Dalam kabar yang perusahaan teknologi raksasa, Microsoft, tengah mencoba meningkatkan stabilitas sistem cloud computing dengan mengeluarkan beberapa larangan. Salah satu larangan yang dimaksud adalah mengenai penambangan kripto tanpa ada izin. Sekadar informasi, pengumuman tersebut tidak disampaikan secara langsung. Melainkan diselipkan ke dalam pembaruan ketentuan lisensi universal untuk layanan online oleh Titan Windows dan Azure.
Dilansir dari Cointelegraph pada hari Jumat (16/12/2022), sebuah laporan dari The Register pada 15 Desember lalu mencatat. Bahwa Microsoft telah memperkenalkan pembatasan baru sebagai bagian dari ketentuan lisensi universal Microsoft Online Service.
Microsoft juga telah memperbarui kebijakan penggunanya yang dapat diterima pada 1 Desember. Yakni untuk mengklarifikasi bahwa “menambang cryptocurrency dilarang tanpa persetujuan Microsoft sebelumnya“. Diketahui, bahwa pembatasan penambangan kripto yang baru diterapkan ini memiliki sejumlah tujuan. Diantaranya adalah untuk melindungi layanan online dari risiko seperti penipuan dunia maya, serangan, dan akses tidak sah ke sumber daya pelanggan.
Di mana Microsoft menyatakan, “kami membuat perubahan ini untuk lebih melindungi pelanggan kami. Dan mengurangi risiko mengganggu atau mengganggu layanan di Microsoft Cloud“. Dan di sisi lain, Microsoft juga dilaporkan mungkin untuk mempertimbangkan izin pada penambangan kripto untuk tujuan pengujian dan penelitian guna deteksi keamanan.
Baca Juga: Seorang Penambang Kripto Berhasil Raup Untung Rp 312 Juta/Bulan
Penambangan Kripto dan Besarnya Konsumsi Listrik
Sebagai tambahan informasi, ada fakta baru mengenai penambangan Bitcoin. Mengutip dari BBC International hari Kamis (11/2/2021), dilaporkan bahwa berdasarkan hasil riset Universitas Cambridge, Inggris, konsumsi listrik Bitcoin dalam setahun lebih tinggi dari seluruh Argentina.
Sebagaimana diketahui, untuk menghasilkan Bitcoin dilakukan aksi mining atau penambangan. Yakni dengan melibatkan komputer khusus dan nyatanya kegiatan itu membutuhkan konsumsi daya listrik yang besar. Tak jarang komputer harus bekerja 24 jam selama tujuh hari.
Dari penelitian tersebut, konsumsi listrik untuk menambang Bitcoin mencapai 121,36 terawatt-hour (TWh) setahun. Konsumsi stabil setiap tahunnya kecuali ketika harga Bitcoin turun yang buat penambang rugi melakukan aksi mining. Peneliti Cambridge Center for Alternative Finance, Michael Rauchs mengatakan, “Bitcoin mengkonsumsi listrik sebanyak itu. Ini tidaklah sesuatu yang akan berubah di masa depan kecuali harga Bitcoin turun secara signifikan”.
Sebelumnya, kali pertama konsumsi listrik tambang Bitcoin menembus nilai tertinggi sepanjang masa adalah pada 6 November 2020. Ketika itu nilainya melampaui 9 Juli 2019 (63,16 Terawatt jam per tahun). Peningkatan konsumsi terlihat melonjak sejak 22 November 2020 (92,78 Terawatt jam per tahun).
Baca Juga: Memahami Bitcoin Mining: Pengertian dan Perangkat yang Digunakan
Pergerakan Harga Bitcoin
Sementara itu, pasar kripto terpantau anjlok pada perdagangan hari Sabtu (17/12/2022). Kondisi ini sendiri terjadi di tengah kabar adanya penarikan dana besar-besaran (bank run) di bursa kripto terbesar Binance.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 16:00 WIB, Bitcoin anjlok 3,02% ke posisi harga US$ 16.754,6/koin atau setara dengan Rp 261.287.987/koin. Sedangkan untuk Ethereum ambruk 5,63% ke posisi US$ 1.182,9/koin atau Rp 18.447.326/koin. Dalam sepekan terakhir, Bitcoin ambrol 2,34% dan Ethereum anjlok 6,49%
Bitcoin setidaknya sebulan terakhir masih cenderung sideways dan bertahan di kisaran harga US$ 16.000, di tengah masih lesunya pasar kripto. Dan koreksi kripto kembali terjadi setelah adanya kabar bahwa Mazars. Untuk informasi, Mazars adalah perusahaan laporan bukti cadangan Binance, dan menangguhkan pekerjaan untuk klien pertukaran aset kripto dan pasar global memperdagangkan penghindaran risiko.
Mazars diketahui menghentikan situs web veritas.mazars.com. Yang didedikasikan untuk audit kripto dalam suatu langkah yang mungkin menyoroti ketidaknyamanan yang ada di antara institusi tradisional untuk dikaitkan dengan proyek kripto.
Awal bulan ini, Mazars menerbitkan laporan proof-of-reserves Binance, yang menunjukkan cadangan Bitcoin itu bursa raksasa itu bisa dijamin. Namun, laporan tersebut tidak memberikan perincian tentang kontrol internal dalam margin Binance dan produk pinjaman, sehingga menimbulkan keraguan tentang kesehatan bursa.
- Cara Membaca Pola Impulsif dan Korektif dalam Pola Elliott Wave Forex - Desember 4, 2024
- Inilah 5 Cara Mendapatkan Rebate Forex Secara Maksimal! - Desember 3, 2024
- Bagaimana Nilai Spread Forex Mempengaruhi Profit Anda? - November 22, 2024