Finansial

Ekonomi Global Bisa Anjlok Hingga Lebih Dari 7% Jika Terjadi Second Wave Covid-19

Covid-19 yang berasal dari wuhan China hingga saat ini memang masih menjadi kekhawatiran tersendiri. Pasalnya wabah yang menyerang mulai dari akhir tahun kemarin hingga saat ini masih belum usai dan mulai mempengaruhi ekonomi global.  Bahkan meskipun telah terjadi penurunan jumlah penderita covid-19 pada Wuhan itu sendiri, namun diperkirakan akan terjadi second wave covid-19. Tentunya hal tersebut akan menjadikan anjloknya ekonomi baik dalam negara maupun secara global. 

Banyaknya negara yang melonggaran akan pembatasan sosial menjadi salah satu hal yang bisa menjadi pemicu terjadinya second wave covid-19 tersebut.  Ketika infeksi gelombang kedua ini terjadi, akan menjadi salah satu pemicu menggelincirkan ekonomi global. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, banyak negara yang mewaspadai adanya sebuah gelombang pandemi Covid-19 ini.

Dalam sebuah konferensi pers virtual tanggal 16 Juni Kemarin,  Sri Mulyani mengatakan OECD telah membuat skenario ketika terdapat second wave yang menjadikan ekonomi mengalami kontraksi hingga mencapai minus 7.6%, Untuk selebihnya simak ulasannya berikut ini! 

Ekonomi Global Bisa Anjlok Hingga Lebih Dari 7% Jika Terjadi Second Wave Covid-19

Ekonomi Global Bisa Anjlok Hingga Lebih Dari 7% Jika Terjadi Second Wave Covid-19

Ekonomi Anjlok Ketika Ketika Terjadi Second Wave Covid-19 Ini Prediksi Bank Dunia

Adanya sebuah riset  yang dilakukan Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi atau yang dikenal  OECD ini ekonomi pada tahun 2021 akan lebih lambat 2.8 persen dalam pemulihannya. Hal ini tentu menjadikan ekonomi secara global anjlok.  Berikut beberapa fakta lain yang menjadikan alasan ekonomi akan anjlok ketika second wave covid-19, diantaranya:

Berdasarkan prediksi bank dunia  per Juni 2020 ini, ekonomi dunia akan mengalami sebuah kontraksi menjadi minus 5,2 persen.  Hal tersebut berdasarkan skenario yang memperhitungkan dari gelombang pertama. Adanya hal ini menjadikan sebuah pendapat bahwa ketika terjadi second wave, pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 4,2 persen saja. 

Pertumbuhan Ekonomi Mencapai Kuartal 1 Negatif, Apa Sebabnya?

Menteri Keuangan tengah menunggu pengumuman yang disiarkan oleh International Monetary Fund atau IMF dikarenakan pertumbuhan ekonomi negara yang telah mencapai kuartal 1 (Q1) namun dalam posisi negatif.  Pergerakan pada Q2 juga akan berpotensi jauh lebih buruk yang menjadikan salah satu alasan ekonomi dunia anjlok. 

1. Sektor Usaha Yang Menurun

Bidang pariwisata,  perdagangan, perhotelan,  transportasi, maupun bidang yang lainnya sangat merasakan dampak akibat pandemi Covid-19 ini. Ketika terjadi sebuah second wave, tentu akan mempengaruhi harga komoditas yang menjadi lemah,  manufaktur terganggu, bahkan sebuah proyek investasi yang akan tertunda. Bahkan tidak hanya itu, pemerintah juga telah mencoret sebuah proyeksi strategis nasional dikarenakan anggaran yang telah dialihkan pada pandemi ini.  

2. Obligasi Belum Memberikan Hasil Tinggi

Pembatasan sosial berskala besar yang menjadi salah satu bentuk antisipasi adanya covid ini memberikan dampak terhadap sebuah saham atau obligasi.  Terlebih dalam lifestyle yang menjadikan orang tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Lockdown yang berimbas pada cashflow menjadikan obligasi belum berani untuk memberikan sebuah hasil yang tinggi.

3. Naiknya Inflasi

Inflasi yang ada dikarenakan adanya cover-19 ini memang tidak dapat dipungkiri. Seperti yang diketahui bahwa saat ini berbagai tagihan tengah naik mulai dari harga pangan,  iuran BPJS, tol, maupun yang lainnya memberikan perkiraan adanya penurunan terhadap sektor ekonomi tersebut. Konsumsi domestik dengan defisit APBD yang masih bergejolak menjadi faktor lain pendukung inflasi ini. 

Ketika terjadi second wave covid-19, memang ekonomi akan sangat menurun terlebih adanya berbagai fakta yang menjadi pemicunya.  Penyerapan tenaga kerja yang menurun juga berimbas pada penurunan ekonomi. Ekonomi global memang akan sangat ditentukan oleh kondisi dari suatu negara, kegiatan atau aktivitas yang tersendat akan berimbas pada ekonomi. 

Johnson Manik
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top