Finansial

Inggris Diam-Diam Ingin Stop Hubungan dengan China

Surat kabar The Times melaporkan, bahwa Boris Johnson -Perdana Menteri Inggris- telah meminta pegawai negeri sipilnya untuk membuat rencana yang bisa mengakhiri ketergantungan negara tersebut dengan China mengenai impor, terutama soal impor pasokan medis vital dan barang lainnya yang terkait dengan wabah virus corona.

Mengutip dari Reuters, surat kabar The Times mengabarkan, “Sederet rencana yang diberi label kode ‘Project Defend‘ itu termasuk mengidentifikasi kerentanan ekonomi utama Inggris terhadap pemerintah asing yang berpotensi bermusuhan sebagai bagian dari pendekatan baru yang lebih luas terhadap keamanan nasional”.

Beberapa sumber yang dikutip oleh Reuters, juga mengabarkan bahwa dua kelompok kerja telah dibentuk sebagai bagian dari proyek tersebut. Satu diantaranya dari sumber itu mengatakan, bahwa tujuan dari proyek itu adalah untuk mendiversifikasi jalur pasokan agar tidak lagi bergantung pada satu negara saja untuk tiap produk makanan yang penting.

Media itu juga menulis, “Johnson mengatakan kepada anggota parlemen bahwa ia akan mengambil berbagai langkah untuk melindungi basis teknologi Inggris. Di mana tinjauan pemerintah juga diharapkan akan mencakup peralatan perlindungan pribadi dan obat-obatan”.

Inggris Diam-Diam Ingin Stop Hubungan dengan China

Inggris Diam-Diam Ingin Stop Hubungan dengan China

Johnson mengumumkan langkah ini di tengah meningkatnya tekanan yang dilakukan oleh banyak negara terhadap China karena kegagalannya membendung penyebaran virus corona ke berbagai penjuru dunia.

Langkah yang sama juga dilakukan oleh anggota senat Amerika Serikat mengenai hubungannya dengan negeri tirai bambu itu. Mereka bahkan telah membahas dan menyiapkan RUU di bidang pasar modal, yaitu “Holding Foreign Companies Accountable Act”. RUU ini akan menekan perusahaan-perusahaan China yang tercatat di bursa AS seperti Alibaba Group Holding Ltd. dan Baidu Inc.

Keputusan untuk menyetujui RUU itu dilakukan di waktu yang tidak seperti biasanya, sebagai cerminan bahwa ada kemarahan di antara para anggota parlemen AS terhadap China akibat dari penanganan terhadap virus corona. Dengan RUU tersebut, nantinya akan menyulitkan beberapa perusahaan China untuk melakukan debut di bursa saham AS.

Jika melihat data pada Worldmeters, Inggris berada di urutan negara kelima dengan jumlah 250.908 kasus positif, dengan 36.042 kasus kematian akibat virus corona.

Lita Alisyahbana
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trading Saham di EXNESS
To Top