Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengancam China dengan memutus hubungan perdagangan sehari setelah pembicaraan tingkat tinggi antar kedua negara tersebut.
Sebelumnya, diplomat AS untuk Asia Timur menggambarkan tentang hubungan kedua negara itu dalam kondisi yang “tegang” seusai mengadakan pembicaraan dengan pihak China. Meski begitu, diplomat AS tersebut mengatakan bahwa dia menilai memutuskan hubungan dagang dengan China sebagai pilihan yang tidak layak.
Pada pertemuan pertama sejak beberapa bulan itu, pihak negeri tirai bambu menyatakan bahwa Beijing berkomitmen kembali pada bagian pertama dari kesepakatan perdagangan yang dicapai tahun ini. China berharap agar pada minggu-minggu mendatang akan menunjukkan apakah ada kemajuan.
Trump berupaya menyeimbangkan kembali defisit perdagangan AS yang sangat besar dengan China, tetapi hubungan kedua negara itu memburuk ketika memasuki kampanye pemilihan presiden menjelang pemilu pada November mendatang.
Pada bulan Mei lalu, Trump mengaku sudah tidak ada lagi rasa tertarik untuk berbicara dengan Presiden Xi Jinping dan ingin memutus hubungan ekonomi kedua negara. Trump bahkan meminta stafnya untuk menggodok khusus rencana pemindahan manufaktur AS dari China.
Tidak hanya itu, AS juga membuat undang-undang yang akan mendepak perusahaan China dari Wall Street. Padahal kedua negara ini sempat menandatangani perjanjian Fase I perdamaian di awal tahun lalu, setelah kurang lebih dua tahun terjebak dalam perang dagang.
Mengenai hal ini, pemerintah China telah memberikan respons. Zhao Lijian -Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China- mengatakan jika keputusan AS untuk memutuskan hubungan dengan China tidak realistis atau bijak.
Sementara itu, pada hari Rabu (17/6/2020) yang lalu, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan bahwa memisahkan ekonomi kedua negara raksasa itu mungkin agak mustahil.
Pada hari yang sama, Mike Pompeo -Menteri Luar Negeri AS- mengatakan pejabat senior China Yang Jienci menegaskan kembali berkomitmen untuk meningkatkan pembelian barang dari negeri Paman Sam. Meski begitu, pihak AS mendesak ada timbal balik yang lebih baik dari China.
Seperti yang diberitakan, hubungan antar kedua negara tersebut kini telah mencapai titik terendah dalam beberapa tahun terakhir. Ketegangan dimulai setelah penyakit wabah virus corona yang berasal dari China mulai menghantam AS.
Wabah penyakit Covid-19 membuat negara adidaya itu menetapkan lockdown di beberapa negara bagian. Kondisi ini mengakibatkan ekonomi AS menjadi carut marut. Seminggu pertama setelah lockdown diterapkan pada 19 Maret 2020, sudah ada jutaan warga AS yang mendaftar klaim asuransi untuk tunjangan pengangguran.
Trump menyalahkan China sebagai sumber dari malapetaka yang dialami negaranya. Ia dan pemerintahannya telah berulang kali menuduh China tidak transparan mengenai penyakit yang menjadi pandemi global tersebut.
- Menggunakan Pola Quasimodo Forex untuk Trading Reversal - Desember 10, 2024
- Cara Membaca Pola Impulsif dan Korektif dalam Pola Elliott Wave Forex - Desember 4, 2024
- Inilah 5 Cara Mendapatkan Rebate Forex Secara Maksimal! - Desember 3, 2024