahwa strategi Dollar Cost Averaging hanya dapat bekerja dengan baik jika performa dari saham atau produk investasi yang Anda pilih terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu.

Kelebihan Dollar Cost Averaging:

1. Mudah dilakukan oleh investor pemula.
2. Investasi ini menawarkan modal yang kecil.
3. Ancaman risiko yang dapat diminimalisir.
4. Terhindar dari pengaruh tekanan emosional.

Kekurangan Dollar Cost Averaging:

1. Anda harus menyediakan dana secara konsisten.
2. Strategi ini hanya mampu meminimalisir risiko jika pasar turun dan akan naik.
3. Saat pasar selalu naik dan terus naik (yang mana juga jarang terjadi), Anda mungkin merasa menyesal karena tidak investasi maksimal sejak awal.

Itulah penjelasan mengenai strategi Dollar Cost Averaging. Dalam prakteknya, tentunya setiap strategi investasi menguntungkan, serta masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Meski Dollar Cost Averaging terlihat mudah, namun jangan menganggap bahwa semua kemudahan ini tanpa resiko. Pada kesimpulannya, Anda sebagai investor tidak boleh untuk terlalu menggampangkan instrument investasi. Dan pilihan strategi investasi tetap berada pada tangan Anda.

Salam sukses!

Lita Alisyahbana
1 Comment

1 Comment

  1. Pingback: Penurunan Transaksi Aset Kripto Dianggap Wajar, Mengapa?

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top