Bursa kripto Binance berkomitmen dalam usahanya dengan menyiapkan dana pemulihan sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 15 triliun. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk memulihkan industri aset kripto akibat kebangkrutan yang dialami oleh FTX. Namun, dalam kabar yang terbaru jumlah dana yang disiapkan oleh Binance dapat meningkat dua kali lipat. Artinya, dana tersebut dapat berubah menjadi US$ 2 miliar atau sekitar Rp 30 triliun jika diperlukan di masa depan.
Diketahui, CEO Binance Changpeng Zhao dinilai muncul sebagai penyelamat untuk mengisi celah yang ditinggalkan oleh Bankman-Fried dan hadir sebagai penyelamat di pasar kripto. Dia memperkirakan program ini akan berlangsung sekitar enam bulan, dan menerima aplikasi dari investor untuk menyumbangkan dana tambahan. Bahkan dirinya juga menekankan hal ini dijalankan secara “fleksibel pada struktur investasi” dan menerima kontribusi dalam bentuk token, uang tunai, dan hutang.
Binance sendiri mengungkapkan jika sudah ada sekitar 150 perusahaan yang telah mengajukan dana dukungan tersebut. Namun, pasar kripto tidak menunjukkan perubahan yang signifikan terkait kabar ini. Dan bahkan, diperkirakan volume perdagangan yang tipis akan terjadi di Amerika Serikat (AS) saat orang Amerika merayakan liburan Thanksgiving.
Baca Juga: Mata Uang Kripto Akan Punah!
Bursa Kripto FTX Ajukan Bangkrut
Diberitakan sebelumnya, bursa kripto FTX mengajukan perlindungan kebangkrutan kepada otoritas Amerika Serikat (AS) pada Jumat (11/11/2022) waktu setempat. Bahkan Sam Bankman-Fried yang merupakan CEO FTX mengundurkan diri dari jabatannya terkait masalah ini.
Mengutip dari Reuters, diketahui bahwa platform perdagangan mata uang digital ini telah berjuang untuk mengumpulkan dana guna mencegah kebangkrutan. Pasalnya, para investor bergegas menarik US$ 6 miliar atau setara Rp 92,84 triliun dari FTX hanya dalam waktu 72 jam. Dan bursa kripto kompetitor, Binance membatalkan kesepakatan penyelamatan yang diusulkan pekan ini.
FTX yang berafiliasi dengan Alameda Research dan sekitar 130 perusahaan lain telah memulai proses pengajuan Chapter 11 di Delaware, AS. Runtuhnya bursa kripto FTX yang disebut mendadak ini cukup mengejutkan. Dimana FTX sebelumnya mampu mengumpulkan 400 juta dolar AS dari investor pada bulan Januari. Dalam pengajuan kebangkrutan setebal 23 halaman, FTX mengindikasikan memiliki lebih dari 100.000 kreditur. Dan aset dalam kisaran US$ 10 miliar hingga US$ 50 miliar, serta kewajiban dalam kisaran US$ 10 miliar hingga US$ 50 miliar.
Baca Juga: Bangkrutnya Bursa Kripto FTX dan Sosok Caroline Ellison
Bappebti Hentikan Perdagangan Aset Kripto FTX
Sementara itu, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) secara resmi menghentikan perdagangan aset kripto Token FTX. Hal tersebut ditegaskan oleh Didid Noordiatmoko selaku Plt Kepala Bappebti. Langkah tersebut ditempuh setelah Token FTX mengajukan kebangkrutan ke pengadilan Amerika Serikat (AS). Dimana kondisi tersebut telah membuat masyarakat melakukan penarikan besar-besaran dan harga Token FTX terus turun secara drastis.
Didid mengatakan, “Bappebti mengambil langkah penghentian tersebut menyusul kejatuhan FTX ke dalam krisis pada 11 November 2022 silam. Saat ini, FTX dalam proses mengajukan status pailit di sistem pengadilan Amerika Serikat. Terkait hal itu, banyak nasabah melakukan penarikan dari FTX secara besar-besaran dan menyebabkan harganya turun drastis”.
Untuk informasi, Bappebti menghentikan perdagangan aset kripto Token FTX pada 14 November 2022 lalu. Dan Token FTX termasuk salah satu dari 383 aset kripto yang dimuat dalam Peraturan Bappebti No 11/2022 tentang Penetapan Daftar Aset Kripto yang Diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto.
Didid menambahkan, Bappebti melakukan pengawasan yang intens melalui pengawasan ke para pedagang aset kripto yang memfasilitasi perdagangan Token FTX. Dengan demikian, setiap calon pedagang fisik aset kripto yang memperdagangkan Token FTX wajib memperhatikan, memantau, dan menganalisis perkembangan Token FTX untuk memberikan perlindungan bagi nasabah aset kripto.
Baca Juga: Warrent Buffet dan Prediksi Kehancuran Aset Kripto
- Menggunakan Pola Quasimodo Forex untuk Trading Reversal - Desember 10, 2024
- Cara Membaca Pola Impulsif dan Korektif dalam Pola Elliott Wave Forex - Desember 4, 2024
- Inilah 5 Cara Mendapatkan Rebate Forex Secara Maksimal! - Desember 3, 2024
Pingback: Bursa Kripto Line Bitfront Hentikan Operasi!