Perusahaan investasi asal Singapura Temasek Holding, mendukung proyek cryptocurrency atau mata uang digital Facebook bernama Libra.
Chia Song Hwee -vice CEO Temasek- mengatakan, “Partisipasi kami dalam Libra Association akan memungkinkan kami berkontribusi pada jaringan pembayaran ritel global berbiaya efisien dan efektif.
Pada pertengahan tahun lalu, Facebook telah memperkenalkan Libra. Dengan visi, bawah Libra akan menjadi alat pembayaran digital alternatif secara global. Bentuknya seperti Bitcoin tetapi didukung oleh mata uang utama dunia dan memiliki aset dasar berupa surat utang negara.
Temasek tidak sendirian, mereka bersama dengan investor cryptocurrency Paradigma dan Slow Ventures bergabung dengan Libra Association, sebuah lembaga nirlaba yang akan mengelola Libra. Untuk bergabung dalam kelompok ini, perusahaan harus menyetorkan dana US$ 10 juta.
Libra rencananya akan diluncurkan pada kuartal II-2020 tetapi peluncuran uang digital tersebut mendapat penolakan dari regulator dunia. Alasannya adalah Libra dianggap memiliki risiko sistemik yang bisa membahayakan sektor keuangan karena tidak diawasi oleh bank sentral negara manapun.
Risiko sistemik yang dimaksud adalah melihat dari jumlah pengguna Facebook yang sudah di atas 2 miliar yang menjadi target pengguna Libra. Ini artinya, jika Libra bermasalah bisa berdampak sistemik pada sistem keuangan global. Jika bermasalah maka bank sentral tidak bisa melakukan aksi penyelamatan karena tidak dijamin oleh negara dan bank sentral.
Penolakan dari proyek ini berakibat dengan mundurnya sejumlah perusahaan, diantaranya adalah Visa, Mastercard dan Paypal. Mundurnya perusahaan-perusahaan tersebut beralasan agar penolakan ini tidak mempengaruhi bisnis.
Sebagai tambahan informasi, Temasek adalah lembaga investasi milik negara Singapura yang mengelola portofolio dana SG$ 313 miliar atau sekira US$ 219 miliar.
Sebelumnya dikutip dari Reuters pada Rabu (4/3/2020) yang lalu dikabarkan, “Seorang juru bicara Facebook mengkonfirmasi bahwa perusahaan sedang mengerjakan versi digital dari mata uang yang didukung pemerintah dan mengatakan masih berencana untuk menawarkan token Libra”.
Libra merupakan uang digital yang menyerupai Bitcoin. Tetapi perbedaannya adalah, Libra dikelola oleh sebuah lembaga nirlaba bernama Libra Association yang berkantor di Jenewa, Swiss. Selain itu, Libra menggunakan aset penjamin berupa surat utang negara hingga deposito perbankan, sementara Bitcoin menggunakan teknologi Blockchain sebagai aset penjaminnya.
- 5 Alasan Mengapa Mindset Trading Lebih Penting daripada Strategi dalam Forex - Desember 8, 2024
- Averaging Trading Forex: Strategi Menambah Profit dan Mengurangi Kerugian - Desember 6, 2024
- Bagaimana Cara Mendeteksi Money Game Berkedok Forex? - Desember 5, 2024