Saham syariah dapat menjadi salah satu jenis investasi yang dapat Anda pilih. Seperti yang diketahui, dalam beberapa waktu belakangan ini, dunia saham menjadi topik hangat yang diperbincangkan. Sepanjang tahun 2020 saja, tercatat bahwa jumlah investor pasar modal khususnya generasi milenial, meningkat sebesar 56 persen menjadi 3,87 juta.
Hal ini dapat diartikan bahwa minat dari kalangan tersebut mulai membanjiri pasar modal Indonesia. Mulai dari orang biasa, hingga influencer dan public figure mulai menampilkan unggahan terkait investasi saham. Bahkan secara terang-terangan mereka memberikan rekomendasi saham-saham tertentu.
Untuk informasi, kunci utama sukses dalam dunia saham bukan saja tentang dana yang cukup. Tetapi juga pengetahuan yang luas mengenai dunia saham. Pada kesempatan kali ini mari membahas terkait investasi saham syariah. Baik itu mengenai pengertian, cara investasi, keuntungan dan risiko. Untuk itu silahkan menyimak ulasannya secara lengkap pada artikel berikut ini!
Apa Itu Investasi Saham?
Dalam pengertiannya, investasi saham memiliki definisi sebagai kegiatan membeli saham dan menyimpannya hingga harga aset tersebut mengalami kenaikan harga. Saat berinvestasi saham, aset yang dimiliki akan ditahan dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, dalam investasi saham, aset yang dibeli seringkali memiliki likuiditas yang rendah dengan risiko yang tidak terlalu besar.
Baca Juga: Mau Investasi Saham, Belajar Dulu atau Langsung Terjun?
Pada investasi saham, pelaku investasi saham disebut sebagai investor. Yakni, seseorang/pihak yang memiliki sekian jumlah dana untuk investasi di pasar saham. Investasi ini memiliki sifat jangka panjang, bahkan hingga hitungan puluhan tahun. Ada beberapa pertimbangan sebelum investor membeli saham, salah satunya yakni kinerja perusahaan.
Sementara terkait modal, investasi saham kerap kali membutuhkan pendanaan yang terbilang besar. Hal ini karena produk investasi pada investor skalanya besar. Perusahaan-perusahaan yang sudah maju dengan performa bagus akan menjadi target pendanaan.
Apa yang Dimaksud dengan Saham Syariah?
Saham syariah merupakan efek berbentuk saham yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di Pasar Modal. Merujuk dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saham syariah diartikan sebagai aktivitas atau transaksi di pasar modal syariah termasuk dalam kelompok muamalah dan diperbolehkan selama tidak melanggar ketentuan syariat Islam.
Mengutip dari “Buku Saku OJK”, dijelaskan bahwa penerapan prinsip syariah di pasar modal bersumber pada Al-Quran dan Hadits Nabi SAW. Selanjutnya, para ulama melakukan penafsiran atas perintah dan larangan dalam kedua sumber tersebut.
Salah satu pembahasan ilmu penafsiran tersebut merupakan ilmu fiqih yang mencakup fiqih ibadah yang mengatur manusia dengan Tuhan dan fiqih muamalah yang mengatur hubungan antar sesama manusia. Fiqih muamalah inilah yang menjadi dasar seluruh kegiatan pasar modal syariah. Adapun transaksi yang dilarang menurut syariah, antara lain transaksi yang mengandung ketidakpastian (gharar), permainan yang tergolong judi (maisir), riba dan penawaran palsu (najash).
Dari penjelasan di atas, maka investasi syariah dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penanaman modal yang dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan hukum Islam. Hal ini juga diatur dalam fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor 80/DSN-MUI/III/2011.
Baca Juga: Apakah Saham Riba? Ini Syarat Terhindar dari Saham Riba
Bagaimana Cara Investasi Saham Syariah?
Ada sejumlah panduan penting yang harus dipahami jika Anda tertarik dengan investasi saham syariah. Berikut diantaranya!
STOS
Bagi Anda yang ingin berinvestasi saham syariah dapat mencoba menggunakan Shariah Online Trading System (SOTS). Sekadar informasi, SOTS adalah sistem jual beli saham secara online yang memenuhi prinsip-prinsip syariah. Dengan menggunakan SOTS, investor hanya bisa membeli saham syariah. Selain itu, transaksi beli saham syariah hanya dapat dilakukan secara tunai sehingga tidak boleh ada transaksi margin (margin trading).
Perusahaan sekuritas besar umumnya menyediakan aplikasi transaksi saham syariah. Aplikasi tersebut telah disesuaikan dengan prinsip syariah di pasar modal dan telah lulus uji sertifikasi MUI. Hal ini dapat diartikan, bahwa hanya emiten berbasis Syariah yang ada di aplikasi SOTS. Dengan begitu Anda tidak akan keliru berinvestasi.
Membuka Rekening Efek Syariah
Setelah Anda memilih perusahaan sekuritas, langkah selanjutnya adalah membuka rekening efek syariah. Syarat dokumen pembukaan rekening efek syariah sama dengan konvensional, yaitu: fotokopi KTP, fotokopi buku tabungan, dan fotokopi NPWP.
Selain itu, Anda mungkin juga akan diminta untuk melengkapi dokumen tambahan sesuai peraturan sekuritas tersebut.
Sebagai tanda bahwa Anda berhasil membuka rekening efek Syariah adalah mendapatkan akun Rekening Dana Nasabah (RDN). Anda juga akan mendapatkan username dan password untuk login ke aplikasi SOTS.
Buka DES
Jika Anda telah memiliki rekening saham konvensional, Anda dapat memilih saham syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah yang disusun oleh OJK. DES biasanya diterbitkan secara berkala pada akhir Mei atau November setiap tahunnya.
Sesuai dengan namanya, DES memuat daftar saham-saham syariah. Sebagai contoh, daftar ini tidak memuat saham-saham bank berbasis bunga, saham perusahaan rokok atau saham perusahaan minuman beralkohol.
Pembelian Saham dengan Modal Kecil
Pada tahap ini, nominal rupiah yang ditransfer untuk membeli emiten saham syariah bervariasi. Artinya kondisi ini mengikuti kemampuan ekonomi Anda juga kebijakan perusahaan sekuritas.
Penting untuk Anda pahami, bahwa investasi saham dengan modal kecil juga dapat berguna untuk mencegah kerugian yang besar. Dan tentu saja, keuntungan yang dapat diperoleh juga tidak sebesar jika Anda menggunakan modal yang besar.
Baca Juga: Jangan Lagi Takut Berinvestasi, Berikut Tips Main Saham Untuk Pemula
Pentingnya Pengecekan
Jangan lupa juga untuk selalu melakukan pengecekan secara berkala kinerja saham syariah Anda. Pengecekan tersebut dapat dilakukan setiap 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan seterusnya. Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan lagi apakah keputusan investasi yang diambil sudah benar atau belum.
Keuntungan
1. Deviden
Pembagian keuntungan yang berasal dari keuntungan perusahaan.
2. Capital Gain
Selisih antara harga beli dan harga jual.
Risiko
1. Capital Loss
Investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.
2. Risiko Likuidasi
Perusahaan dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau dibubarkan.
3. Delisting dari Bursa
Penghapusan pencatatan saham dari Bursa oleh BEI.
4. Delisting dari DES
Saham keluar dari Daftar Efek Syariah dan harus dijual atau dibeli di efek konvensional.
Baca Juga: Peluang Investasi Saham Dan Keuntungannya
Kesimpulan
Itulah ulasan lengkap terkait dengan investasi saham syariah. Baik itu dari pengertian, cara investasi, keuntungan serta risikonya. Saham syariah dapat menjadi salah satu jenis investasi yang dapat Anda pilih. Kehadiran saham syariah kini dapat menjadikan umat muslim bisa lebih tenang dalam berinvestasi saham. Dimana kini sudah ada fatwa yang mengatur investasi yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal.
- 5 Alasan Mengapa Mindset Trading Lebih Penting daripada Strategi dalam Forex - Desember 8, 2024
- Averaging Trading Forex: Strategi Menambah Profit dan Mengurangi Kerugian - Desember 6, 2024
- Bagaimana Cara Mendeteksi Money Game Berkedok Forex? - Desember 5, 2024
Pingback: Memahami Jenis Saham: Blue Chip, Middle Cap, dan Small Cap