Kripto Terra Luna anjlok, benarkah BlackRock, Citadel dan Gemini dalangnya? Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, harga kripto Terra Luna anjlok terjun bebas. Bahkan harga Terra Luna anjlok hingga 98% dalam sepekan terakhir. Hal ini tentu saja membuat para investor kripto dunia merasa penasaran mengenai prediksi harga Luna ke depannya.
Pada perdagangan hari Kamis (12/5/2022) misalnya, harga Terra Luna diperdagangkan di bawah US$ 1,00 bahkan, tepatnya US$ 0,3118 atau sekitar Rp 4.544 harga terendahnya sejak September 2021. Ada beberapa hal yang dikhawatirkan dapat memicu keadaan pasar kripto.
Beberapa hal tersebut diantaranya adalah meningkatnya inflasi, kenaikan suku bunga, resesi, juga beberapa faktor lain.
Untuk informasi, Terra Luna sempat menyentuh harga tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada 5 April 2022 lalu di harga US$ 119,18 atau sekitar Rp 1,7 juta. Namun kini telah terjun bebas hingga ke di bawah US$ 1, lebih tepatnya US$ 0,09 atau setara Rp 1.314,6 per koin.
Oleh karena itu, kini kripto tersebut jatuh hingga menempati posisi 95 di situs koin CoinMarketCap, padahal Luna sendiri pernah masuk dalam 10 besar.
Baca Juga: Panic Selling di Pasar Kripto Imbas Terra Luna Anjlok
Benarkah BlackRock, Citadel dan Gemini Dibalik Anjloknya Pada Peristiwa Ini?
Terkait kasus anjloknya harga Terra Luna dan TerraUSD (UST) yang menyorot publik dunia. Bahkan raksasa keuangan BlackRock, Citadel dan Gemini dituding jadi dalang kehancuran kedua token tersebut. Mengutip dari Beritasatu.com pada hari Sabtu (14/5/2022), diberitakan bahwa kabar ini bermula cuitan (lalu dihapus) pendiri Cardano Charles Hoskinskon pada Rabu (11/5/2022) lalu.
Hoskinskon mengunggah gambar berisikan teks tentang bagaimana cara ketiga perusahaan itu merusak harga Terra (LUNA) dan UST termasuk Bitcoin secara sistematis. Gambar itu terlihat hasil screenshot dari aplikasi Telegram atas nama “Anna”.
BlackRock dan Citadel meminjam 100.000 BTC dari Gemini. Kedua perusahaan menukar (swap) 25.000 BTC itu menjadi UST. Lalu menghubungi Do Kwon (pencipta Terra Luna) dan mengatakan ingin menjual banyak Bitcoin (BTC) menjadi UST.
Dengan alasan tak ingin mengguncang pasar Bitcoin dengan akan adanya transaksi jumbo itu, BlackRock dan Citadel meminta agar Do Kwon meminta potongan harga untuk UST itu. Kwon pun setuju dengan umpan itu dan mentransfer UST yang diminta. Sehingga menekan tingkat likuiditas stablecoin itu.
Pada titik inilah, BlackRock dan Citadel menjual semua Bitcoin mereka termasuk UST. Itulah yang menyebabkan slippage yang besar dan memicu efek domino yang memaksa tekanan jual kuat untuk kedua aset itu.
Pun lagi baik BlackRock dan Citadel bahwa di aplikasi DeFi Anchor tersimpan banyak kripto Terra (Luna). Yang pada akhirnya mendorong pengguna menarik kripto yang jumlahnya lebih besar daripada yang bisa diberikan oleh Anchor dalam imbalan.
Karena aksi jual kripto LUNA semakin deras, tidaklah heran UST kehilangan pasar utamanya dan menjadikan nilainya tidak lagi 1 banding 1 lagi terhadap dolar AS.
BlackRock dan Citadel pun bisa membeli Bitcoin dengan harga diskon untuk membayar kembali pinjamannya kepada Gemini dan mengantongi selisihnya sebagai keuntungan. Ini jelas manipulasi pasar.
Baca Juga: Harga Terra Luna Anjlok, 8 Orang Diberitakan Bunuh Diri
Penjelasan Gemini Dan BlackRock Soal Terra Luna
Namun, pihak Gemini angkat bicara melalui sosial media Twitter. Pihak Gemini menyangkal melakukan kesalahan. Dan secara tegas menyatakan, bahwa mereka tidak pernah memberikan pinjaman semacam itu kepada pihak mana pun yang disebutkan dalam screenshot yang beredar.
Dalam penjelasannya, pihak Gemini mengatakan, “Kami membaca rumor yang merebak baru-baru ini, yang menggambarkan Gemini membuat pinjaman 100.000 BTC ke perusahaan besar, membuat penjualan masif terhadap kripto LUNA. Gemini tidak pernah memberikan pinjaman seperti itu”.
Sementara itu, Logan Koffler yang merupakan juru bicara BlackRock juga melakukan hal yang sama. Dalam keterangannya, Koffler mengatakan, “Rumor bahwa BlackRock memiliki peran dalam runtuhnya UST adalah keliru. Kami tidak pernah menjual dan membeli UST”.
Kripto Terra Luna dan UST Anjlok Ancam Protokol Peminjaman Kripto
Pinjaman kripto, yang menjadi tulang punggung dalam protokol keuangan terdesentralisasi (DeFi) terancam dengan penurunan yang terjadi pada Luna dan Terra USD. Logika yang berlaku di balik pinjaman kripto adalah untuk memberikan proses yang lebih cepat dan aksesibilitas bagi semua orang.
Tetapi karena runtuhnya token LUNA dan Terra USD (UST) telah mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh industri. Termasuk mempercepat penurunan harga Bitcoin. Melepaskan ikatannya dan mengulangi kekhawatiran dari institusi dan regulator tentang kelayakan kelas aset digital. Tidak menutup kemungkinan pinjaman kripto akan menjadi korban berikutnya.
Dilansir dari CoinDesk, Minggu (15/5/2022), data sekarang menunjukkan ada banyak orang yang mencari jalan keluar dari protokol DeFi. Total nilai terkunci untuk DeFi adalah USD 150 miliar atau sekitar Rp 2.191 triliun. Turun dari USD 240 miliar pada awal tahun dan dari USD 230 miliar sebulan lalu, menurut data Glassnode.
Data juga menunjukkan banyak trader memindahkan kripto mereka dari protokol DeFi ke stablecoin. Seperti USDC dengan rencana untuk bisa menjual atau menebusnya dengan dolar AS. Pasokan USDC, yang digunakan oleh institusi dan trader yang berbasis di AS karena kepatuhannya terhadap peraturan. Sekarang hanya di bawah USD 48,5 miliar, turun dari USD 53 miliar pada awal Maret.
- Strategi Forex Locking VS Hedging: Mana yang Terbaik? - Januari 19, 2025
- Seberapa Cocok Sesi Jam Forex Asia untuk Trader Pemula? - Januari 10, 2025
- Retrace Trading Forex: Definisi, Penerapan Strategi, Kelebihan dan Kekurangannya - Januari 2, 2025