
Volatilitas Bitcoin vs. Volatilitas Forex: Mana yang Lebih Berisiko?
Dalam dunia trading dan investasi, istilah “volatilitas” sering kali menjadi momok sekaligus peluang. Bagi sebagian trader, volatilitas adalah musuh yang harus dihindari, namun bagi yang lain, volatilitas justru menjadi ladang emas untuk meraih profit besar dalam waktu singkat. Dua instrumen keuangan yang paling sering disorot terkait volatilitasnya adalah bitcoin dan forex (foreign exchange). Namun pertanyaannya kemudian adalah, volatilitas bitcoin vs. volatilitas forex: mana yang lebih berisiko?.
Sebagaimana diketahui, bitcoin sebagai mata uang kripto pertama dan paling populer di dunia, dikenal dengan pergerakan harga yang ekstrem dalam waktu singkat. Sementara itu, pasar forex, yang merupakan pasar keuangan terbesar dan paling likuid di dunia, juga tak luput dari gejolak harga, meskipun dengan karakteristik yang berbeda. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai volatilitas bitcoin dan forex, serta mencoba menjawab pertanyaan besar: mana yang lebih berisiko? Berikut adalah penjelasan lengkap yang wajib Anda baca!
Baca Juga: Bitcoin Halving: Pengertian dan Efek Terhadap Pasar Kripto
Apa Itu Volatilitas?
Volatilitas adalah ukuran statistik dari besarnya fluktuasi harga suatu aset dalam periode waktu tertentu. Semakin tinggi volatilitas, semakin besar perubahan harga yang terjadi dalam kurun waktu singkat. Dalam konteks pasar keuangan, volatilitas mencerminkan ketidakpastian dan risiko yang melekat pada suatu instrumen.
Terdapat dua jenis volatilitas utama:
1. Historical Volatility: Mengukur perubahan harga yang telah terjadi di masa lalu.
2. Implied Volatility: Merupakan ekspektasi pasar terhadap besarnya fluktuasi harga di masa depan, biasanya tercermin dalam harga opsi.
Faktor-faktor yang memengaruhi volatilitas meliputi:
1. Ketersediaan informasi.
2. Tingkat likuiditas pasar.
3. Kebijakan ekonomi dan politik.
4. Sentimen pasar.
5. Kejadian global yang berdampak signifikan.
Mengenal Volatilitas Bitcoin
Sejarah Singkat Pergerakan Harga Bitcoin
Sejak diluncurkan pada tahun 2009, bitcoin telah mengalami perjalanan harga yang penuh gejolak. Pada awalnya, harga bitcoin tidak mencapai satu dolar AS. Namun, pada tahun 2017, bitcoin mencatat rekor harga sekitar $20.000 sebelum akhirnya terjun bebas ke bawah $4.000 dalam waktu kurang dari setahun. Kemudian, pada tahun 2020-2021, bitcoin kembali mencetak rekor baru dengan menembus harga $60.000, sebelum mengalami koreksi tajam.
Penyebab Utama Volatilitas Bitcoin
1. Keterbatasan Likuiditas
Dibandingkan dengan pasar forex, pasar bitcoin memiliki likuiditas yang jauh lebih kecil. Ini membuat harga lebih mudah terpengaruh oleh order dalam jumlah besar.
2. Faktor Spekulasi
Sebagian besar pelaku pasar bitcoin adalah spekulan, bukan pengguna untuk transaksi sehari-hari. Hal ini membuat harga bitcoin sangat sensitif terhadap sentimen pasar.
3. Berita Regulasi dan Adopsi Teknologi
Pengumuman terkait regulasi kripto di suatu negara atau adopsi bitcoin oleh institusi besar dapat memicu pergerakan harga yang sangat tajam.
4. Perilaku Investor Ritel
Mayoritas volume perdagangan bitcoin berasal dari investor ritel yang cenderung bereaksi emosional terhadap pergerakan harga.
Contoh Kasus Pergerakan Ekstrem
Contoh nyata volatilitas ekstrem Bitcoin terjadi pada bulan Mei 2021, ketika harga anjlok lebih dari 30% hanya dalam satu hari setelah adanya berita larangan penambangan kripto di Tiongkok.
Mengenal Volatilitas Forex
Gambaran Umum Pasar Forex
Pasar forex merupakan pasar keuangan terbesar di dunia dengan volume transaksi harian mencapai lebih dari $6 triliun. Pasar ini memperdagangkan mata uang dari berbagai negara, di antaranya pasangan mayor seperti EUR/USD, GBP/USD, dan USD/JPY.
Penyebab Volatilitas di Pasar Forex
1. Intervensi Bank Sentral
Kebijakan moneter seperti perubahan suku bunga atau quantitative easing sangat memengaruhi nilai tukar mata uang.
2. Data Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Rilis data seperti GDP, inflasi, dan tingkat pengangguran dapat memicu volatilitas tinggi.
3. Stabilitas Geopolitik
Konflik politik atau ketidakpastian global sering kali menyebabkan ketidakpastian di pasar Forex.
4. Volume Transaksi Tinggi
Meskipun volume tinggi cenderung membuat pasar lebih stabil, reaksi terhadap berita besar dapat menyebabkan pergerakan tajam.
Perbandingan Volatilitas Antar Pasangan Mata Uang
1. Pasangan Mayor: Relatif stabil karena volume transaksi besar.
2. Pasangan Minor dan Exotic: Lebih volatile karena likuiditas rendah dan sensitivitas tinggi terhadap berita regional.
Baca Juga: 5 Alasan Volatilitas Forex Menjadi Faktor Penting dalam Trading
Perbandingan Volatilitas Bitcoin vs Forex
1. Data Historis Volatilitas
Berdasarkan data historis, volatilitas bitcoin secara signifikan lebih tinggi dibandingkan pasangan mata uang mayor di forex. Rata-rata volatilitas harian bitcoin berkisar antara 4-10%, sementara pasangan mayor forex seperti EUR/USD biasanya hanya bergerak 0,5-1% per hari.
2. Durasi dan Frekuensi Fluktuasi Harga
Bitcoin sering mengalami fluktuasi besar dalam hitungan menit hingga jam, sedangkan pergerakan signifikan di forex lebih sering terjadi saat rilis data ekonomi atau pernyataan bank sentral.
3. Likuiditas Pasar
Pasar forex jauh lebih likuid dibandingkan pasar bitcoin. Likuiditas tinggi di forex membantu mengurangi risiko slippage. Sementara di bitcoin, perbedaan antara harga bid dan ask bisa sangat lebar saat volatilitas tinggi.
4. Efek Berita dan Event Global
Di forex, dampak berita makroekonomi dan kebijakan moneter sangat jelas dan terukur. Di bitcoin, berita teknologi, adopsi institusi, hingga cuitan tokoh berpengaruh seperti Elon Musk bisa memicu lonjakan atau penurunan harga drastis.
5. Waktu Aktif Pasar
Pasar forex buka 24 jam selama 5 hari kerja, sedangkan pasar bitcoin aktif 24 jam setiap hari tanpa henti. Ini menyebabkan potensi fluktuasi harga bitcoin lebih tinggi karena tidak ada sesi penutupan pasar.
Mana yang Lebih Berisiko?
Risiko Trading Bitcoin
1. Risiko Pasar dan Sentimen: Harga bitcoin sangat dipengaruhi oleh hype, FOMO (Fear of Missing Out), dan ketakutan pasar.
2. Risiko Keamanan dan Teknologi: Potensi serangan siber, kegagalan platform, dan kehilangan private key adalah ancaman nyata.
3. Kurangnya Regulasi: Pasar bitcoin masih minim regulasi, sehingga rawan manipulasi harga dan penipuan.
Risiko Trading Forex
1. Leverage Tinggi dan Margin Call: Broker forex menawarkan leverage tinggi yang meningkatkan potensi profit, tetapi juga meningkatkan risiko kerugian besar.
2. Risiko Intervensi Pemerintah: Intervensi mendadak oleh bank sentral dapat membuat pasar bergerak di luar prediksi.
3. Risiko Makroekonomi: Ketidakpastian global seperti krisis ekonomi atau ketegangan geopolitik dapat memicu fluktuasi besar.
Profil Trader yang Cocok
1. Bitcoin: Cocok untuk trader yang agresif, berani mengambil risiko tinggi, dan mampu mengelola emosi.
2. Forex: Cocok untuk trader yang mengandalkan analisis fundamental dan teknikal dengan strategi jangka pendek hingga menengah.
Tips Mengelola Risiko di Kedua Pasar
1. Pentingnya Money Management: Tentukan batas kerugian maksimal dalam setiap posisi.
2. Penggunaan Stop-Loss dan Take-Profit: Disiplin dalam menetapkan target keuntungan dan batas kerugian.
3. Memahami Psikologi Trading: Kendalikan emosi saat menghadapi volatilitas tinggi agar tidak mengambil keputusan impulsif.
4. Diversifikasi Portofolio: Jangan menaruh semua modal pada satu instrumen atau pasar.
5. Perhatikan Faktor Fundamental dan Sentimen Pasar: Pahami kondisi pasar sebelum masuk posisi.
Baca Juga: 8 Daftar Indikator Volatilitas Forex yang Wajib Anda Ketahui
Kesimpulan
Volatilitas adalah pisau bermata dua dalam dunia trading. Baik bitcoin maupun forex memiliki karakteristik volatilitas yang unik, masing-masing dengan tingkat risiko yang berbeda. Bitcoin cenderung lebih volatile dan berisiko tinggi karena faktor spekulasi, likuiditas rendah, dan minimnya regulasi. Sementara itu, volatilitas forex, meskipun lebih stabil, tetap memiliki risiko besar terutama karena leverage tinggi dan faktor makroekonomi.
Tidak ada jawaban mutlak mengenai pasar mana yang lebih berisiko, karena semuanya kembali kepada gaya trading, tujuan investasi, dan toleransi risiko masing-masing individu. Pemahaman yang mendalam dan pengelolaan risiko yang disiplin adalah kunci utama untuk bertahan dan sukses di kedua pasar ini.
- Safe Haven Effect: Mengapa Investor Beralih ke Emas? - April 23, 2025
- Panduan Menjalankan Strategi Trading Pullback dengan Trendline dan Channel - April 22, 2025
- Cara Membaca Indikator Stochastic Forex Berdasarkan Fungsinya - April 21, 2025

Pingback: Hubungan Bitcoin Futures dan Keuntungannya Pada Forex