Bisnis

Ditinggal Aramco, Kilang Pertamina di Cilacap Jadi Rebutan Investor

PT Pertamina (Persero) sudah memutuskan akan mengembangkan Kilang Cilacap meski tanpa Saudi Aramco. Dan sejumlah perusahaan menyatakan minat untuk menggarap proyek tersebut. Nicke Widyawati -Direktur Utama Pertamina- berkomentar mengenai hal ini.

Pada diskusi hari Senin (15/6/2020) yang disiarkan via sosial media Facebook, Nicke mengatakan, “Jadi sekarang ada beberapa perusahaan yang menyatakan minat untuk kemudian berpartner dengan Pertamina”.

Meski Saudi Aramco mundur dari kerjasama proyek kilang minyak itu, Nicke memastikan bahwa Pertamina tetap berkomitmen untuk melanjutkan proyek pembangunan kilang meski tanpa perusahaan tersebut.

Nicke menjelaskan, “Ya memang kita juga mengatakan kalau dealnya itu tidak terjadi karena Aramco menawar kilang eksisting kita terlalu murah, bedanya itu US$ 1 bilion lebih gitu. Nah kalau aset negara kemudian dihargai lebih murah US$ 1 bilion ya kan masalah, masalah ini kerugian negara, ya lebih baik tidak deal kalau begitu”.

Ditinggal Aramco, Kilang Pertamina di Cilacap Jadi Rebutan Investor

Ditinggal Aramco, Kilang Pertamina di Cilacap Jadi Rebutan Investor

Ia menambahkan, bahwa proyek kilang memang dipandang kurang menarik. Tetapi yang akan dibangun pihaknya bukan hanya kilang minyak. Pertamina akan membangun kilang minyak yang diintegrasikan dengan pabrik petrokimia. Konsep ini akan membuat Internal Rate Return (IRR) atau tingkat pengembalian modal menjadi lebih menjanjikan dari proyek tersebut.

Dalam penjelasannya, Nicke mengatakan, “Nah petrokimia ini menjadi salah satu bisnis Pertamina ke depan ketika nanti fossil fuel atau BBM itu demand-nya turun, maka si kilang ini kemudian produksinya kita ubah menjadi memproduksi produk-produk petrokimia, sehingga secara IRR pun masih menarik. Jadi kita komit kita lanjutkan dan progres-progres di lapangan berjalan terus”.

Mengenai hengkangnya Saudi Aramco dari proyek Kilang Cilacap, juga dikomentari oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir. Ia mengatakan rencana kerjasama ini sudah terlalu lama, sehingga sudah waktunya untuk diakhiri.

Pada hari Jumat (12/6/2020) yang lalu di kantornya, Erick Tohir menjelaskan, “Kalau ada kerjasama-kerjasama yang awalnya diinginkan tetapi memang, mohon maaf sudah terlalu lama, nggak bisa jalan, sudah waktunya di akhiri”.

Erick juga mengatakan, bahwa Indonesia memiliki dua hal luar biasa, yakni market besar dan sumber daya alam besar. Ia yakin akan ada partner baru atau buat sendiri harus ada deadlinenya.

Lita Alisyahbana
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top