Istilah flexing trading sempat popular di kalangan masyarat. Bahkan sudah banyak orang yang mengaku sebagai korban dari penipuan investasi dengan iming-iming flexing. Fenomena flexing sendiri erat sekali dengan media sosial, selain hanya bisa dikonsumsi ternyata flexing juga bisa menimbulkan efek negatif.
Sekadar informasi, istilah flexing sendiri diungkap ekonom Rhenald Kasali mengomentari fenomena trading dan pamer harta. Dia menyebut, bahwa broker melakukan flexing sebagai upaya marketing bidang trading demi menarik minat pelanggannya. Seperti yang diketahui, dunia investasi khusunya trading, melesat ketika pandemi Covid-19 terjadi. Dan hal ini membuat banyak orang berusaha menghasilkan uang secara online sebagai sumber pemasukan.
Namun, sayangnya, obsesi bisnis online lewat trading itu tidak disertai dengan pemahaman tentang bisnis online yang mereka anggap mampu menghasilkan keuntungan besar itu. Akibatnya, banyak masyarakat yang akhirnya menjadi korban flexing.
Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah flexing? Bagaimana cirinya? Dan adakah cara untuk menghindarinya? Artikel ini akan mencoba membahas secara lebih lengkap mengenai hal tersebut. Untuk itu, penjelasan berikut menjadi penting untuk Anda baca hingga tuntas. Dan ini ulasan lengkapnya!
Baca Juga: Penipuan Trading Forex dan Cara Untuk Menghindarinya
Pengertian Flexing Trading
Dijelaskan, bahwa flexing adalah istilah yang digunakan pada seseorang yang kerap memamerkan kekayaannya. Fenomena pamer kekayaan ini semakin popular didukung oleh adanya media sosial. Padahal sebelumnya, aksi pamer itu dianggap sebagai hal yang tabu dan tidak pantas, tapi lewat media sosial justru menjadi sesuatu yang biasa untuk dikonsumsi.
Ada beberapa hal yang biasanya dipamerkan oleh orang-orang di media sosial seperti besaran saldo ATM, gambar tumpukan uang. Juga pakaian, tas branded dengan harga mahal, jet pribadi. Dan bahkan liburan ke luar negeri atau mobil mewah dan lainnya. Perilaku flexing ini dalam praktiknya, tidak hanya digunakan sebagai bentuk pencitraan diri. Akan tetapi bisa dibuat sebagai alat pemasaran atau marketing oleh sebuah perusahaan.
Dan flexing ini dilakukan dalam rangka market signalling atau sederhananya merupakan aktivitas mengirimkan sinyal marketing. Biasanya, strategi ini dilakukan melalui bentuk kerja sama dengan influencer media sosial yang dipercaya bisa lebih cepat menarik perhatian pasar.
Ciri-Ciri Flexing
Menurut Rhenald Kasali, setidaknya terdapat 6 ciri-ciri dari flexing trading atau investasi. Mengutip dari berbagai sumber, berikut diantaranya:
1. Yang dibicarakan selalu harta dan uang
Rhenald kasali menyarankan jika yang selalu dibicarakan adalah harta dan uang, maka berhati- hatilah. Sebab, yang ada di isi kepalanya hanya harta saja.
2. Menggunakan beragam cara agar orang percaya
Modus pelaku flexing dapat bermotif apa saja. Bahkan, apapun akan digunakan untuk meyakinkan customer termasuk menggunakan hukum agama.
3. Tidak memiliki empati
Dalam kondisi perekonomian yang sangat sulit sekalipun. Para pelaku flexing ini tidak mau tahu, yang penting mereka untung, dan apa yang mereka mau bisa dibeli.
4. Bermuka dua
Disampaikan Rhenald Kasali, di awal berbisnis para pelaku flexing pasti akan mempromosikan bahwa investasi ini bagus. Bahkan dan tidak perlu belajar dan mudah menghasilkan keuntungan.
5. Penampilan menawan
Biasanya pelaku flexing menggunakan barang branded dan berpenampilan mewah. Sehingga orang hanya fokus kepada benda yang digunakan bukan bisnisnya.
6. Narsistik
Orang narsistik pasti akan merasa kagum kepada dirinya sendiri dan senang disebut paling kaya juga senang mendapat julukan.
Baca Juga: Awas! Penipuan Investasi Incar Pengguna Media Sosial
Cara Menghindari Flexing Trading
Dilihat dari dampak fenomena flexing yang digunakan hanya untuk pamer kekayaan seperti pada penjelasan di atas. Tentunya tindakan flexing akan sangat merugikan bagi diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, sebaiknya kita mengetahui cara menghindari agar tidak terjebak pada fenomena flexing. Dan berikut cara menghindarinya:
1. Berpikir kritis
2. Pahami ilmu dan teknik trading
3. Belajar untuk dapat mengendalikan diri
4. Mem-filter sosial media
5. Fokus pada tujuan
6. Berhenti untuk mencari validitas orang lain
Kesimpulan
Itulah ulasan lengkap mengenai flexing trading yang harus Anda pahami. Investasi trading memang merupakan bisnis yang keuntungannya tidak terbatas. Dan bahkan saking tidak terbatasnya, dapat membuat trader menjadi rakus dan serakah. Namun perlu Anda garisbawahi, bahwa setiap bisnis akan selalu ada risiko, tapi risikonya bisa kita meminimalisir. Dan tentunya, Anda harus paham akan ilmu trading yang baik, serta konsisten menjalankan money management yang baik pula.
Baca Juga: Jangan terjebak! Ini Cara Deteksi Penipuan Lewat Investasi Online
- Indikator Teknikal Forex yang Cocok untuk Strategi Day Trading - November 29, 2024
- Menggunakan Indikator MACD untuk Sinyal Buy dan Sell di Forex - November 28, 2024
- Pentingnya Memahami Perbedaan Buy Stop dan Buy Limit dalam Forex - November 25, 2024