Crypto

Berapa Besar Konsumsi Listrik Untuk Menambang Bitcoin?

Seperti yang diketahui, harga mata uang digital Bitcoin terus mencetak rekor usai Tesla Inc memborong investasi mata uang kripto tersebut sebesar Rp 21 triliun.

Untuk informasi, sejumlah perusahaan raksasa mulai mengakomodir transaksi jual beli dengan menggunakan Bitcoin. Setelah Paypal dan Tesla, kini Mastercard yang akan melakukan hal serupa.

Mengutip dari CNN hari Jumat (21/2/2021) Mastercard Inc akan mendukung penggunaan beberapa jenis aset kripto dalam jaringannya pada tahun ini.

Executive Vice President Mastercard, Raj Dhamodharan mengatakan, “Filosofi kami terhadap cryptocurrency sangat lah jelas, ini tentang sebuah pilihan”.

Dampak dari pengumuman Mastercard tersebut, berhasil mengerek nilai Bitcoin tembus harga tertinggi sepanjang masa. Berdasarkan laporan Bloomberg, hari Jumat (12/2) pukul 08.50 WIB, Bitcoin berada di level US$ 48.505,33 atau naik 3,34% dibanding penutupan sesi sebelumnya di US$ 46.931,96.

Sementara itu, terkait keputusan Tesla soal Bitcoin beberapa waktu lalu, justru mendapat kritikan dari kritikus.

Pasalnya, keputusan tersebut justru akan merusak citra Tesla sebagai perusahaan yang ingin mengurangi konsumsi energi fosil dengan memanfaatkan listrik.

Tidak banyak yang mengetahui bahwa biaya untuk menambang sekeping Bitcoin itu terbilang tinggi

Menurut seorang penulis bernama David Gerad, aksi Tesla yang memborong mata uang kripto populer tersebut justru akan membuat para penambang Bitcoin lebih giat untuk melakukan penambangan dan konsumsi listrik bisa lebih tinggi lagi.

Gerad mengatakan, “Bitcoin benar-benar anti efisien, hardware penambangan yang lebih efisien tidak akan membantu. Ini berarti penggunaan energi untuk Bitcoin akan memproduksi CO2 lebih banyak.”

Gerad menambahkan, “Sangat buruk bahwa semua energi ini benar-benar terbuang dalam lotere (investasi yang spekulatif macam Bitcoin).”

Berapa Besar Konsumsi Listrik Untuk Menambang Bitcoin?

Berapa Besar Konsumsi Listrik Untuk Menambang Bitcoin?

“Elon Musk telah membuang banyak pekerjaan bagus Tesla dalam mempromosikan energi bersih. Ini sangat buruk … Saya tidak tahu bagaimana dia bisa berjalan mundur secara efektif”, ungkapnya.

Sementara itu, ada fakta baru mengenai penambangan Bitcoin. Mengutip dari BBC International hari Kamis (11/2/2021) kemarin, dilaporkan bahwa berdasarkan hasil riset Universitas Cambridge, Inggris, konsumsi listrik Bitcoin dalam setahun lebih tinggi dari seluruh Argentina.

Tambahan informasi, untuk menghasilkan Bitcoin dilakukan aksi mining atau penambangan dengan melibatkan komputer khusus dan nyatanya kegiatan itu membutuhkan konsumsi daya listrik yang besar. Tak jarang komputer harus bekerja 24 jam selama tujuh hari.

Dari penelitian tersebut, konsumsi listrik untuk menambang Bitcoin mencapai 121,36 terawatt-hour (TWh) setahun. Konsumsi stabil setiap tahunnya kecuali ketika harga Bitcoin turun yang buat penambang rugi melakukan aksi mining.

Peneliti Cambridge Center for Alternative Finance, Michael Rauchs mengatakan, “Bitcoin mengkonsumsi listrik sebanyak itu. Ini tidaklah sesuatu yang akan berubah di masa depan kecuali harga Bitcoin turun secara signifikan”.

Rauchs juga menambahkan bahwa konsumsi listrik Bitcoin bisa memberikan daya pada semua ceret yang digunakan di Inggris selama 27 tahun.

Dalam penelitian Cambridge tersebut, diketahui bahwa konsumsi Bitcoin setara dengan Argentina yang menghabiskan 121TWh per tahun. Belanda menghabiskan 108,8 TWh setahun, Arab Saudi 113,2 TWh dan Norwegia 112,2 TWh.

Sebelumnya, kali pertama konsumsi listrik tambang Bitcoin menembus nilai tertinggi sepanjang masa adalah pada 6 November 2020. Ketika itu nilainya melampaui 9 Juli 2019 (63,16 Terawatt jam per tahun).

Peningkatan konsumsi terlihat melonjak sejak 22 November 2020 (92,78 Terawatt jam per tahun).

BlockchainAnalytics menyebutkan bahwa energi listrik dalam proses penambangan Bitcoin terus meningkat. Pada tahun 2017 mengonsumsi lebih banyak listrik daripada Jamaika. Pada tahun 2018 lebih banyak daripada Nigeria. Lalu, pada 2019 lebih banyak daripada Selandia Baru.

Diprediksi, total konsumsi listrik tambang Bitcoin akan terus meningkat, seiring permintaan terhadap Bitcoin yang kian dianggap sebagai store-of-value setara dengan emas.

Lita Alisyahbana
4 Comments

4 Comments

  1. Pingback: El Salvador Gunakan Energi Gunung Api Untuk Tambang Bitcoin

  2. Pingback: Apa Perbedaan Token dan Koin dalam Cryptocurrency?

  3. Pingback: China Benar-benar Berencana Hancur Leburkan Bitcoin!

  4. Pingback: Penambang Bitcoin dan Pajak yang Akan Dinaikkan

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top