Dalam laporan analisis dari Morgan Stanley diperkirakan bahwa Yuan dapat menjadi mata uang cadangan terbesar ketiga dalam waktu 10 tahun terakhir, posisinya berada tepat dibelakang Dolar Amerika Serikat (AS) dan Euro kebanggaan Eropa.
Kondisi ini dipengaruhi oleh meningkatnya investasi asing ke pasar China. Dugaan ini muncul ketika pemerintah China, selama bertahun-tahun, mencoba mempromosikan penggunaan Yuan secara, yang juga dikenal sebagai mata uang renmimbi (RMB).
Mengutip dari laporan Morgan Stanley yang dirilis pada hari Jumat (4/9/2020) lalu, saat ini Yuan telah menyumbang sekitar 2 persen dari aset cadangan devisa global, dan dapat naik menjadi antara 5 persen dan 10 persen pada tahun 2030.
Para analis mengatakan, bahwa angka tersebut melampaui level Yen Jepang dan Pound Inggris.
Perkiraan ini mengulangi prediksi yang dibuat oleh bank pada Februari 2019 yang silam.
Terhitung dalam waktu 18 bulan sejak itu, pemerintah Xi Jinping telah meningkatkan upayanya untuk memungkinkan lebih banyak lembaga keuangan asing masuk ke pasar domestik.
Para investor luar negeri juga semakin beralih ke pasar Negeri Tirai Bambu tersebut karena terdapat potensi keuntungan yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan wilayah lain.

Diam-diam Yuan China Akan Libas Dolar AS dan Euro
Laporan dari Morgan Stanley itu mengatakan, “Kami memperkirakan manajer swasta dan cadangan akan menghasilkan lebih dari US$ 150 miliar total arus masuk portofolio ke China pada 2020, untuk tahun ketiga berturut-turut, menyoroti transformasi yang sedang berlangsung. Arus masuk tahunan harus mencapai US$ 200-300 miliar pada 2021-2030”.
Morgan Stanley juga memprediksi bahwa arus masuk portofolio investasi akan menjadi lebih penting daripada investasi asing langsung dalam dekade berikutnya, dengan arus masuk kumulatif US$ 3 triliun.
Ini artinya, dengan investasi ini akan lebih banyak aset global yang akan disimpan dalam bentuk Yuan. Pemerintah China sendiri masih memegang erat mata uang, termasuk mencegah sejumlah besar modal meninggalkan negara itu.
Pada tahun 2015, IMF melakukan langkah politik yang signifikan dengan menambahkan Yuan ke dalam sekeranjang mata uang cadangan utamanya. Yuan ditambahkan ke keranjang IMF pada Oktober 2016.
Morgan Stanley dalam prediksinya menerangkan bahwa Yuan kemungkinan akan menguat pada akhir 2021 menjadi 6,6 Yuan versus Dolar AS.
Tetapi, perusahaan perbankan investasi terkenal itu juga mencatat bahwa ada beberapa risiko yang ada pada prediksi mereka. Salah satunya adalah Yuan akan tumbuh secara internasional.
Ini termasuk pembukaan pasar keuangan China yang lebih lambat dari perkiraan untuk investasi asing, volatilitas pasar global, risiko ekonomi China, dan tentunya adalah eskalasi yang signifikan dalam ketegangan antara AS dan China.
- Teknik Forex Hit and Hide dalam Strategi Scalping - April 25, 2025
- Perbedaan Sell Limit dan Sell Stop Forex yang Wajib Dipahami Trader - April 24, 2025
- Leverage dan Margin Forex: Halal atau Haram? - April 16, 2025
