
Memahami Fenomena Bubble Economy
Pernahkah Anda mendengar istilah fenomena bubble economy atau gelembung ekonomi? Sebenarnya apa sih arti istilah ini? Bagaimana penyebabnya? Apa saja tahapannya? Dan bagaimana cara mengatasinya?
Pada ulasan kali ini, mari membahas secara lebih lengkap terkait fenomena economic bubble. Diharapkan setelah membaca tuntas artikel ini, wawasan Anda mengenai dunia investasi dan ekonomi akan semakin bertambah luas. Berikut penjelasan lengkapnya!
Pengertian Bubble Economy
Sebagian orang mungkin baru mendengar istilah bubble economy atau gelembung ekonomi. Tahukah Anda, bahwa gelembung ekonomi adalah salah satu fenomena mengerikan yang dapat terjadi pada suatu negara? Fenomena ini biasanya terjadi dalam waktu yang relatif cepat. Namun, sesuai namanya, ketika gelembung tersebut terus membesar dan pecah, situasi ini akan menyebabkan keruntuhan ekonomi yang sangat parah.
Mengutip dari Investopedia, bubble economy dijelaskan sebagai suatu siklus ekonomi di mana adanya peningkatan yang sangat cepat terhadap nilai suatu objek, terutama pada harga aset atau properti. Seperti halnya gelembung, nilai suatu objek yang memiliki peningkatan cukup cepat lama-kelamaan akan pecah.
Baca Juga: Inflasi: Pengertian, Penyebab, Jenis, Dampak Negatif dan Positifnya
Dalam kata lain, harga suatu objek yang awalnya cukup tinggi pada suatu titik akan terjun bebas menjadi sangat rendah. Dan tentu bubble ini bukan pertanda baik, karena dapat menyebabkan kerugian sangat besar terutama bagi perekonomian secara makro. Beberapa gelembung terjadi secara alami sebagai bagian dari siklus ekonomi. Tetapi beberapa juga terjadi sebagai akibat dari kelalaian investor dan berfungsi sebagai koreksi.
Penyebab
Hingga saat ini, banyak ahli yang masih memperdebatkan penyebab terkait fenomena economic bubble. Dan berikut adalah beberapa teori yang beredar:
1. Ada yang berpendapat bahwa saat satu lahan bisnis sedang tren sehingga mendatangkan keuntungan lebih. Dan perusahaan cenderung langsung menaikkan gaji karyawan. Bahkan, ada juga yang sampai memberikan bonus tambahan.
Bonus-bonus semacam itu lalu dimanfaatkan untuk pembelian aset atau properti. Karena banyak yang tertarik untuk membeli atau berbisnis sekalian di bidang properti, harga aset dan properti pun ikut naik. Hal ini kemudian memunculkan gelembung ekonomi.
2. Pendapat lain menyebutkan adanya kondisi ekonomi yang tengah cair (liquid). Dalam kondisi ini, pengajuan pinjaman uang menjadi lebih mudah. Uang yang dipinjam (dari bank) kemudian digunakan untuk membeli aset serta properti. Kondisi ini juga dikenal sebagai kondisi klasik gelembung ekonomi.
3. Ada juga yang berteori bahwa bubble economy adalah karena tidak seimbangnya cara orang mengantisipasi kesempatan yang ada. Misalnya: mengejar harga aset alih-alih melakukan pembelian berdasarkan harga intrinsik aset tersebut.
Tahapan
Diketahui, bubble economy terbentuk melalui beberapa tahapan. Setidaknya fenomena ini memiliki 5 siklus, yaitu:
1. Displacement
Proses awal terjadinya gelembung (bubble) ketika adanya peluang baru yang dirasa menguntungkan buat investor seperti teknologi baru, kebijakan ekonomi, rendahnya nilai bunga. Hal ini akan menarik perhatian banyak investor atau pengusaha untuk berbondong-bondong menginvestasikannya.
Baca Juga: Resesi Ekonomi Global Pengertian dan Faktornya
2. Boom
Proses berlanjut dengan naiknya harga secara perlahan hingga memperoleh momentum yang membuat banyak investor yang ingin ikut memasuki pasar. Semakin banyak peserta, terciptalah panggung untuk munculnya fase booming.
3. Euphoria
Tahapan ini ditandai dengan harganya yang semakin meninggi sehingga investor di awal-awal merasa senang akan hasil yang didapat. Berita mengenai keuntungan tersebut semakin tersebar, sehingga lebih banyak lagi investor yang masuk agar tak ketinggalan euphoria yang terjadi.
4. Profit Taking
Hal ini terjadi ketika para investor mulai merasa janggal dengan meningkatnya harga tersebut. Namun, memperkirakan waktu yang tepat sebelum pecahnya gelembung merupakan latihan yang sulit dan berisiko bagi kesehatan keuangan seseorang.
5. Panic
Diartikan sebagai tahap di mana gelembung mulai pecah. Di tahap ini, harga aset mulai terjun bebas dan investor mulai menjual aset mereka berapapun harganya untuk meminimalisir kerugian.
Cara Mengatasi Bubble Economy
Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebagai upaya untuk mengatasi bubble economy, diantaranya adalah:
1. Mempelajari tips cara berinvestasi cerdas tetapi aman
2. Memilih objek investasi yang tepat
3. Hindari membeli karena tren
4. Jangan hanya mengandalkan spekulasi pasar
Baca Juga: 5 Tanda Belum Siap Berinvestasi, Anda Termasuk?
Kesimpulan
Itulah ulasan lengkap mengenai bubble economy yang perlu Anda pahami. Setelah membaca artikel ini, semoga Anda mengetahui lebih jelas informasi mengenai fenomena tersebut dan penyebab juga cara untuk menghindarinya.
Bubble economy merupakan efek yang tidak ingin dialami oleh siapa pun. Terutama saat harus menderita kerugian dengan nilai yang tak main-main. Maka sebelum investasi, Anda harus mengetahui tentang tips dan cara investasi yang baik. Dan tentu saja, Anda dapat membaca artikel-artikel investasi di situs tradinguang.com ini!
Salam!
- Teknik Dasar Menentukan Forex Entry Timing dalam Open Posisi yang Menguntungkan - April 14, 2025
- 7 Alasan Edukasi Forex Broker Lokal Penting Bagi Trader Pemula - Februari 20, 2025
- Bagaimana Penerapan Smart Money Concept Forex dengan Multi-Timeframe Analysis? - Februari 7, 2025

Pingback: Negara Blok BRICS dan Kabar Indonesia Ingin Bergab
Pingback: Memaknai Aksi Profit Taking dalam Trading dan Investasi