Crypto

JP Morgan: Investor Kripto Diharap Waspada!

JP Morgan: Investor Kripto Diharap Waspada!

JP Morgan: Investor Kripto Diharap Waspada!

Jamie Dimon selaku CEO JP Morgan memberi kabar buruk terkait investor kripto. Pasalnya, Dimon memperingatkan akan munculnya fenomena yang lebih buruk dari resesi, yang dapat menghancurkan pergerakan pasar kripto. Pernyataan tersebut disampaikan Dimon setelah bank dunia memproyeksikan adanya perlambatan pada pertumbuhan ekonomi global selama tahun 2022.

“Sesuatu yang lebih buruk daripada resesi, kemungkinan resesi ringan akan terjadi sekitar 20 persen sampai 30 persen. Namun tidak menutup kemungkinan resesi parah akan terjadi ketika Federal Reserve menaikkan suku bunga, jelas Dimon dikutip dari Fxstreet pada hari Selasa (23/8/2022).

Meski belakangan ini laju inflasi di AS mulai mereda, namun gejolak pasar global akibat lonjakan harga pangan dan energi masih menjadi momok yang menakutkan bagi para investor pasar saham. Munculnya ancaman tersebut tak hanya memicu datangnya resesi atau pelemahan roda perekonomian. Tetapi juga telah membuat pasar kripto mengalami keruntuhan harga, bahkan selama tiga bulan terakhir volume pasar kripto diproyeksikan ambles 55 persen.

Baca Juga: Resesi Ekonomi Global Pengertian dan Faktornya

Penurunan tersebut terjadi setelah pasar kripto dilanda bear market berkepanjangan. Hingga para investor nekat menjual aset kripto demi menghindari pembengkakan kerugian. Alasan ini yang kemudian membuat volatilitas pasar kripto terus mengalami penurunan.

IMF Peringatkan Potensi Kegagalan Kripto Akan Berlanjut

Diberitakan sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memberikan peringatan kepada para investor kripto. Para peringatan tersebut, IMF menyebut bahwa tekanan aksi jual lebih lanjut dan akan lebih banyak kegagalan kripto.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Pasar Moneter dan Modal IMF Tobias Andrian. Dalam wawancaranya dengan Yahoo Finance hari Rabu (27/7/2022), Adrian mengatakan, “Kita bisa melihat aksi jual lebih lanjut, baik itu di aset kripto maupun di pasar aset berisiko seperti saham”.

Selain itu, Adrian juga memperingatkan tentang potensi stablecoin yang didukung fiat untuk mengalami keruntuhan. Hal ini merupakan sesuatu yang juga telah diperingatkan oleh Menteri Keuangan Janet Yellen dan Federal Reserve. Adrian juga membahas soal stablecoin Tether (USDT), menurutnya ada beberapa kerentanan di sana karena mereka tidak didukung satu banding satu.

Bahkan Direktur pelaksana IMF Kristalina Georgieva berkomentar jika stablecoin yang tidak didukung oleh aset adalah seperti skema piramida. Apa yang diucapkannya ini mengacu pada bencana UST yang menghancurkan pasar.

Georgieva mengatakan”, Ketika kita melihat stablecoin, ini adalah area di mana kekacauan besar terjadi. Jika stablecoin didukung dengan aset, 1:1, stabil. Ketika tidak didukung dengan aset, tetapi dijanjikan untuk memberikan pengembalian 20 persen, itu adalah piramida”.

Pasar Mulai Kehilangan Kepercayaan Investor Kripto?

Pasar kripto memang sempat dilanda bear market berkepanjangan. Bahkan selama beberapa hari terakhir perdagangan pasar kripto terpantau anjlok di kisaran US$ 21.000. Walau penurunan ini bukanlah kali pertama yang dialami oleh mata uang digital populer, Bitcoin . Seorang analis dan pedagang kripto Neko, mencatat bahwa kondisi bearish seperti ini akan terus berlanjut hingga Bitcoin jatuh ke titik US$ 10.000.

Meski begitu, sebuah perusahaan Manajemen Investasi Skybridge Capital optimis bahwa reli harga Bitcoin dapat kembali bullish menjadi US$ 300.000. Angka tersebut diprediksi dalam kurun waktu 12 hingga 24 bulan ke depan. Untuk itu investor diharap tidak kembali melakukan aksi jual massal hingga pasar kripto memberikan sinyal bull.

Jika melihat pada perdagangan hari Selasa (23/8/2022), harga mayoritas kripto utama cenderung melemah. Hal ini karena investor masih merasa khawatir atas pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS dan ketidakpastian makroekonomi global.

Investor hingga saat ini masih mengantisipasi komentar terbaru Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell. Komentar tersebut adalah tentang kondisi inflasi dan potensi kenaikan suku bunga dalam simposium ekonomi tahunan bank sentral AS yang akan dihelat di Jackson Hole, Wyoming mulai dari Kamis hingga Jumat pekan ini.

Benny SR
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top