Seperti yang diketahui, dalam beberapa waktu belakangan ini, investasi saham menjadi topik hangat yang diperbincangkan. Sepanjang tahun 2020, tercatat bahwa jumlah investor pasar modal khususnya generasi milenial, meningkat sebesar 56 persen menjadi 3,87 juta. Ini artinya, minat dari kalangan tersebut mulai membanjiri pasar modal Indonesia.
Mulai dari orang biasa, hingga influencer dan artis ibu kota mulai menampilkan unggahan terkait investasi saham, bahkan secara terang-terangan mereka memberikan rekomendasi terkait saham-saham tertentu.
Banyak investor pemula yang justru salah kaprah menilai pasar saham sebagai jalan pintas untuk menambah hartanya. Apalagi memang beberapa bulan terakhir pasar modal Indonesia tengah rebound setelah anjlok di awal pandemi Covid-19.
Tak bisa dipungkiri, bahwa penambahan investor saham belakangan ini sebagai penanda yang baik, namun ada sisi lain dari fenomena tersebut. Yakni, banyak investor pemula yang nekat berusaha membeli saham menggunakan uang panas, mulai dari uang hasil pinjaman online, bahkan hingga menggadaikan surat tanah dan BPKB mobil.
Dengan iming-iming keuntungan yang besar, membuat tidak sedikit masyarakat yang tergiur dengan keuntungan investasi saham, sehingga mereka membeli tanpa mempelajarinya terlebih dahulu.
Direktur The Indonesia Capital Market Institute (TICMI) Dwi Shara Soekarno mengatakan, bahwa orang-orang yang ingin berinvestasi seharusnya mempelajari lebih dalam soal investasi, termasuk produk-produk yang ingin dibeli.

Mau Investasi Saham, Belajar Dulu atau Langsung Terjun?
Melansir dari CNBC Indonesia hari Rabu (27/1/20210, Shara menyampaikan, “Menurut saya, ketika ingin berivestasi dimanapun, mau itu real asset, mau itu saham, properti, emas, people assets seperti saham atau obligasi, kita harus belajar dulu, gak asal nyemplung, gak langsung”.
Shara menganalogikan investasi dengan membeli sebuah produk biasa. Menurutnya “Ini sama halnya dengan investasi di pasar modal, tentu kita harus belajar dulu sebelum kita memutuskan untuk membeli apa.”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ketua Dewan Pelaksana Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal (LSPPM), Haryajid Ramelan, ia mengingatkan terkait hal-hal yang perlu diperhatikan saat berinvestasi saham.
Mengutip CNBC Indonesia hari Selasa (19/1/2021), Haryajid mengatakan “Kalau untuk pemula kuasai knowledge dulu, karena saham jangan beli kucing dalam karung. Membeli saham juga rela menahan emosi”.
Ia menyebut bahwa proses belajar bisa dilakukan dengan menimba ilmu dari para senior. Menurutnya, mereka dapat menceritakan pengalaman saat melakukan investasi selama bertahun-tahun.

Pingback: Bursa Efek Indonesia Resmi Tutup Kode Broker
Pingback: Right Issue Saham: Pengertian, Pengaruh, dan Keuntungannya
Pingback: Indeks Dow Jones: Pengertian dan Sejarahnya
Pingback: Running Trade Saham: Pengertian dan Manfaatnya Bagi Investor
Pingback: Istilah Investasi Saham: Perbedaan Capital Gain dan Deviden