Sampai dengan hari ini, Bitcoin masih menjadi mata uang kripto paling terkenal di dunia. Tetapi, sebelum mencapai harga yang fantastis di hari ini, Bitcoin sendiri memiliki perjalanan panjang yang dimulai pada tahun 1990-an. Hingga pada tahun 2008-2009, Bitcoin hadir dan membuat banyak orang heboh. Namun tahukah Anda jika Bitcoin memiliki siklus Bitcoin Halving? Dan juga tahukah Anda bahwa siklus Bitcoin tersebut memiliki pengaruh terhadap market?
Untuk itu, pada kesempatan ini mari membahas tentang Bitcoin Halving dan efeknya terhadap pasar kripto. Bagi Anda yang ingin terjun sebagai investor kripto, maka artikel ini menjadi penting untuk Anda baca sebagai bahan tambahan wawasan. Berikut penjelasan lengkapnya!
Baca Juga: 4 Fakta yang Membuat Bitcoin Jadi Kripto Paling Populer
Pengertian Bitcoin Halving
Dikutip dari berbagai sumber, dijelaskan bahwa Bitcoin Halving merupakan peristiwa penting yang terjadi tiap empat tahun. Di mana pada kesempatan ini, jaringan Bitcoin merilis koin baru di pasar melalui proses penambangan. Proses penambangan tersebut berjalan dengan verifikasi blok Bitcoin atau kelompok transaksi.
Bitcoin sendiri memiliki berbagai fitur penting sebagai aset kripto pertama di dunia. Salah satu fitur penting tersebut adalah halving, yakni pemotongan imbalan terhadap penambang atau miner hingga setengah dari jumlah awal. Penambang atau miner adalah seseorang atau kelompok yang menambah blok baru dalam sistem Blockchain.
Hal ini sudah dituliskan dalam kode yang mendasari Bitcoin untuk menjaga inflasi. Selama proses halving, pasokan Bitcoin yang masuk ke pasar akan dikurangi sehingga membuat harga menjadi melesat. Jika mau melihat ke beberapa tahun yang lalu, proses halving juga pernah dilakukan pada bulan Agustus 2012. Dalam empat minggu setelah halving, harga Bitcoin mengalami peningkatan 34 persen. Dimulai dari US$ 9,5 menjadi US$ 12,5/koin.
Hal yang sama juga dilakukan lagi pada bulan Juni di empat tahun berikutnya. Bitcoin mengalami kenaikan hingga 45 persen dan diperdagangkan di US$ 660/koin sebelum halving. Tapi yang terjadi setelah proses halving malah kebalikannya, harganya justru turun menjadi 30 persen menjadi US$ 465/koin.
Enam bulan setelah proses halving di tahun 2016 itu, harga Bitcoin mencetak rekor baru yakni US$ 1.160/koin. Setelah periode ini, Bitcoin terus menanjak dan mencetak harga tertinggi sepanjang sejarah pada bulan Desember tahun 2017. Ketika itu harga Bitcoin mencapai US$ 20.000/koin.
Meski sejarah menunjukkan hal yang berubah-ubah, hal ini dapat memberikan wawasan tentang perilaku yang memungkinkan dari kedua aset dan pasar. Dan proses halving tidak bisa dihindari dan begitu juga mengenai konsekuensinya.
Baca Juga: Bagaimana Jika Bitcoin Telah Habis Ditambang?
Efek Bitcoin Halving
Tahun ini menjadi tahun pasar kripto sedang dalam fase bearish. Jika dilihat secara historikal, tahun bearish terjadi setelah Bitcoin mengalami all time high dan terjadi setiap empat tahun sekali. Yakni ketika seperti terjadi pada 2014 dan 2018 silam.
Salah satu pergerakan harga kripto adalah Bitcoin Halving, yang merupakan peristiwa empat tahun sekali. Yaitu hadiah untuk para penambang Bitcoin akan dibagi dua setiap 210 ribu blok yang terjadi sampai mencapai batas maksimum kapasitas Bitcoin, yakni 21 juta.
CEO Indodax Oscar Darmawan menjelaskan, bahwa Bitcoin Halving ini akan memengaruhi harga Bitcoin semakin naik nantinya. Karena seiring bertambahnya waktu, transaksi penambangan Bitcoin akan semakin sulit didapatkan.
“Saat ini, sudah ada sekitar 91 persen Bitcoin yang tersebar di seluruh dunia dengan total sekitar 19 juta keping. Adanya halving untuk mengurangi kecepatan penambahan Bitcoin baru dan agar BTC yang beredar tetap terjaga sehingga terhindar dari inflasi. Semakin sulit Bitcoin didapatkan, maka semakin mahal juga harga bitcoin nantinya”, jelasnya.
Oscar juga menambahkan, bahwa selain memengaruhi para trader terkait harga Bitcoin yang akan mahal. Juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi bull run pada Bitcoin dan kripto, proses Bitcoin Halving juga memengaruhi para penambang Bitcoin
“Apalagi setelah Bitcoin dan kripto dikenal masyarakat, jumlah penambang Bitcoin pun semakin bertambah. Semakin bertambahnya penambang Bitcoin, semakin sulit juga Bitcoin yang bisa didapatkan, sementara pasokan Bitcoin semakin berkurang”, katanya lagi.
Menurutnya, Bitcoin ada kemungkinan berakhir pasokannya di 2140. Setelah Bitcoin habis dan tidak ada Bitcoin Halving, maka besar kemungkinan permintaan untuk Bitcoin akan meningkat.
“Jadi, bagi para trader aset kripto yang hendak mengumpulkan portofolio Bitcoin. Mungkin bisa memulai untuk mencicil membeli di harga saat ini ketika pasar sedang bearish. Jangan lupa juga untuk terus mempelajari istilah-istilah dalam perdagangan kripto agar ilmu kita mengenai investasi kripto semakin bertambah”, tutupnya.
- Cara Membaca Pola Impulsif dan Korektif dalam Pola Elliott Wave Forex - Desember 4, 2024
- Inilah 5 Cara Mendapatkan Rebate Forex Secara Maksimal! - Desember 3, 2024
- Bagaimana Nilai Spread Forex Mempengaruhi Profit Anda? - November 22, 2024
Pingback: Aset Bitcoin Milik Perusahaan Elon Musk Rugi Rp 508 Miliar