Finansial

Perbedaan Pengertian Resesi, Reflasi, dan Stagflasi

Perbedaan Pengertian Resesi, Reflasi, dan Stagflasi

Perbedaan Pengertian Resesi, Reflasi, dan Stagflasi

Ketika membahas perihal ekonomi, tentu tidak akan lepas dari istilah ekonomi. Termasuk di dalamnya ada ruang lingkup, konsep dasar, pasar, konsumen, definisi ekonomi dan berbagai hal menarik lainnya. Termasuk pengertian resesi, reflasi, dan stagflasi misalnya.

Barangkali contoh istilah di atas kerap Anda dengar dalam kehidupan sehari-hari. Namun, apakah Anda memahaminya dengan benar? Untuk itu, artikel berikut akan membahas lebih lengkap terkait perbedaan dari resesi, reflasi, dan stagflasi. Bagi Anda yang ingin menambah wawasan seputar dunia ekonomi, maka artikel ini menjadi penting untuk Anda baca. Dan berikut ulasan selengkapnya!

Baca Juga: Memahami Istilah Fenomena Bubble Economy

Pengertian Resesi

Secara sederhana, resesi adalah kelesuan atau penurunan yang terjadi pada aktifitas ekonomi di suatu negara. Sedikit lebih meningkat bahwa resesi adalah ketika ekonomi mengalami selisih yang mencolok dalam aktivitas ekonomi. Jadi ada perbedaan yang signifikan dalam hal pengeluaran serta pemasukan.

Efek berbahaya dari resesi ekonomi adalah sifatnya yang domino. Karena resesi ini mencakup lima faktor besar ekonomi yakni tenaga kerja, investasi, pendapatan, daya beli masyarakat, dan keuntungan perusahaan. Apabila semua lima faktor besar itu mengalami penurunan, maka akan berimbas pada harga. Lalu nantinya harga tersebut akan berimbas terhadap pendapatan GDP yang menurun.

Dan ketika resensi ekonomi ini terjadi secara global, maka akan ada banyak investasi yang mengalami sebuah penurunan. Hal tersebut berdampak pada sebuah pemutusan hubungan kerja yang berakibat pada adanya pengangguran. Hal ini dikarenakan daya beli masyarakat yang juga menurun dan berimbas pada perusahaan yang ada.

Penjelasan Reflasi

Dikutip dari berbagai sumber, dijelaskan bahwa istilah reflasi merupakan kondisi di mana tingkat resesi serta angka inflasi yang sama-sama tinggi. Salah satu dampak buruk dari kondisi ini adalah meningkatnya suku bunga acuan bank sentral di berbagai negara.

Baca Juga: Inflasi: Pengertian, Penyebab, Jenis, Dampak Negatif dan Positifnya

Kenaikan suku bunga dan inflasi tinggi diprediksi akan terus kejar-kejaran. Jika kondisi ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka kemungkinan kondisi stagflasi akan terjadi yaitu situasi dimana pertumbuhan ekonomi melambat dan bahkan cenderung turun namun inflasinya tinggi.

Sekadar informasi, reflasi merupakan gabungan dari istilah resesi dan inflasi. Reflasi terjadi bila resesi dan inflasi berada di tingkat yang tinggi. Sementara itu, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, reflasi memiliki pengertian sebuah usaha untuk mengembalikan nilai uang kepada nilai sebelum inflasi.

Definisi Stagflasi

Istilah stagflasi pertama kali digunakan pada tahun 1960-an oleh politisi Inggris Macleod di tengah kondisi ekonomi yang sedang mengalami tekanan saat itu. Saat memberikan pidato di Dewan Rakyat Britania Raya ketika itu, Macleod menggambarkan kondisi inflasi sekaligus stagnasi yang terjadi di Inggris sebagai situasi stagflasi.

Berbeda dengan resesi dan reflasi, istilah stagflasi dijelaskan sebagai siklus ekonomi yang ditandai dengan pertumbuhan yang lambat. Dan juga tingkat pengangguran yang tinggi disertai dengan inflasi. Dengan kata lain, stagflasi ekonomi adalah kombinasi dari tiga hal negatif. Yakni pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, pengangguran yang lebih tinggi, dan harga yang lebih tinggi.

Baca Juga: Deflasi: Pengertian dan Pengaruhnya Terhadap Mata Uang

Benny SR
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top